Jember, 19 Mei 2025
Universitas Jember (UNEJ) sepakat melanjutkan jalinan kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Niatan kedua institusi ini dituangkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Rektor UNEJ dengan Area Manager BSI Jember di gedung rektorat dr. R. Achmad kampus Tegalboto (19/5/2025). Dengan penandatanganan MoU ini, maka kedua belah pihak setuju melanjutkan kerja sama tahap kedua untuk tiga tahun ke depan.
Dalam sambutannya, Rektor UNEJ, Iwan Taruna menyampaikan jika pihaknya puas dengan hasil kerja sama dengan BSI selama tiga tahun ini. Oleh karena itu setuju melanjutkan kerja sama. Jika di masa kerja sama pertama masih banyak bertumpu pada pengelolaan gaji (pay roll) karyawan, penyediaan fasilitas keuangan serta penyediaan sarana dan prasarana, maka di periode kedua kerja sama diharapkan muncul inovasi-inovasi baru kerja sama.

“Saya percaya BSI memiliki kemampuan untuk menjadi mitra unggulan yang bisa memenuhi kebutuhan layanan keuangan bagi keluarga besar UNEJ untuk dosen, karyawan dan mahasiswa. Apalagi melihat kinerjanya yang selalu mengukir prestasi,” tutur Iwan Taruna.
Harapan Rektor UNEJ disanggupi oleh Area Manager BSI Jember, Habiburrahman yang hadir didampingi semua pejabat teras BSI Jember. Menurutnya kini BSI sudah bertransformasi menjadi bank papan atas di Indonesia. Terbukti di triwulan pertama tahun ini saja BSI sudah mencetak laba 1,8 trilyun rupiah, sementara asetnya naik 12 persen menjadi 401 trilyun rupiah.
“Kini BSI masuk jajaran sepuluh besar bank terbaik di Indonesia, menduduki peringkat keenam dari semua bank yang ada di Indonesia. Kami siap mengembangkan bentuk-bentuk kerja sama lanjutan dengan UNEJ,” ungkap Habiburrahman.

Beberapa usulan inovasi kerja sama terlontar saat sesi diskusi dibuka oleh Wakil Rektor IV bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi UNEJ. Diantaranya disampaikan oleh Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Fendi Setyawan. Fendi Setyawan mengusulkan agar BSI turut mendanai usaha rintisan (start up) yang dikelola oleh mahasiswa dan atau pelaku usaha binaan UNEJ. Pasalnya setiap tahun banyak mahasiswa UNEJ yang memperoleh dana untuk melaksanakan program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat melalui beragam skema, program kewirausahaan, program Kuliah Kerja Nyata (KKN) hingga program pengabdian kepada masyarakat oleh dosen.
“Sayang jika rintisan yang sudah berjalan kemudian berhenti karena problem pembiayaan setelah program berakhir,” kata Fendi Setyawan.

Menanggapi usulan ini, Habiburrahman berjanji menghubungkan usaha rintisan (start up) yang dikelola oleh mahasiswa dan atau pelaku usaha binaan UNEJ dengan program yang sudah ada di BSI yakni program BSI Maslahat. Program BSI Maslahat memiliki banyak program mulai dari pembiayaan UMKM melalui BSI Mitra Ummat, hingga bantuan melalui BSI Peduli Ummat. Termasuk program pemberian bea siswa bagi mahasiswa berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu.
Sementara itu Wakil Rektor I UNEJ Prof. Slamin mengajak praktisi BSI mengajar di kampus selain bekerja sama melakukan riset bersama dosen. Sementara itu Wakil Rektor II bidang Keuangan dan Akademik, Prof. Sri Hernawati mengusulkan bagi mahasiswa UNEJ yang menjadi nasabah BSI bebas biaya administrasi jika bertransaksi dengan fasilitas BSI.

“Saya juga berharap agar ada semacam dana talangan dari BSI bagi mahasiswa UNEJ yang kebetulan tengah mengalami masalah finansial agar studinya bisa tetap berjalan lancar,” ujar Wakil Rektor III Fendi Setyawan. (iim)