[:id]Siapkan “Keris 10 Milyar”, Universitas Jember Pacu Penelitian[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 5 Februari 2017

Universitas Jember tengah menyiapkan “Keris 10 Milyar” untuk memacu kualitas dan kuantitas penelitian para peneliti Kampus Tegalboto. Keris yang dimaksud adalah singkatan dari Kelompok Riset, yang bakal dibentuk di tiap program studi, fakultas hingga universitas. Untuk mendukung keberadaan Keris, Universitas Jember telah menganggarkan dana sebesar 10 milyar rupiah. Informasi ini disampaikan oleh Prof. Achmad Subagio, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) saat ditemui di ruang kerjanya (5/2).

“Insyaallah surat keputusan mengenai pembentukan Keris beserta Standart Operation Procedure-nya akan ditandatangani oleh rektor bulan Februari ini. Dengan adanya Keris, maka kita harapkan akan makin banyak penelitian yang dihasilkan oleh para peneliti Universitas Jember, pasalnya nantinya setiap dosen minimal menjadi anggota satu Keris,” jelas Prof. Achmad Subagio. Guru besar di Fakultas Teknologi Pertanian ini lantas membeberkan data terbaru, di tahun 2018  ini ada 139 penelitian di Kampus Tegalboto yang mendapatkan pendanaan dari berbagai skema dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebesar 13 milyar rupiah.

“Kami juga mendorong para peneliti untuk mengubah paradigma penelitian, dari yang berorientasi kepada peneliti menjadi berorientasi pasar atau problem yang ada, sehingga hasil penelitian dapat menjadi solusi nyata,” tutur Prof. Achmad Subagio. Untuk itu, LP2M rutin menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD), antara peneliti Universitas Jember dari berbagai latar belakang disiplin keilmuan, dengan banyak mitra agar para peneliti mendapatkan data dan fakta yang sesungguhnya. Data dan fakta ini lantas diolah di tiap-tiap Keris sebagai bahan penelitian. “Akhir bulan Januari lalu kami kedatangan kawan-kawan dari PTPN XII, selanjutnya berturut turut akan hadir perwakilan PT. Astra Agro Lestari, dan perwakilan Koperasi Pertanian dari Jepang pada FGD yang akan datang,” katanya.

Pakar tepung singkong ini lantas menjelaskan, di tingkatan program studi, keberadaan Keris diharapkan menjadi ajang pengembangan keilmuan, sementara di tingkat fakultas dan universitas, Keris yang ada menjadi pendukung Rencana Strategis Universitas Jember yang berencana mengembangkan pertanian industrial serta memberdayakan masyarakat agribisnis berbasis kearifan lokal. Selain memacu kualitas dan kuantitas penelitian, Universitas Jember melalui LP2M juga terus berusaha menghilirkan penelitian-penelitian yang dihasilkan melalui Science Techno Park (STP) yang telah diresmikan tanggal 29 November 2017 lalu.

Menurut Prof. Achmad Subagio, hilirisasi hasil penelitian bakal diwadahi dengan kegiatan call for ideas yang rencananya dimulai bulan Februari 2017. Kegiatan ini menampung  ide-ide bisnis yang berasal dari sivitas akademika Universitas dan masyarakat umum. Ide-ide bisnis yang masuk akan diseleksi, targetnya nanti akan ada 20 rintisan usaha yang akan dibina di STP Universitas Jember. Selanjutnya para pelaku rintisan usaha ini akan mendapatkan berbagai pelatihan dan pendampingan mulai dari teknologi hingga pemasaran, serta diberi hibah usaha mulai dari 20 juta rupiah hingga 50 juta rupiah tergantung kelayakan usahanya. “Bahkan tidak menutup kemungkinan jika ada rintisan usaha yang memiliki prospek yang baik, bakal dijadikan sebagai usaha Universitas Jember yang sebentar lagi statusnya menjadi Badan Layanan Umum,” pungkas Prof. Achmad Subagio mengakhiri keterangannya. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content