Jember, 16 September 2021
Pasangan mahasiswa Universitas Jember, Koko Oktavianus Asmara dari Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Savitri Dwi Priastri dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) meraih prestasi di ajang Pemilihan Mister dan Miss Ambassador Jawa Timur 2021. Koko meraih gelar Mister Favorit, sementara Savitri membawa pulang gelar Miss Berbakat. Uniknya, Koko dan Savitri baru mengetahui jika mereka sama-sama kuliah di Universitas Jember saat memasuki tahapan karantina di ajang tersebut.
“Saya baru tahu jika salah satu peserta yakni Savitri adalah mahasiswi di FTP, tentu kaget karena gak menyangka jika ada rekan sesama mahasiswa Universitas Jember yang juga berhasil menembus tahap final,” kata Koko menceritakan pengalaman selama mengikuti ajang Mister and Miss Ambassador Jawa Timur (16/9). Dari 170 peserta dari seluruh Jawa Timur, terpilih 10 peserta pria dan 10 peserta wanita yang wajib menjalani masa karantina untuk tampil di malam final yang diadakan di Surabaya pada 12 September 2021 lalu.
Kekagetan yang sama diutarakan oleh Savitri, mahasiswi angkatan tahun 2019 ini awalnya tidak percaya jika bisa bertemu sesama mahasiswa Kampus Tegalboto. “Di tahap karantina pesertanya berasal dari seluruh kota di Jawa Timur, tentu awalnya ada rasa sungkan jika mau ngobrol. Eh ketemu anak UNEJ juga, akhirnya malah jadi asyik sebab bisa saling kerjasama di berbagai sesi yang ada. Jarang-jarang lho ada peserta yang berasal dari satu perguruan tinggi berhasil masuk ke tahap final di ajang seperti ini,” kata gadis asal Situbondo ini.
Ajang Pemilihan Mister and Miss Ambassador Jawa Timur adalah ajang rutin yang memilih wakil-wakil Jawa Timur yang memiliki kepedulian terhadap masalah pengembangan Pariwisata, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Pendidikan, Sosial, dan Budaya. Setiap peserta diminta membawakan konsep mereka akan salah satu dari lima tema tersebut. Pemenangnya akan mewakili Jawa Timur di ajang sejenis di tingkat nasional.
Koko yang asal Pasuruan ini membuat konsep advokasi UMKM di kotanya. Menurutnya UMKM menjadi salah satu sektor yang menyokong perekonomian Indonesia, termasuk mampu bertahan di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Dan salah satu pelakunya adalah Emak-Emak yang sayangnya belum sepenuhnya memahami tentang teknologi digital. “Saya memaparkan hasil program advokasi bagi Emak-Emak pelaku UMKM kue Pia di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Pasuruan. Saya membimbing mereka untuk masuk ke platform E-Commerce Indonesia seperti Shopee, Tokopedia dan lainnya,” jelas mahasiswa angkatan tahun 2017 yang meraih Mister Favorit karena mendapatkan paling banyak dukungan dari netizen. Program tersebut dilaksanakan oleh Koko saat mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village.
Lain lagi dengan Savitri, sebagai mahasiswi asal Situbondo dia memilih mempromosikan hasil unggulan daerahnya seperti produk kopi Green Agropuro produk dari wisata gunung Puncak Rengganis, produk lokal kerajinan dari kayu jati yang dihasilkan oleh UD. Akar Dewa Jati hingga cemilan khas Situbondo, rengginang ikan. “Selama ini promosi mereka baru dari mulut ke mulut saja, yang saya gagas adalah kampanye mengajak kawan-kawan asal Situbondo memajang produk asal Situbondo di media sosialnya masing-masing agar produk Situbondo lebih menasional bahkan go internasional,” ungkap pegiat marching band dan bela diri tae kwon do ini.
Kebolehan Savitri di marching band dan tae kwon do rupanya mempesona dewa juri hingga memberikan titel Miss Berbakat kepadanya. “Saat tahapan karantina setiap peserta diminta menunjukkan kebolehannya, saya menggabungkan tari asal Papua, gerakan tae kwon do dengan gerakan koreografi Gitapati atau mayoret marching band dilengkapi kebolehan memainkan snare drum. Ternyata aksi ini membuat juri terkesan,” ungkap mahasiswi angkatan 2019 yang jago memainkan trumpet, low brass serta pernah jadi mayoret saat bergabung di kelompok marching band sekolahnya di Situbondo.
Ternyata keikutsertaan di ajang Mister and Miss Ambassador Jawa Timur memberikan banyak pengalaman bagi mereka berdua. Menurut Koko, dirinya bisa memperdalam kemampuan public speaking serta bagaimana harus mempresentasikan ide di hadapan klien. Sementara bagi Savitri yang baru pertama kali ikut serta, ajang seperti ini menjadi sarana belajar hal baru selain memperluas jaringan. “Sebagai arek Jawa Timur saya makin bangga mengetahui betapa daerah kita memiliki banyak potensi yang menunggu sentuhan oleh anak-anak muda seperti kita,” pungkasnya. (iim)