[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 21 Mei 2019
Agnes Kristina Naibaho (18), pelajar dari SMA Bintang Timur, Pematang Siantar, Sumatera Utara tak kuasa menahan air mata bahagia. Impiannya untuk kuliah di Fakultas Hukum kini terwujud sudah. Gadis yang biasa disapa Agnes ini menjadi salah satu peserta yang berhasil diterima di Fakultas Hukum Universitas Jember melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2019.
Agnes merupakan anak ke 2 dari tiga bersaudara dari pasangan Risdon Naibaho dan Sarmaida Sijabat. Ayah Agnes, Risdon bersama ibunya bekerja sebagai petani jagung dengan menyewa ladang milik orang lain. Penghasilan kedua orang tuanya hanya cukup untuk makan. Terlebih lagi saat musim kemarau tiba.
“Kalau musim kemarau, sekarang menanam belum tentu nanti jagungnya bisa dipanen. Karena terbatasnya ketersediaan air disaat kemarau. Jika sudah demikian kami hanya pasrah dan bertahan dengan apa yang bisa kami lakukan,” ujar Agnes saat ditemui tim Humas Universitas Jember di kampus UNEJ.
Agnes merasa lega karena baru saja dia memastikan sebagai mahasiswa Universitas Jember dalam proses registrasi (daftar ulang) yang dilakukan di gedung Soetardjo beberapa waktu lalu. Agnes mengaku sangat bahagia dan bangga bisa melangkahkan kaki ke Universitas Jember walupun sempat ditentang oleh orang tuanya karena persoalan biaya.
“Waktu saya bilang mau kuliah orang tua saya melarang. Karena kondisi ekonomi kami tidak memungkinkan untuk membiayai mahalnya biaya kuliah. Apa lagi kuliah di Jawa yang sangat jauh dari keluarga. Orang tua ragu dan kawatir kuliah saya gantung (putus) tengah jalan” ujar Agnes yang hobi membaca ini.
Namun Agnes berhasil meyakinkan kedua orang tuanya untuk tidak kawatir masalah biaya pendidikan. Karena dirinya juga terdaftar sebagai calon mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
“Saya hanya suruh mereka (orang tua) banyak-banyak berdoa pada Tuhan. Semoga saja saya diterima sebagai penerima Bidikmisi. Karena hanya itu harapan saya untuk bisa kuliah di Universitas Jember,” jelas Agnes dengan mata berkaca-kaca.
Setelah mendapatkan restu kedua orang tuanya, keberangkatan Agnes ke Jember tidak kemudian berjalan mulus. Besarnya biaya transportasi dari tempatnya ke Jember hampir membuat Agnes putus asa.
“Beruntung saja keluarga besar saya mau bergotong-royong untuk membantu keberangkatan saya ke Jember. Terutama untuk pembelian tiket pesawat yang terbilang cukup mahal. Saya pun hanya membawa uang saku tidak banyak,” lanjut Agnes.
Menjelang keberangkatan ke Jember Agnes mulai kawatir. Tidak ada sanak saudara yang akan dia tuju. Rasa kawatirnya hilang saat tiba-tiba ada yang menghubungi Agnes melalui pesan whatsapp.
“Ternyata mereka adalah teman-teman dari komunitas mahasiswa Sumatera Utara yang kuliah di UNEJ. Dari situlah kemudian saya dipandu dari mulai keberangkatan hingga saya dibantu tempat tinggal sementara di Jember,” pungkas Agnes.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]