Melawan lupa : DIANGKUT TRUK

Humas Universitas Jember (UNEJ) menerima sumbangan tulisan dari Bapak Imam Soebagio, mantan kepala Humas UNEJ sekaligus saksi hidup perjalanan UNEJ. Mulai dari lahirnya di 10 November 1964 hingga kini. Tulisan ini mengingatkan kita sebagai penerus UNEJ agar tidak lupa bahwa UNEJ dibangun dengan kerja keras, kerja sama dan gotong royong. Jas Merah, Jangan Melupakan Sejarah. Selamat membaca.

Hari ini, 10 Nopember 2024. Kita tafakur sejenak seraya mendoakan para syuhada yang mendahului kita. Bertaruh nyawa gugur di medan laga. Mereka adalah para pahlawan yang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia..

Salah satu medan laga yang tak terlupakan adalah Peristiwa Surabaya. Sekutu tidak rela Indonesia merdeka. Mereka mengirimkan tentara Inggris dibawah Brigadir Jenderal Mallaby. Arek Arek Suroboyo melawan. Mallaby terbunuh pada 30 Oktober 1945. Akibatnya Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, penggantinya, mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945.

Isi ultimatum agar Arek Arek Suroboyo menyerah tanpa syarat. Sekaligus menyerahkan pembunuh Mallaby. Ultimatum tersebut ditolak oleh pemimpin rakyat Surabaya. Ada Bung Tomo, Gubernur Soeryo, Mayjen Soengkono, Mayjen Moestopo, KH Hasyim Asy’ari dll. Akhirnya, pertempuran besar terjadi pada 10 November 1945 dan berlanjut hingga awal Desember 1945. Tentara Inggris terusir. Peristiwa itu diperingti sebagai Hari Pahlawan.

Hari ini, 10 Nopember 2024 sivitas akademika Universitas Jember bersuka cita. Para alumni dimanapun berada bersyukur memperingati 60 tahun almamater Universitas Jember. Mensyukuri Universitas yang tumbuh dan berkembang di kota kabupaten yang mendunia membawa nama baik Jember.

Enam puluh tahun lalu, 10 Nopember 1964. Universitas Negeri Jember dinegerikan berdasarkan SK Menteri PTIP nomor : 151 tahun 1964. Bermula dari Universitas Tawangalun (UNITA) yang berdiri tahun 1957. Kemudian tahun 1963 diintegrasikan bersama Universitas Brawijaya Malang bernama Universitas Brawijaya Cabang Jember.

Rektor pertama Universitas Negeri Jember (UNED) adalah dr. R. Achmad. Beliau adalah salah satu Panitia Triumvirat yang mendirikan Universitas Tawangalun tahun 1957 bersama R. Th. Soengedi (Kepala SMP Katolik Putra) dan R.M. Soerachman, seorang Pramongpraja.

Saat Universitas Negeri Jember dinyatakan “berdiri sendiri dengan status negeri” saya sudah PNS. Diangkat terhitung 1 Januari 1964 sebagai Juru TU pada Fakultas Sospol. Ada beberapa teman Tata Usaha yang masih saya ingat namanya. Ada Pak Suradi, Mas Handoko, mBak Soemi Soeryanti, mbak Sudarni, Pak Djon Sukandar dan mas Sukardi. Setahun kemudian menyusul teman SMP saya Marjono. Semuanya sudah almarhum.

Tak terlupakan.
Adalah Nasrul Amin, mahasiswa FKIP punya cerita. Amin adalah anak Kepala Desa Rantau Bahan, Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Lulus SGA Negeri Balipapan tahun 1962. Amin kepingin kuliah. Ia mengetahui di Jember ada Universitas Tawangalun dari berita koran. Iapun berangkat ke Jawa dengan kapal laut dari Sangkulirang lewat Samarinda menuju Tanjung Perak Surabaya.

Pada awal kuliahnya di FKIP tahun 1963 bersama 20 mahasiswa baru ditugaskan ke Malang. Menghadiri upacara peresmian penegerian Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Brawijaya Cabang Jember oleh Ketua DPR Mr. Sartono. Uniknya para mahasiswa ini dari Jember menuju Malang dinaikkan truk tentara milik DPLAD Jember.

Setahun kemudian tahun 1964 Nasrul Amin bersama puluhan mahasiswa menyaksikan penegerian Universitas Negeri Jember. Peresmian dilakukan oleh Menteri Pendidikan Prof. Dr. Syarif Thayeb bertempat di GNI Jember. Saksi sejarah ini dalam perjalanan waktu pensiun tahun 1996 sebagai Kepala Bagian TU Fisipol Universitas Jember.

Ada tokoh lain yang patut dicatat dalam sejarah. Tokoh yang satu ini adalah Texas, panggilan akrab Tx. Sumarsono. Tercatat sebagai mahasiswa pertama Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Tawangalun. Pada tahun 1963 diangkat sebagai Asisten Dosen dengan pangkat II/C. Karena dekatnya dengan Bupati Soedjarwo ia ditugas mengambil SK Penegerian Universitas Jember di Jakarta.

Maka berangkatlah Texas ke Jakarta dengan naik KA Gaya Baru dari Pasar Turi. Beberapa hari di Jakarta akhirnya Texas berhasil mengantongi SK Menteri PTIP nomor : 151 tahun 1964 tertanggal 9 Nopember 1964. “Perlu perjuangan berat untuk mengambil SK itu”, katanya kepada saya saat ketemu tahun 2023. Bukan hanya susahnya birokrasi di Kementerian PTIP tetapi sangu yang pas-pasan untuk ke Jakarta sampai kembali ke Jember.

Dirgahayu Universitas Jember. (Pakde Bagio).

Skip to content