Pusat Studi Gender UNEJ dan 23 LSM Gelar ‘SPEAK SAFE! Festival’: Ribuan Suara Bersatu Melawan Kekerasan terhadap Perempuan

Jember, 7 Desember 2025

Pusat Studi Gender Universitas Jember (PSG UNEJ), bekerja sama dengan 23 Lembaga Swadaya Masyarakat se-Kabupaten Jember, menyelenggarakan Panggung Ekspresi Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan sebagai bagian dari kampanye global 16 Days of Activism Against Gender-Based Violence.

Acara yang digelar di Lapangan Universitas Jember ini menjadi ruang terbuka bagi mahasiswa, komunitas, mantan buruh migran, UMKM perempuan, dan publik luas untuk menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan berbasis gender melalui ekspresi seni, solidaritas, dan aksi kolektif.

Mengusung tema β€œSPEAK SAFE! Festival Ruang Aman Inklusif”, acara ini menampilkan berbagai pertunjukan seni berupa tari, puisi, musik, mural hidup, hingga aksi visual oleh mahasiswa dan aktivis. Setiap ekspresi di panggung menjadi seruan bahwa kekerasan terhadap perempuan bukan persoalan pribadi, tapi persoalan publik yang menuntut keberanian dan gerakan bersama untuk dihentikan.

Salah satu momen paling kuat adalah hadirnya para mantan buruh migran perempuan yang memberikan orasi lantang tentang pengalaman mereka menghadapi kekerasan dan eksploitasi, sekaligus menyerukan pentingnya perlindungan yang lebih manusiawi bagi pekerja perempuan. Orasi ini membuka ruang empati sekaligus mempertegas bahwa kekerasan terhadap perempuan terjadi dalam banyak lapisan, domestik, ekonomi, dan struktural.

Di area acara, UMKM perempuan turut meramaikan panggung ekspresi dengan membuka berbagai stand makanan dan produk lokal. Kehadiran mereka bukan hanya bentuk partisipasi, tetapi juga simbol kemandirian ekonomi perempuan yang merupakan salah satu pondasi penting dalam mencegah kekerasan.

Acara ini juga dirancang sebagai ruang yang inklusif dan ramah komunitas. Oleh karena itu, disediakan area permainan tradisional seperti egrang, congklak, dan lompat tali yang dapat diikuti oleh pengunjung segala usia. Aktivitas ini menjadi pengingat bahwa ruang publik harus bisa diakses secara aman, gembira, dan setara, tanpa kekerasan dan tanpa diskriminasi.

Ketua Pusat Studi Gender Universitas Jember menegaskan bahwa panggung ini bukan sekadar peringatan, melainkan praktik langsung solidaritas. β€œKekerasan terhadap perempuan bukan sekadar angka dan fenomena personal. Ia adalah luka sosial. Dengan menghadirkan suara penyintas, kekuatan komunitas UMKM perempuan, dan ruang bermain yang inklusif, kami ingin menunjukkan bahwa melawan kekerasan adalah gerakan yang hidup, yang bisa hadir dalam seni, dalam ekonomi, dalam komunitas, dan dalam keberanian untuk tidak diam,” ujarnya.

Kolaborasi PSG-UNEJ dengan 23 LSM memperluas pesan bahwa upaya pencegahan kekerasan berbasis gender membutuhkan kerja bersama yang konsisten. Para LSM yang hadir berasal dari berbagai bidang, pendampingan korban, buruh, kesehatan mental, lingkungan, pendidikan, semuanya bersatu dalam komitmen menciptakan Jember sebagai wilayah aman bagi perempuan dan kelompok rentan.