Jember, 27 Juni 2023
Dalam pidatonya, pada saat upacara wisuda periode VIII hari Sabtu (24/6) lalu Rektor Universitas Jember menegaskan Universitas Jember terus berusaha membekali lulusannya agar siap bersaing di dunia kerja. Salah satunya melalui program-program yang digelar melalui Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Dengan mengikuti MBKM maka mahasiswa akan mendapatkan banyak pengalaman dan ketrampilan.
Berkah mengikuti MBKM juga dirasakan oleh Fiskan Adi Santro Mulyo, lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember yang turut di wisuda di periode VIII. Fiskan, begitu panggilan akrabnya, mengikuti Program Pejuang Muda Kementerian Sosial RI pada tahun 2021 lalu. Fiskan ditempatkan di kepulauan Sangihe salah satu pulau terluar di Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan negara Filipina. Selain melakukan verifikasi status kelayakan dan penggunaan bantuan sosial, Fiskan memberikan konseling mengenai sanitasi kepada penerima program bantuan sosial yang saat itu masih belum memiliki jamban.
Menurut Fiskan, banyak pengalaman baru yang didapatnya saat bertugas di kepulauan Sangihe. Mulai bagaimana menyikapi perbedaan budaya, agama, bahasa hingga harus menghadapi minimnya fasilitas kesehatan yang ada. Justru melalui program Pejuang Muda, peserta dituntut mampu beradaptasi dengan segala kondisi dan membuat program yang kreatif. Pengalaman ini baginya menjadi bekal memasuki dunia kerja.
“Pengalaman yang tak terlupakan ketika tiba-tiba saya diminta memimpin doa dalam sebuah pertemuan. Wah kontan saya kaget, padahal saya kan muslim. Pengalaman kedua ketika suatu saat kami melakukan survey ke salah satu rumah warga, karena kendala bahasa kami mengira jaraknya dekat, namun ternyata jauuh sekali hahahaha,” tutur Fiskan ketika ditemui di kampus Universitas Jember (27/6).
Fiskan yang asli putra Desa Candijati Kecamatan Arjasa, Jember ini merasakan benar manfaat mengikuti program di MBKM. Fiskan jadi mampu membaca kondisi kesehatan di sebuah kawasan dan mengusulkan programnya. Seperti ketika ditanya apa program kesehatan yang perlu dijalankan di Jember.
“Jika melihat kondisi sekitar saya, saya prihatin akan tingginya jumlah perokok, termasuk perokok anak. Kebiasaan merokok ini pula yang turut berkontribusi pada angka stunting di Jember walaupun tidak secara langsung. Paparan asap rokok pada ibu hamil dan balita berbahaya bagi perkembangan janin dan anak. Lagi pula duit untuk membeli rokok seharusnya bisa digunakan untuk membeli makanan bergizi,” ungkapnya.
Fiskan berharap Pemkab Jember beserta segenap pemangku kepentingan memberlakukan aturan yang lebih ketat terkait konsumsi rokok, terutama untuk anak di bawah usia 18 tahun dan pelarangan pemasangan iklan rokok di lokasi publik. Kedua, kurangnya koordinasi antar unit kerja atau dinas sehingga terkesan program yang ada berjalan sendiri-sendiri. Padahal permasalahan kesehatan seperti stunting harus ditangani lintas sektoral.
Seusai wisuda, kini Fiskan menunggu pengumuman seleksi beasiswa yang digelar oleh LPDP. Lulusan FKM Universitas Jember yang memilih bidang Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku ini berharap bisa melanjutkan studi ke Amerika Serikat. Selain bekal IPK 3,68, Fiskan telah mencatatkan banyak prestasi, diantaranya Juara 1 Himadita Debate Competition, Juara 2 Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia tingkat Universitas Jember, Juara 2 Syariah Economic events, Best speaker Himadita Debate Competition. Prestasi tingkat nasional pun diraihnya, yakni Juara 1 Lomba Debat Kesehatan Politeknik Kesehatan Kartini Bali, Juara 1 Indonesia Public Health Olympiade dan prestasi lainnya.
Keinginan melanjutkan studi karena menurut Fiskan Ilmu Kesehatan Masyarakat itu mengasyikkan. Membahas kesehatan mirip seorang dokter, hanya saja kita juga dituntut untuk mempelajari dinamika sosial budaya yang ada disana bahkan kita pun juga belajar mengenai ekonomi dan manajemen kesehatan, kompetensi keilmuannya pun lebih beragam.
Sebelum mengakhiri perbincangan, Fiskan berpesan kepada yuniornya yang masih menuntut ilmu di kampus. “Harus pandai mengatur waktu. Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja, jadi isi dengan berbagai kegiatan bermanfaat selain tentu saja tetap mengutamakan kuliah. Justru dengan memadukan kegiatan di dalam dan luar kampus maka kita bisa berproses menjadi lebih dewasa. Dan tentu mendapatkan pengalaman dan softskill,” pungkas Fiskan. (iim)