[:id]Mahasiswa Diploma Keperawatan Berlatih Penanggulangan Bahaya Kebakaran[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Lumajang, 06 April 2019

Menjadi tenaga kesehatan berarti harus siap menghadapi kondisi darurat, termasuk bahaya kebakaran. Oleh karena itu sebanyak 77 mahasiswa semester empat Program Diploma Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang mengikuti pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran di halaman belakang kampus setempat (6/4). Pelatihan bekerjasama dengan  Unit Pelaksana Teknis Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lumajang. Kegiatan ini sebenarnya adalah kegiatan rutin, dan telah dilaksanakan semenjak tahun lalu.

Pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran ini merupakan penerapan dari mata kuliah Keselamatan Kesehatan Kerja (K3). Menurut Dwi Ochta Pebriyanti selaku dosen pendamping,  materi pencegahan dan pemadaman kebakaran telah disampaikan seminggu sebelumnya kepada para mahasiswa di kelas. “Pelatihan kali ini diskenariokan ada kebakaran di tempat kerja, pasalnya dari data yang ada ternyata delapan puluh persen kejadian kebakaran ada di lokasi kerja. Di mana 34 persen kasus kebakaran disebabkan faktor api terbuka, 31 persen kasus kebakaran disebabkan faktor listrik, dan 20 persen  kasus kebakaran jenis bahan mudah terbakar,” ungkap Dwi Ochta Pebriyanti.

Pelatihan ini dimulai dengan memberikan pelatihan penggunaan cara tradisional dalam pemadaman api, yakni menggunakan karung goni basah. Metode kedua adalah cara mematikan api menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Tujuan pelatihan ini adalah untuk menguji ketangkasan para mahasiswa dalam penanggulangan bahaya kebakaran yang sewaktu-waktu dapat terjadi di mana saja. “Kami berharap pelatihan ini memberikan bekal kesiapan bagi mahasiswa saat kelak bekerja di rumah sakit, Puskesmas atau klinik yang  juga rentan bahaya kebakaran,” imbuh Dwi Ochta Pebriyanti.

Para mahasiswa Program Studi Diploma Keperawatan Universitas Jember tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Seperti yang diungkapkan oleh Iftahul Meilidia yang senang karena mendapatkan ilmu, keterampilan dan pengalaman baru melalui pelatiha ini. “Ini kali pertama bagi saya dan kawan-kawan praktek memadamkan kebakaran, termasuk bagaimana mengatasi kebocoran gas,” tutur mahasiswi yang akrab dipanggil Mei ini.

Selain itu, Mei juga mengungkapkan bahwa mereka telah belajar menggunakan empat prinsip pemadaman api. Yaitu menghentikan/mengambil bahan yang mudah terbakar (starvation), mengurangi/menipiskan kadar oksigen (dillution), mendinginkan sampai di bawah titik nyala (cooling) dan memutuskan rantai reaksi (breaking change reaction). Dari empat prinsip tersebut, mereka telah mampu untuk memadamkan api dengan menggunakan APAR, teknik TATS (tarik, arahkan, tekan, dan sapukan), dan karung goni yang sebelumnya telah dibasahi dengan air. (Tim Kampus Lumajang)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content