[:id]Bijaksana Kelola Sumber Daya Air, Kunci Pertanian Berkelanjutan[:]

[:id]

Jember, 27 Desember 2017

Air merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan, termasuk dalam usaha pertanian. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya air menjadi salah satu kunci pertanian yang berkelanjutan. Guna memberikan pengalaman langsung bagaimana sumber daya air dikelola, Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Air Pertanian (MPSAP) Universitas Jember mengadakan studi lapangan bagi mahasiswanya. Kegiatan diadakan di Kebun Kertosari, Kabupaten Jember (21/12), yang merupakan kebun tembakau milik PTPN X. Selain bertemu manajemen Kebun Kertosari, mahasiswa juga berdiskusi dengan Dinas PU, Bina Marga dan Pengairan Jember, serta petani yang tergabung dalam Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dalam melakukan pengelolaan air.

Menurut Luh Putu Suciati, Ketua Program Studi MPSAP, studi lapang kali ini merupakan praktik dari mata kuliah Dinamika Sosial, Etika dan Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumberdaya Air. “Kami sengaja mengajak mahasiswa untuk belajar mengenai dinamika sosial yang terjadi antara PTPN X, dengan petani pengguna air beserta pihak lain yang terkait. Proses penggunaan air, cara pembagian air, kemudian proses pemberian air pada tembakau serta bagaimana kelembagaan dalam HIPPA. Semuanya dipelajari pada studi lapang ini,” tutur Luh Putu Suciati.

Luh Putu Suciati melanjutkan, walaupun Indonesia merupakan satu dari 10 negara yang memiliki sumberdaya air yang melimpah, namun sayangnya sumber daya air tersebut masih belum dimanfaatkan secara bijak. Hal tersebut menimbulkan beberapa permasalahan dalam pemanfaatan air. Pertama, variasi musim dan ketimpangan spasial ketersediaan air menyebabkan air pada saat musim hujan tersedia melimpah, dan pada musim kemarau mengalami kekurangan air bahkan kekeringan. Kedua, terbatasnya jumlah air yang dapat dieksplorasi dan dikonsumsi serta jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan air terus meningkat pula.

Sementara itu Prof. Rudi Wibowo, Direktur Program Pascasarjana Universitas Jember menambahkan, pengelolaan sumberdaya air yang kurang tepat akan mengakibatkan krisis sumberdaya air dan berdampak juga pada ketahanan pangan. Oleh karenanya diperlukan pengelolaan sumberdaya air yang mempertimbangkan satu kesatuan hidrologi antar wilayah dan antar pengguna, baik bidang pertanian, domestik dan industri. “Untuk menjawab tantangan permasalahan pengelolaan sumberdaya air pertanian, Universitas Jember berkontribusi dengan mendirikan Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Air Pertanian,” urainya.

Kedatangan para mahasiswa MPSAP di Kebun Kertosari disambut langsung oleh general manager-nya, Laurentius Tumanggor yang banyak menjelaskan mengenai pengelolaan air dalam pertanian komoditas tembakau. Kegiatan lantas dilanjutkan dengan diskusi bersama para petani anggota HIPPA. Para mahasiswa juga turun langsung melihat praktek pengelolaan air dengan mengunjungi saluran irigasi di dua lokasi, yakni dam Gempal dan dam Maling.

Kegiatan studi lapang diharapkan menambah pengalaman sekaligus bekal bagi para mahasiswa MPSAP dalam memahami sistem pengelolaan dan pembagian air, serta pemanfaatan air bagi kehidupan masyarakat. Baik pengelolaan air bagi pertanian, kebutuhan domestik maupun skala industri. Seperti yang disampaikan oleh Jenitra, mahasiswi MPSAP, menurutnya studi lapang memberikan kesempatan langsung pada mahasiswa untuk melihat kondisi riel di lapangan.

Harapan senada disampaikan oleh Prof. Rudi Wibowo.  “Studi lapang ini sangat penting karena sejalan dengan visi Universitas Jember dalam mengembangkan agroindustri. Pengembangan agorindustri tidak hanya berfokus pada pertaniannya saja, namun juga sarana, prasarana, dan infrastruktur yang mendukung pertanian. Dan air merupakan unsur pendukung yang sangat penting dalam pertanian,” pungkas Prof. Rudi Wibowo. (lid/iim)

[:]

Skip to content