Jember, 22 Oktober 2024
Dua tim dari Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Jember (UNEJ) berhasil menorehkan namanya di Ajang Nasional Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) tahun 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 7-11 Oktober di Universitas Warmadewa Bali (07/10/2024).
Tim Azyandru yang beranggotakan Santika Anggun Nurkarima dan kawan-kawan berhasil menjadi Juara 3 pada kategori KJI-Rangka Baja, sedangkan tim Vittoria yang beranggotakan Carel Aditya Brian Saputra dan kawan-kawan berhasil memperoleh Juara Harapan 1 pada kategori KJI-Pelengkung.
Mengusung konsep kearifan lokal, desain jembatan lengkung karya tim Vittoria diberi nama Shubh Tejas, nama ini diambil dari bahasa sansekerta yang artinya Shubh yaitu keberuntungan dan Tejas yaitu cahaya, dengan demikian Carel dan tim berharap jembatan Shubh Tejas dapat menjadi cahaya keberuntungan bagi para pengguna.
Inovasi yang diterapkan dalam desain jembatan pelengkung mereka, Shubh Tejas, mencakup penggunaan Structural Health Monitoring System (SHMS) serta jembatan ini dirancang untuk menahan beban terfokus pada tengah bentang dan memiliki filosofi kearifan lokal, seperti representasi Gunung Agung dan tiga tingkat kesadaran Siwa.
“Jembatan Shubh Tejas berbentuk seperti Gunung Agung yang memiliki filosofi dapat memakmurkan kehidupan di dalamnya. Warna yang diambil yaitu dominan putih dan emas yang melambangkan Hanoman. Hanoman dipilih karena menjadi simbol yang cocok bagi para pengguna jembatan yang memerlukan perjuangan untuk mencapai kejayaan,” jelas Carel selaku ketua tim.
Di sisi lain, tim Azyandru yang berhasil meraih Juara 3 pada Kategori Jembatan Rangka Baja sukses membuat konfigurasi rangka baja yang mampu menahan beban hingga 400 kg dengan lendutan optimal di bawah batas izin.
Tim bimbingan Erno Widayanto ini juga mengusung konsep kearifan lokal, terinspirasi dari tokoh pewayangan Ramayana, yang melambangkan kekuatan. Desain jembatan baja melengkung yang mereka rancang mampu memenuhi berbagai kriteria penilaian. Dari segi proposal (20%), Presentasi (15%), Pelaksanaan (35%), yang tediri dari Metode Konstruksi (10%), K3 (10%), Estetika dan Inovasi (5%), dan Kinerja Jembatan (30%).
Santika Anggun Nurkarima memaparkan keunggulan yang membuat timnya menang, “Dengan konfigurasi rangka yang tepat dan proses optimasi yang dilakukan berkali-kali sehingga pada saat pengujian design kami mampu menahan beban 400kg di batas lendutan ijin, dan ini yang membuat kami unggul sehingga berhasil menjadi Juara 3,” jelas Santika.
Pada ajang ini mereka mampu menyisihkan ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Dengan ini tim Vittoria dan Azyandru telah membuktikan bahwa UNEJ mampu bersaing di kancah nasional. (nil)