[:id]Kesy Sasta Handani, Lulusan Fakultas Kedokteran Penerima Beasiswa Bidikmisi Lulus Tepat Waktu, Dengan IPK 3,84[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 13 Februari 2018

Wisuda periode IV tahun akademik 2017/2018 Universitas Jember hari Sabtu (10/2) lalu dipenuhi keceriaan, terutama bagi para wisudawan dan keluarganya. Salah satunya ditunjukkan oleg Kesy Sasta Handani, yang hari itu resmi menyandang titel Sarjana Kedokteran (S.Ked). Selama kuliah di Fakultas Kedokteran (FK), gadis berjilbab ini adalah penerima beasiswa Bidikmisi sehingga gratis mengikuti kuliah selama empat tahun, dan setiap bulan menerima biaya hidup dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Hebatnya lagi, Kesy berhasil menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 3 tahun, 4 bulan dan 20 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diraihnya pun tidak main-main, 3,84 !

“Alhamdulillah, satu tahapan telah saya lalui, rasanya bahagia banget. Kini waktunya kembali belajar lagi,” tutur Kesy saat ditemui di Kampus Tegalboto (13/2). Kesy memang tidak bisa berlama-lama menikmati kesuksesannya, kini dia tengah sibuk mempersiapkan diri mengikuti Pra Pendidikan bagi lulusan FK yang akan memasuki tahapan Ko Asistensi di RSUD dr. Soebandi, Jember. “Harus lebih giat belajar, agar gelar dokter dapat diraih sesuai target waktu, maklum kan biayanya dapat dari beasiswa Bidikmisi,” jelas gadis putri pertama dari dua bersaudara pasangan Sasmito Arafat dan Hana Ninik Sri Handani ini.

Awalnya, Kesy tidak pernah bermimpi untuk kuliah di Fakultas Kedokteran, pasalnya cita-cita awalnya adalah menjadi guru. “Saya memilih jadi guru mengingat biaya kuliahnya masih terjangkau oleh orang tua dibandingkan dengan kuliah di FK,” ceritanya. Untuk itu saat duduk di bangku kelas XII SMAN 1 Jember tahun 2014 lalu, dirinya memilih Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). “Namun beberapa guru menyarankan agar saya mencoba masuk ke FK, menurut beliau-beliau nilai saya tergolong bagus. Apalagi saya pernah meraih prestasi di berbagai kejuaraan seperti olimpiade Biologi. Selain itu pemerintah sudah menyediakan fasilitas  beasiswa Bidikmisi. Akhirnya saya memilih FK Universitas Jember, dan alhamdulillah diterima,” ungkap mahasiswi berkacamata ini.

Awalnya, orang tua Kesy sempat gamang mengenai biaya kuliah yang harus ditanggung selama sang putri menuntut ilmu di FK Universitas Jember. Pasalnya mereka khawatir, penghasilan dari membuka bengkel ganti oli bakal tidak cukup membiayai putri tercintanya. Apalagi sudah banyak diketahui oleh khalayak umum jika mengejar cita-cita menjadi dokter membutuhkan biaya yang lebih banyak dibandingkan kuliah di program studi lainnya. Untuk meredakan kekhawatiran ini, orang tua Kesy tidak segan-segan bertanya langsung ke FK Universitas Jember, khususnya mengenai biaya selama kuliah nanti. “Setelah mendapatkan informasi yang lengkap termasuk beasiswa Bidikmisi yang bakal saya terima, akhirnya Bapak Ibu setuju saya kuliah di FK Universitas Jember,” kata Kesy.

Sadar jika menuntut ilmu di bangku perguruan tinggi dengan biaya dari negara, Kesy bertekad kuliah sungguh-sungguh. Uang bulanan yang didapatnya hanya digunakan untuk keperluan kuliah seperti membeli buku, mengikuti kegiatan di jurusan, dan keperluan lainnya. “Saya bahkan punya catatan pengeluaran semenjak semester pertama hingga kini, semuanya terekam rapi karena beasiswa Bidikmisi yang saya terima adalah uang rakyat, harus saya pertanggungjawabkan. Untungnya saya tidak kost dan buat makan masih ditanggung orang tua, jadi uang bulanan dari beasiswa Bidikmisi cukup untuk kuliah,” kata mahasiswi asli Jember yang beralamat di jalan Kalimantan gang I ini.

Ketika ditanya apa resepnya hingga mampu mencetak IPK 3,84, Kesy hanya tertawa. “Saya merasa selama ini belajar biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa, cuman saat tutorial dan diskusi saya berusaha agar turut aktif, kalau ada yang tidak tahu yah harus berani bertanya. Kebetulan sistem belajar di FK Universitas Jember menggunakan sitem modul yang menuntut mahasiswa aktif,” ujarnya. Kesy yang menyenangi pelajaran Biologi ini bercita-cita menjadi dosen, khususnya dosen fisiologi. “Mungkin karena saya masih memendam keinginan jadi guru yah, jadi cita-citanya gak jauh-jauh dari mengajar, yakni jadi dosen,” tuturnya sambil tertawa.

Sebelumnya pada saat upacara wisuda periode IV tahun akademik 2017/2018 di Gedung Soetardjo (10/2), Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember menyampaikan bahwa Universitas Jember berkomitmen memberikan kesempatan dan fasilitas yang sama bagi mahasiswa agar mampu berprestasi, termasuk bagi mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. “Pada kesempatan wisuda periode IV kali ini dari 900 wisudawan ada 179 wisudawan yang merupakan penerima beasiswa Bidikmisi dari berbagai angkatan. Dan yang membanggakan IPK rata-rata mereka mencapai 3,36, bahkan ada 43 lulusan yang IPK-nya di atas 3,5 alias lulus dengan pujian atau cum laude. Ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar yang mereka ikuti di Kampus Tegalboto berjalan dengan baik,” kata Moh. Hasan.

Di akhir pembicaraan kami, Kesy lantas berpesan kepada para yuniornya agar tidak patah semangat dalam mengejar cita-cita. Menurutnya jika punya cita-cita wajib diusahakan sekuat tenaga dengan tidak lupa berdoa. “Beasiswa Bidikmisi membawa saya meraih cita-cita jadi dokter, oleh karena itu ayo cetak prestasi saat duduk di bangku sekolah, sebab bagi yang berprestasi pasti akan ada jalan,” pungkas Kesy yang hobi menyanyi ini. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content