Jember, 23 Oktober 2023
Tim Universitas Jember yang diwakili oleh M. Wahyu Eko Satriyo dan Citra Darma Wida, keduanya staf Barang Milik Negara (BMN), berhasil meraih juara kedua pada Kompetisi Pengelolaan dan Pendayagunaan Aset Negara se-Indonesia 2023 atau yang lebih dikenal sebagai kompetisi The Asset Manager (TAM). Prestasi ini membanggakan mengingat dari 248 Badan Layanan Umum (BLU) di Indonesia hanya 44 BLU yang berhasil masuk kompetisi TAM. Apalagi Universitas Jember baru saja beralih status dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Satuan Kerja ke BLU di tahun 2020 lalu.
Kompetisi TAM adalah kompetisi tahunan yang digelar oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. Kompetisi TAM menguji kemampuan para asset manager di setiap BLU dalam mengelola dan mendayagunakan aset negara. Tujuannya adalah peningkatan sinergi dalam pengelolaan dan optimalisasi aset negara. Kompetisi TAM melombakan dua kategori, yakni kategori Maestro untuk BLU di lingkungan kementerian, lembaga, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten. Kedua, kategori Master untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Awalnya kami berdua sempat nggak percaya bisa masuk ke babak final, pasalnya ini kali pertama kami berpartisipasi di ajang TAM 2023. Alhamdulillah, berkat dukungan pimpinan dan seluruh kawan akhirnya Universitas Jember menjadi juara dua,” tutur M. Wahyu Eko Satriyo yang lebih akrab disapa Wahyu. Dan sebagai apresiasi, Wakil Rektor II, Prof. Sri Hernawati memberikan uang pembinaan bagi keduanya kala apel pagi tenaga kependidikan di unit kerja Kantor Pusat hari Senin (23/10) di halaman gedung rektorat.
Kompetisi TAM menugaskan setiap tim untuk menjadi asset manager, yang harus mengelola dan mendayagunakan gedung milik negara. “Tugas pertama kami adalah studi kasus mengelola Gedung Bawaslu RI yang diskenariokan tidak lagi dipakai karena ibu kota pindah ke Ibu Kota Nusantara di pulau Kalimantan. Dan kami berdua mengajukan usul agar Gedung Bawaslu RI menjadi pusat niaga dan ruang publik. Usulan kami pengelolaan gedung ini memakai teknologi virtual reality dan augmented reality dengan sistem green building selaras dengan tren ramah lingkungan. Yang susah itu justru proyeksi pendapatannya,” kata Citra sambil tersenyum.
Langkah tim Universitas Jember ternyata berlanjut masuk ke babak final yang menyisakan tiga finalis, yakni tim RSUP Sanglah Denpasar dan tim Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemprov Jawa Barat. Kali ini studi kasus yang diberikan adalah pengelolaan gedung A.A. Maramis milik Kemenkeu RI yang rencananya akan diubah menjadi museum.
Sebelum masuk ke babak final, semua peserta mendapatkan materi dari Kemenkeu dan Kemen PUPR. Selama tiga hari mereka dikarantina agar fokus mengerjakan tugas yang diberikan. Menurut Wahyu, justru tahapan ini memberikan banyak pelajaran dan pengalaman baru baginya dalam mengelola aset negara. Sementara itu babak final digelar pada tanggal 17 Oktober 2023 di Jakarta.
“Di babak final, ada tambahan dewan juri istimewa yang tampil, yakni Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani dan Menteri PUPR Pak Basuki Hadimuljono. Wah gemetar juga dicecar pertanyaan oleh menteri. Misalnya saja Pak Bas menanyakan bagaimana mengatasi problem pada pembangunan fasilitas milik negara, untungnya kami tepat menjawabnya,” kata Wahyu.
Akhirnya tim Universitas Jember meraih juara kedua, setelah juara pertama diraih oleh BPKAD Pemprov Jawa Barat. Tentu saja prestasi ini disambut gembira oleh Wakil Rektor II sebagai pengelola bidang keuangan dan umum di Universitas Jember. Menurutnya catatan ini membuktikan kualitas sumber daya manusia pengelola aset di kampus Tegalboto sudah mumpuni. Bukti lainnya adalah penghargaan dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jember kepada Universitas Jember sebagai BLU dengan kontribusi Pemasukan Negara Bukan Pajak (PNBP) terbesar kedua di wilayah Tapal Kuda tahun 2022.
“Semoga prestasi ini menjadi semangat bagi tenaga kependidikan kami yang bertugas mengelola barang milik negara. Kedua tentu saja dengan SDM yang mumpuni akan menjadi modal berharga bagi Universitas Jember yang kini tengah serius menjalani persiapan perubahan status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum atau PTNBH,” ungkap Prof. Sri Hernawati. (iim)