Lulusan Diploma Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang Didorong Berkarier ke Luar Negeri

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 29 November 2018

                Lulusan Program Studi Diploma 3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang didorong untuk berkarier ke luar negeri. Pasalnya negara-negara di kawasan Timur Tengah seperti Kuwait membutuhkan perawat dalam jumlah yang cukup banyak. Begitu pula dengan negara seperti Jepang dan Australia. Bekerja sebagai perawat di negara-negara yang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih mapan bakal memberikan pengalaman dan pelajaran berharga dalam meniti karier, termasuk kesempatan mendapatkan penghasilan yang relatif besar. Motivasi ini disampaikan oleh Ahmad Sya’id, alumnus Akademi Keperawatan Lumajang yang kini beralih menjadi Program Studi Diploma 3 Keperawatan Universitas Jember, dalam upacara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Ahli Madya Keperawatan Periode I tahun 2018 di Gedung Soedjono, Lumajang (28/11).

                “Dari pengalaman saya saat bekerja di Kuwait, para perawat dari Indonesia dikenal memiliki prestasi yang baik, cekatan, ramah dan yang paling penting umumnya Muslim sehingga mudah diterima serta beradaptasi dengan masyarakat Kuwait. Penghargaan finasial yang kita terima pun sangat memuaskan, karena pihak rumah sakit memperlakukan kita sebagai tenaga profesional. Jadi, mumpung masih muda saya harapkan ada adik-adik yunior saya yang berkarier di luar negeri,” tutur Achmad Sya’id yang bekerja di Kuwait selama lima tahun, dan di Australia selama empat tahun. “Saya yakin, bekal ilmu yang sudah diperoleh di Program Studi Diploma 3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang cukup guna bersaing di luar negeri,” imbuh Achmad Sya’id.

                Motivasi alumni tersebut didukung penuh oleh Rektor Universitas Jember, yang hadir beserta Wakil Rektor III, dan para kepala biro di lingkungan Kampus Tegalboto. Menurut rektor, era kini adalah era globalisasi yang memungkinkan tenaga profesional bekerja di berbagai negara, tanpa harus terpaku menunggu kesempatan kerja di dalam negeri. “Untuk itu walaupun sudah menyelesaikan pendidikan profesi, namun saya berharap agar semua perawat lulusan Program Diploma 3 Universitas Jember Kampus Lumajang terus belajar untuk memenuhi tuntutan perkembangan dunia keperawatan,” ujar Moh. Hasan. Dirinya lantas mengapresiasi keberhasilan integrasi Akademi Keperawatan Lumajang ke dalam Universitas Jember yang berlangsung dengan mulus, hampir tanpa kendala berarti. “Keberhasilan ini menarik Akademi Keperawatan Pasuruan milik Pemerintah Kota Pasuruan untuk bergabung dengan Universitas Jember,” puji Moh. Hasan.

                Sementara itu menurut Lantin Setyorini, Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Jember, upacara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Ahli Madya Keperawatan kali ini sangat bersejarah mengingat inilah kali pertama Program Studi Diploma 3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang menggelar kegiatan sumpah dan pelantikan setelah menjadi bagian dari Universitas Jember. “Hari ini ada 93 orang ahli madya keperawatan yang disumpah dan dilantik, dan yang lebih membanggakan lagi, 92 orang telah lulus Uji Kompetensi Keperawatan sehingga sudah siap untuk bekerja,” kata Lantin Setyorini. Proses pengambilan sumpah dan pelantikan dipimpin oleh Dekan Fakultas Keperawatan, dan pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Lumajang.

                Tampil sebagai lulusan terbaik adalah Vinni Ovei Nabella, A.Md. Kep., dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,88. Perawat asli asal Lumajang ini mengungkapkan rasa syukurnya mampu menjadi yang terbaik. “Alhamdulillah, berkat doa dan ridho orang tua serta belajar dengan rajin, akhirnya saya mampu berprestasi. Karena dalam pendidikan profesi ini fokus pada praktek, maka saya berusaha belajar menggabungkan antara teori yang sudah didapat di bangku kuliah dengan kondisi di lapangan,” ungkap gadis yang akrab disapa Vinni ini. Atas prestasinya yang diraihnya, Vinni mendapatkan uang pembinaan sebesar dua juta rupiah dari Bank Tabungan Negara (BTN) cabang Lumajang. Disela-sela upacara, dirinya lantas menceritakan pengalaman yang tak terlupakan saat melaksanakan praktek di beberapa fasilitas kesehatan. “Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan, misalnya bagaimana harus menangani pasien anak yang memiliki kelainan lahir tanpa anus di Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang. Juga pengalaman menarik bagaimana harus merawat pasien dengan gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Lawang,” pungkas perawat yang ingin segera bekerja ini. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content