Universitas Jember Jalin Kerjasama Dengan Balitbangprov Jawa Timur, Fokus Teliti Kedelai, Kelor dan Pengembangan Inovasi Pariwisata

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 21 Februari 2019

Universitas Jember menjalin kerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur (Balitbangprov Jatim). Kerjasama kali ini akan fokus pada tiga hal, yakni kajian mengenai kebijakan pengurangan kedelai impor, pengembangan tanaman kelor, dan pengembangan investasi sektor pariwisata di Jawa Timur. Jalinan kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan naskah kesepahaman (MoU) antara Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember dengan Agus Wahyudi, Kepala Balitbangprov Jatim di gedung rektorat Kampus Tegalboto (21/2). Turut menyaksikan acara penandatanganan ini, Prof. M. Sulthon, Wakil Rektor III bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas, Prof. Achmad Subagio, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), serta undangan lainnya.

Menurut Agus Wahyudi, kerjasama antara Balitbangprov dengan Universitas Jember sebenarnya sudah terjalin sejak lama, sehingga penandatanganan naskah kesepahaman kali ini lebih kepada mempertegas jalinan kerjasama yang sudah ada. “Kami menginginkan sumbangan pemikiran serta penelitian dari kalangan perguruan tinggi yang sifatnya dapat segera diaplikasikan di lapangan, atau action research. Hal ini sesuai dengan arahan gubernur baru Jawa Timur yang ingin aksi nyata sebagai perwujudan dari program Nawa Bhakti Satya yang sudah dicanangkan,” ujar Agus Wahyudi. Kerjasama yang disepakati meliputi bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta kegiatan akademis lainnya.

Tantangan Kepala Balitbangprov disanggupi oleh Rektor Universitas Jember. Dalam diskusi seusai penandatanganan naskah kesepahaman, selain memberikan kontribusi terkait tiga fokus penelitian yang sudah direncanakan, Moh. Hasan menawarkan konsep program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik dan desa binaan sebagai salah satu usaha menyelesaikan berbagai problem yang tengah dihadapi Provinsi Jawa Timur. “Misalnya kami sudah menerjunkan mahasiswa dalam program KKN tematik penanggulangan stunting, pengembangan desa wisata, desa tanggap bencana dan tema lainnya. Penentuan tema tadi berawal dari riset dosen yang kemudian ditindaklanjuti dengan aplikasinya di lapangan oleh mahasiswa. Begitu program KKN usai, desa tersebut kami jadikan sebagai desa binaan agar selalu terpantau perkembangannya. Hingga saat ini sudah ada 320 desa binaan Universitas Jember di wilayah Besuki Raya,” jelas Moh. Hasan.

Ditemui di sela-sela acara, Prof. Sutriono, salah seorang peneliti yang terlibat menjelaskan, penelitian kebijakan pengurangan kedelai impor dan pengembangan investasi sektor pariwisata di Jawa Timur hasilnya akan berupa kajian dan rekomendasi. Rencananya untuk penelitian kebijakan pengurangan kedelai impor akan dilakukan di Banyuwangi, Malang dan Kediri, sementara untuk riset pengembangan investasi sektor pariwisata akan fokus pada pengembangan pariwisata di Gunung Bromo. “Penelitian tanaman kelor merupakan penelitian yang termasuk action research dan sudah masuk dalam tahap pengembangan. Ada tiga bidang pengembangan, yakni kelor sebagai sumber pangan, kelor sebagai pakan ternak, dan kelor sebagai obat. Lokasi penelitian ada di Banyuwangi dan Sumenep,” ungkap guru besar di bidang Agribisnis Fakultas Pertanian ini.

Sementara itu ditemui secara terpisah, Honest Dody Moelasy, salah seorang peneliti bidang pengembangan investasi sektor pariwisata di Jawa Timur, menjelaskan, pemilihan obyek penelitian Gunung Bromo didasari oleh penetapan Gunung Bromo sebagai 10 destinasi prioritas Indonesia oleh Presiden Indonesia. “Ada empat hal yang akan kami teliti, yakni berapa besarkah investasi sektor pariwisata di Jawa Timur dalam lima tahun terakhir, bagaimanakah hubungan antara bentuk investasi dengan penyerapan tenaga kerja. Ketiga, meneliti bagaimanakah hubungan antara investasi wisata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, dan yang terakhir bagaimanakah cara merumuskan strategi investasi wisata yang terarah dan komprehensif yang berdampak sosial dan ekonomi tinggi bagi masyarakat Jawa Timur,” tutur Honest Dody Moelasy. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content