Jember, 8 Juli 2024
Universitas Jember masuk dalam daftar lima besar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berstatus Badan Layanan Umum (BLU), dengan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) terbaik tahun 2023 di Indonesia. Dengan raihan nilai 60,13 maka Universitas Jember menduduki peringkat kelima dari 30 PTN BLU yang dinilai oleh Ditjen Diktiristek. Atas prestasi ini maka Universitas Jember berhak mendapatkan dana insentif kompetitif sebesar 4,6 milyar rupiah dari Kemendikbudristek. Prestasi membanggakan ini disampaikan oleh Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi Universitas Jember, Prof. Bambang Kuswandi di Kampus Tegalboto (5/7).
“Berdasarkan surat keputusan Dirjen Diktiristek nomor nomor 110/E/KPT/2024 tanggal 1 Juli 2024, tentang penghargaan capaian Indikator Kinerja Utama PTN, Universitas Jember berada di peringkat kelima di Liga PTN BLU. Alhamdulillah, prestasi ini tentu berkat kerja sama dilandasi semangat gotong royong segenap keluarga besar Universitas Jember,” ujar Prof. Bambang Kuswandi penuh syukur.
Untuk diketahui, semua PTN di Indonesia wajib menjalankan delapan IKU sebagai target sekaligus parameter kinerjanya. Kemudian setiap tahun Ditjen Diktiristek menilai pencapaian IKU setiap PTN yang dibagi dalam tiga kelompok. Liga PTN Badan Hukum, Liga PTN Badan Layanan Umum dan Liga PTN Satuan Kerja. Hadiahnya berupa dana insentif kompetitif yang besarannya berbeda untuk setiap PTN menyesuaikan dengan peringkatnya.
“Pencapaian tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Sebab untuk penilaian IKU tahun 2022 di tahun 2023 lalu, peringkat Universitas Jember di Liga PTN BLU masih berada di peringkat ke sebelas. Saya berharap prestasi ini dipertahankan bahkan makin meningkat untuk pengukuran IKU 2024 di tahun depan,” imbuh Prof. Bambang Kuswandi.
Sebagai informasi PTN memiliki delapan IKU yang terdiri dari persentase lulusan yang berhasil memiliki pekerjaan, melanjutkan studi atau berwiraswasta. Persentase mahasiswa yang menjalankan kegiatan pembelajaran di luar program studi atau meraih prestasi. Berapa banyak dosen yang berkegiatan Tri Dharma diluar kampus, dunia industri dn berapa banyak pengajar dari kalangan industri. Sementara di IKU empat mengukur berapa banyak dosen yang memiliki sertifikat kompetensi atau karya yang diakui oleh kalangan industri.
Dilanjutkan dengan jumlah keluaran dosen yang berhasil mendapatkan rekognisi internasional atau diterapkan industri. Dilanjutkan dengan jumlah kualitas dan kuantitas kerja sama yang dibangun, jumlah mata kuliah yang menggunakan pemecahan kasus atau pembelajaran kelompok berbasis proyek. Dan terakhir adalah jumlah program studi yang telah menerima akreditasi internasional. (iim)