Surabaya, 17 Oktober 2023
Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) menunjukkan dukungannya kepada penerapan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam salah satu program flagshipnya yaitu Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Kali ini Universitas Jember bekerja sama dengan Politeknik Negeri Sriwijaya didapuk menjadi tuan rumah dalam menyelenggarakan Sharing Session and Best Practice Perguruan Tinggi dengan Mitra Industri pada Magang dan Studi Independen Bersertifikat yang dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 17-18 Oktober 2023.
Ada yang baru dari pelaksanaan program MSIB ke depan yaitu para mahasiswa berkesempatan untuk melakukan magang di luar negeri. Atase Pendidikan dan Kebudayaan di perwakilan Republik Indonesia untuk Kuala Lumpur, Muhammad Firdaus menyampaikan bahwa ada sebuah pulau bernama Labuan yang terletak sekitar 10 km dari Pantai Sabah, Malaysia. Pulau Labuan telah ditetapkan sebagai pusat keuangan lepas pantai dan pelabuhan bebas cukai. Disana banyak juga berdiri perusahaan-perusahaan turunan dari Indonesia. Namun pulau ini merupakan pulau yang sepi dan perlu ditingkatkan kehidupan perekonomiannya.
Dalam rancangannya mahasiswa akan magang selama kurang lebih 6 bulan disana dan jika dapat dikonversikan untuk MBKM akan mendapatkan 20 SKS. Dengan masa magang yang cukup lama maka nantinya mahasiswa akan memerlukan student VISA. Hal ini dapat difasilitasi dengan kerja sama yang dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia dengan Universitas Malaysia Sabah. Sehingga seluruh anggota MRPTNI menyepakati pengembangan program MSIB ini untuk ditindaklanjuti lebih jauh.
Selain membahas tentang program terbaru MSIB, dalam acara ini juga dilakukan evaluasi program MSIB yang telah berjalan selama 3 tahun hingga mencapai angkatan keenam yang sedang berlangsung saat ini. MSIB memberikan banyak sekali dampak program baik terhadap mahasiswa, perguruan tinggi sebagai naungan serta mitra industri kerja. Ada perguruan tinggi yang berhasil melaksanakan dengan baik, adapula perguruan tinggi yang terkendala dalam melaksanakannya.
Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Acara yang dikemas dalam tajuk sharing session ini menghadirkan pula testimoni dari perguruan tinggi dengan mahasiswa MSIB terbanyak yaitu UPN Veteran Jawa Timur serta perguruan tinggi dengan mahasiswa MSIB tersedikit yaitu Universitas Timor.
Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Timor, Yoseph Nahak Seran menyampaikan bahwa konversi program MBKM termasuk MSIB ke dalam satuan kredit semester menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh perguruan tingginya dalam mengikuti MSIB.
Wahyu Harihaji, Kepala Program MSIB memberikan beberapa tips bagi perguruan tinggi yang mahasiswanya belum lolos MSIB, “Mahasiswa yang mendaftar perlu benar-benar menyesuaikan dengan kualifikasi yang diminta oleh mitra. Sebab keputusan akhir seleksi mahasiswa MSIB ini tergantung sekali pada kualifikasi yang dibutuhkan oleh mitra. Selain itu juga jika terkendala dalam konversi MSIB ke dalam mata kuliah agar dapat diakui sebagai satuan kredit semester, dapat diatasi dengan menyamakan mata kuliah MSIB dengan mata kuliah yang ada di jurusan, atau bisa juga dengan langsung metetapkan mata kuliah yang ada di universitas yang bisa dikonversi untuk MBKM, atau jalan terakhir namun jarang sekali digunakan oleh para perguruan tinggi yaitu langsung disatukan menjadi total 20 SKS berbunyi MSIB.”
Kepala Program MSIB juga memberikan pengarahan mengenai peluang untuk menambah kuota bagi perguruan tinggi yang mahasiswanya ingin mengikuti MSIB. Berdasarkan data diketahui bahwa peminat program flagship MBKM ini tinggi, namun kuota yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Guna memperluas jejaring kita dalam menarik lebih banyak mitra yang tergabung dalam MSIB ini maka hari berikutnya nanti akan kita fasilitasi kunjungan kepada beberapa mitra yang ada di Surabaya ini. Hal ini nanti juga akan mampu mendukung dalam penambahan kuota untuk MSIB.” ungkap Iwan Taruna, Rektor Universitas Jember.
Ketua MRPTNI, Ganefri menyampaikan, “Terima kasih kepada seluruh mitra yang telah hadir, lokasi pertemuan kita ini memang strategis di Kota Surabaya yang merupakan kota industri sehingga kita bisa melihat secara langsung lokasi yang akan digunakan untuk MSIB. Tentu saja harapan kami bahwa program ini mampu mempercepat masa tunggu para peserta MSIB untuk menunggu kerja serta menyiapkan lulusan yang mampu berdaya saing di era globalisasi.”
Bagian dari pendidikan yang harus dijalankan ini perlu adanya integrasi secara menyeluruh supaya mahasiswa dapat lebih siap terjun ke dunia kerja. Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya, Ahmad Taqwa mengatakan bahwa hasil evaluasi yang telah dilakukan hari ini selanjutnya disinkronisasi supaya tidak menjadi bottle neck. Selain itu juga perlu disiapkan ekosistem yang baik sebagai pendukung kawan-kawan kita yang berada di tepian Indonesia. (dil)