Jember, 17 Maret 2025
Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, menawarkan kerja sama dengan perguruan tinggi (PT) di Tunisia kepada Universitas Jember (UNEJ). Menurut Zuhairi Misrawi, dunia pendidikan tinggi di Tunisia memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh negara lain, yakni akses dan kedekatan dengan benua Eropa, dengan dunia Arab dan tentu saja dengan negara-negara di Afrika sendiri. Tawaran ini disampaikan oleh Duta Besar RI saat berdiskusi bersama Rektor UNEJ secara daring hari Kamis sore (17/4/2025).
Menurut Zuhairi Misrawi, posisi Tunisia sangat strategis karena dekat dengan benua Eropa sehingga banyak akademisi di perguruan tinggi Tunisia yang berkiprah di berbagai perguruan tinggi di Eropa. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk suku Arab sekaligus beragama Islam, maka Tunisia memiliki peran aktif di Liga Arab. Namun sebagai negara yang berada di benua Afrika, Tunisia tentu saja memiliki hubungan erat dengan sesama negara Afrika.

“Kami di KBRI Tunis memiliki program diplomasi pendidikan tinggi yang dapat menjadi jembatan kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dengan di Tunisia. Kerja sama dengan perguruan tinggi di Tunisia sangat potensial mengingat dapat menjadi gerbang ke Eropa, Arab dan Afrika sendiri. Ke Italia hanya butuh 45 menit, ke Perancis hanya dua jam. Karena Tunisia terletak di wilayah maghribi atau negara di wilayah barat benua Afrika yang dekat dengan benua Eropa, namun tetap sebagai negara Afrika. Apalagi memiliki faktor perekat penting dengan Indonesia yakni penduduknya mayoritas beragama Islam,” tutur Zuhairi Misrawi.
Beberapa program kerja sama yang ditawarkan oleh perguruan tinggi Tunisia diantaranya pertukaran dosen dan mahasiswa, kuliah umum oleh profesor, riset bersama hingga program gelar akademik bersama (sandwich programme). Perguruan tinggi Indonesia yang sudah memanfaatkan program diplomasi pendidikan tinggi KBRI Tunis diantaranya Universitas Indonesia dan IPB University.
Tawaran Duta Besar RI di Tunisia pada pertemuan ini tidak disia-siakan oleh UNEJ. Pertemuan secara daring sore itu kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Naskah Kesepahaman (Memorandum of Understanding, MoU) antara Rektor UNEJ dengan Duta Besar RI di Tunisia. Menurut Rektor UNEJ, Iwan Taruna, kesempatan ini harus diambil karena sejalan dengan program internasionalisasi UNEJ. Rektor kemudian meminta agar penandatanganan MoU dilanjutkan dengan kerja sama kongkrit.

Kali ini Program Studi Hubungan Internasional FISIP yang mengambil kesempatan dengan menggelar kegiatan kuliah umum daring oleh Duta Besar RI untuk Tunisia bertema “Geopolitik Timur Tengah Terkini : Krisis Gaza, Normaliasi dan Peran Indonesia” yang digelar di aula FISIP seusai kegiatan penandatanganan MoU.
“Kami setuju menandatangani MoU dengan KBRI Tunis sebab akan menjadi pintu gerbang kerja sama yang lebih besar. Kali ini dengan langkah nyata melibatkan FISIP dan akan diikuti fakultas lainnya. Saya juga mengundang Duta Besar Zuhairi Misrawi untuk mengunjungi kampus UNEJ,” kata Iwan Taruna.
Ajakan ini disanggupi oleh Duta Besar Zuhairi Misrawi, menurutnya jika ada kesempatan akan mengunjungi kampus UNEJ, apalagi dirinya juga memiliki hubungan baik dengan beberapa pondok pesantren seperti Pondok Pesantren Nurul Islam Jember, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Asembagus Situbondo dan pondok pesantren lainnya di wilayah Tapal Kuda.

“Sekaligus ziarah ke makam mbah-mbah dan keluarga saya di Panarukan, Situbondo,” tutur Zuhairi Misrawi mengakhiri diskusi. (iim)