Jember, 1 Agustus 2024
Untuk mengembangkan landscape perawatan kesehatan, terutama di era Society 5.0, Fakultas Kedokteran Universitas Jember (UNEJ) selenggarakan International Conference on Agromedicine & Tropical Disease 2024 (ICAD 2024) ke-5. Dengan tema “Society 5.0: Tantangan dan Peluang Baru pada Penyakit Tropis dan Agromedis” Konferensi Internasional bidang kesehatan yang diselenggarakan pada, Kamis pagi (1/08/2024) di Auditorium Universitas Jember.
Dalam sambutannya, Dr. dr. Ulfa Elfiah, M.Kes., Sp.BP-RE., Subsp. L.B.L.(K). Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember menjelaskan, tujuan konferensi ini untuk mengembangkan landscape perawatan kesehatan, terutama dalam konteks Society 5.0, dimana integrasi teknologi dengan pendidikan medis dan penelitian bukan hanya kebutuhan akan tetapi juga menjadi daya dorong kemajuan suatu bangsa.
“Kami memilih topik Society 5.0: Tantangan dan Peluang Baru pada Penyakit Tropis dan Agromedis karena landscape agromedis dan penyakit tropis tidak bisa dihindarkan dari pengaruh perubahan karakteristik masyarakat.” jelasnya.
Ia berharap dengan adanya konferensi ini dapat memperluas pengetahuan dan menginspirasi banyak pihak tentang bagaimana cara memanfaatkan teknologi demi perbaikan kesehatan global khususnya dalam bidang agromedis dan penyakit tropis.
“Kami percaya kegiatan ini akan memfasilitasi partisipan secara luas dan mendorong dialog yang lebih inklusif di antara para ahli dari seluruh penjuru dunia. Pembicara kami akan berbagi keahlian mereka tentang bagaimana teknologi dapat meningkatkan bidang medis dan pengetahuan sains, dan pada akhirnya memberikan manfaat bagi komunitas di seluruh dunia.” ujarnya
Hal senada juga dikatakan oleh Prof. Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D. Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Jember. Menurutnya, tantangan penyakit tropis seperti perubahan iklim, deforestasi, dan urbanisasi berkontribusi memunculkan penyakit tropis baru seperti resistensi obat dan infrastruktur kesehatan yang kurang memadai di banyak wilayah tropis, membuat manajemen dan pengobatan menjadi sulit. Namun, melalui penyakit tropis, kita juga memiliki peluang seperti kecerdasan buatan dan big data yang dapat dimanfaatkan untuk membuat model wabah, memprediksi penyebarannya, dan mengembangkan intervensi yang tepat sasaran dan mengembangkan teknologi wearable seperti smartwatch yang memungkinkan kita memantau kesehatan kapan saja.
“Society 5.0 menawarkan peluang unik untuk mengatasi tantangan penyakit tropis dan agrikultur melalui integrasi teknologi canggih. Dengan memanfaatkan IoT dan big data, kita dapat mengembangkan solusi inovatif yang meningkatkan hasil kesehatan, meningkatkan produktivitas agrikultur, dan akhirnya menciptakan masyarakat yang lebih tangguh dan berkelanjutan.” katanya.
Sementara itu, Dr. dr. Sugiyanta, M.Ked, Ketua panitia ICAD 2024, dalam laporannya memaparkan, antusias peserta pada kegiatan ini meliputi 200 peserta hadir secara luring dan 1693 peserta hadir secara daring dari banyaknya peserta ada 6 negara turut serta didalamnya diantaranya adalah Jepang, Brazil, Amerika Serikat, Malaysia, dan Indonesia.
“Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada para peserta atas antusiasme yang luar biasa terhadap program ini, Saya berharap acara ini dapat memperluas wawasan kita dalam bidang agromedis dan penyakit tropis melalui 9 pembicara kita yang bergabung secara daring dan luring dari 6 negara termasuk Jepang, Brazil, Amerika Serikat, Malaysia, dan Indonesia.” ucapnya.(nil/is)