Prof. Syamsul Maarif: Dampak Revolusi Industri 4.0, Indonesia Mengalami Gejolak Urbanisasi

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 16 Oktober 2018

Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Si, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  (FISIP) Universitas Jember mengatakan, gejala yang muncul dalam gejolak revolusi industri 4.0 adalah urbanisasi. Dimana setiap tahun, kota-kota besar di seluruh dunia mendapat tambahan 65 juta orang baru. Hal ini kemudian membuat banyak kota di dunia tumbuh begitu pesat dan permintaan terhadap semua jenis komoditi pun ikut meningkat.

“Pun demikian yang terjadi di Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara lain. Pada revolusi industri 4.0 ini di Indonesia juga menjadi salah satu negara yang mengalami gejolak urbanisasi yang massif selain China, India dan Brazil,” papar Prof. Maarif saat memberikan kuliah umum di aula lantai II FISIP dengan tema Divergensi Pendulum Tata Kelola Administrasi Publik, Di Era Revolusi Industri 4.0, (12/10)

Dalam pemaparan materinya itu Prof. Maarif mengatakan, meroketnya urbanisasi yang dilakukan oleh kaum muda berdampak pada mulai ditinggalkannya sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor penting dalam persoalan ketahanan pangan suatu negara.

“Oleh karena itu terkait hal tersebut pemerintah harus memiliki regulasi yang bagus agar kedepan tidak lagi bergantung pada produk-produk import khususnya untuk bidang pangan,” ujar Prof. Maarif.

Dampak dari era revolusi industri 4.0 ini akan mendistribusi disegala bidang dengan cepat. Akibatnya, menuntut perubahan tata kelola dalam diri pemerintah dimana fenomena mesin mulai membantu manusia jamak sekali ditemui.

“Tentunya untuk mendukung hal tersebut pemerintah berkewajiban untuk membangun infrastruktur digital nasional. Pemerintah harus segera melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital, termasuk internet dengan kecepatan tinggi dan digital capabilities dengan kerjasama pemerintah, publik dan swasta,” papar Prof. Maarif. (moen)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content