Jember, 29 November 2024
Universitas Jember (UNEJ) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) sukses menyelenggarakan Kongres Kopi 2024 mengusung tema Tradisi dan Teknologi dalam Membangun Budaya Mutu Kopi di Auditorium Fakultas Pertanian (Faperta) UNEJ, Kamis (28/11/2024).
Kepala LP2M UNEJ, Prof. Yuli Witono mengatakan bahwa melalui Kongres Kopi ini ia menghadirkan para pelaku industri kopi mulai dari petani kopi se-Tapal Kuda, peneliti dari Pusat Kopi dan Kakao Indonesia, penyuluh pertanian lapang, budayawan kopi, serta perwakilan Perusahaan Umum Daerah Perkebunan Kahyangan.
Ragam pelaku industri kopi yang hadir ini membuat diskusi berjalan dengan sangat antusias membahas tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia dengan tingginya potensi untuk terus mengembangkan industri kopinya.
“Namun berbagai tantangan seperti perubahan iklim, produktivitas rendah, dan kurangnya sumber daya manusia yang kompeten masih menjadi kendala utama yang dihadapi petani kopi dan para pelaku industri kopi lainnya,” ujarnya.
Selama kongres, berbagai tantangan yang dihadapi oleh petani kopi dikupas tuntas bersama pihak yang terlibat langsung di lapangan. Hal ini disampaikan oleh Iwan Budianto, Penyuluh Pertanian Lapang Jember.
“Belum semua petani memahami bagaimana cara panen kopi yang baik, apakah itu petik merah, bagaimana cara menyeleksi kualitas biji kopi yang baik. Ini perlu kolaborasi dari berbagai pihak dalam memberikan edukasi dan literasi pada para petani kopi kita,” ujarnya.
Selain itu, juga dibahas peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah kopi Indonesia seperti pengembangan produk olahan kopi, ekspor kopi spesialti, dan pengembangan wisata kopi.
Peneliti kopi UNEJ, Prof. Soni Sisbudi Harsono menyampaikan, “Perguruan tinggi di Indonesia memainkan peran penting dalam penelitian kopi, baik di tingkat agronomi, pascapanen, maupun pemasaran. Penelitian yang sudah kami lakukan di UNEJ ini bertujuan untuk meningkatkan varietas kopi, mengembangkan teknologi pasca panen, meningkatkan inovasi produk kopi, bahkan sampai pada pelatihan kewirausahaan kopi.”
Dari seluruh peserta yang hadir, perwakilan dari Kopi RAISA yaitu Saleh yang turut berharap dengan Kongres Kopi ini dapat melahirkan kolaborasi dan inovasi baru terkait kopi, “Harapannya dimulai dari regional Jember bisa mendukung industri kopi Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.” (dil)