Jember, 15 Juli 2025
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember (FAPERTA UNEJ) melalui Kelompok Riset (KeRis) CREAM (Centre of Research on Entrepreneurship and Agribusiness Management) menggelar Program Pengembangan Desa Binaan (Probangdebi) di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember (12/07/2025). Program ini bertujuan untuk memberikan pendampingan pembuatan pupuk organik cair sebagai biofertilizer sekaligus agen pengendali hayati dan pendampingan manajemen pengelolaan usaha tani. Dengan pendanaan dari Hibah Pengabdian Desa Binaan Keris-DiMas, diharapkan program ini mampu menjadi solusi untuk peningkatan ekonomi lokal desa dan peningkatan kualitas lingkungan melalui Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu Mendukung Kemandirian Desa Sabrang dengan mendampingi pengelolaan usaha tani pembibitan hortikultura, pupuk organik berbahan lokal yang mengandung hara tinggi dan sebagai solusi peningkatan produktifitas serta pendampingan manajemen kelembagaan.
Tim Kelompok Riset (KeRis) CREAM yang terdiri dari para dosen Program Studi Agribisnis, yaitu Dr. Ir. Evita Soliha Hani, MP., Julian Adam Ridjal, SP., MP., Ir. Indah Ibanah, SP., M.Si., Ir. Ratih Apri Utami, SP., M.Si., dan Meidiana Purnamasari, S.P., M.P., M.BA., Ph.D., bersama beberapa mahasiswa, berkolaborasi dengan Kelompok Tani “Pancer Tani” di Desa Sabrang. Program ini telah dilaksanakan sejak 11 Mei 2025, dan bertujuan untuk mengatasi berbagai kendala dalam pengelolaan usaha tani pembibitan dimana hasil dari persemaian masih seringkali tidak sesuai harapan mulai dari bibit yang tidak seragam hasilnya, banyak dipenuhi oleh hama dan penyakit serta kekurangan unsur hara. Selain itu juga petani pembibitan banyak memasok kepada petani hortikultura secara terpisah belum melalui unit atau usaha bersama , sehingga masih banyak petani lain yang kekurangan bibit untuk bercocok tanam.
Julian Adam Ridjal, Ketua Program Pengabdian menjelaskan, Program Pengembangan Desa Binaan (Probangdebi) di Desa Sabrang mengadopsi model Participatory Rural Appraisal (PRA), yang berfokus pada partisipasi aktif masyarakat mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi program. Pendekatan persuasif dan edukatif diterapkan melalui sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan. “Pelatihan manajemen usahatani pembibitan hortikultura merupakan bagian dari strategi peningkatan kapasitas petani dan pelaku usaha pertanian dalam mengelola kegiatan pembibitan hortikultura secara lebih produktif, efisien, dan berorientasi pasar. Pembibitan merupakan tahap awal yang sangat krusial dalam keberhasilan usaha hortikultura, baik dalam skala kecil maupun besar. Ketersediaan benih dan bibit bermutu tinggi merupakan fondasi utama untuk mencapai hasil produksi yang optimal dan berkelanjutan.” ujarnya.
Dr. Evita Soliha Hani, Ketua Tim Kelompok Riset CREAM, juga menegaskan, “pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta mengenai aspek teknis, manajerial, dan ekonomi dari kegiatan pembibitan hortikultura. Materi pelatihan meliputi teknik pemilihan benih unggul, persiapan media tanam, pengendalian hama penyakit di persemaian, teknik persemaian yang benar, hingga perencanaan dan analisis usaha pembibitan.,” ungkapnya. Pendekatan yang melibatkan masyarakat ini diharapkan dapat membantu petani memahami pentingnya inovasi dalam usaha tani, serta mempersiapkan mereka untuk mengelola sumber daya lokal secara lebih efektif.
Ia lalu menambahkan, dengan Program Probangdebi ini, merupakan komitmen lembaganya untuk memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Pendanaan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UNEJ juga mencerminkan dukungan penuh terhadap riset-riset terapan yang berorientasi pada pemecahan masalah riil di masyarakat. “Kami berharap kegiatan Probangdebi ini dapat menjadi model bagi desa-desa lainnya, tidak hanya di wilayah Jember, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia. Dengan mendukung peningkatan kapasitas petani dan memberikan solusi praktis, kami ingin membantu memperkuat ketahanan ekonomi dan lingkungan di pedesaan.”imbuhnya.
Sementara itu, Ari Wibowo, Ketua Kelompok Tani Pancer Tani, menyatakan bahwa pentingnya sistem pertanian terpadu menggunakan kombinasi biofertilizer dan agen pengendali hayati. “sosialisasi dan pelatihan Sistem Pertanian Terpadu Menggunakan Kombinasi Biofertilizer dan Agen Pengendali Hayati” dilaksanakan sebagai bagian dari upaya penguatan kapasitas petani dalam menerapkan sistem pertanian yang berkelanjutan, efisien, dan ramah lingkungan. Sistem pertanian terpadu menjadi salah satu pendekatan yang dapat menjawab tantangan dalam sektor pertanian, seperti degradasi lahan, ketergantungan pada input kimia sintetis, serta meningkatnya biaya produksi. ” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa sistem pertanian terpadu merupakan konsep yang mengintegrasikan berbagai komponen pertanian seperti tanaman, ternak, mikroorganisme, dan limbah organik ke dalam satu sistem yang saling mendukung. Salah satu fokus utama dalam pelatihan ini adalah pemanfaatan biofertilizer dan agen pengendali hayati (APH) sebagai bagian dari pendekatan hayati untuk menggantikan atau mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
Imam Muzaki, Kasi Pemerintahan Desa Sabrang, juga memberikan apresiasi kepada Universitas Jember yang telah menghadirkan program pengabdian yang berdampak nyata bagi masyarakat. “Kegiatan transfer ilmu seperti ini sangat bermanfaat, karena memberikan solusi yang berkelanjutan bagi masyarakat kami. Kami berharap program ini dapat menjadikan Desa Sabrang lebih mandiri dan berkembang di sektor pertanian,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pelatihan dan pendampingan ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga memberikan bekal bagi masyarakat untuk terus berinovasi dan berkembang di bidang pertanian. Program pendampingan ini disambut antusias oleh masyarakat dan pemerintah Desa Sabrang, dan diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat desa. Pelatihan dan pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam membuat pupuk organik cair (POC) berbasis mikroba lokal, sebagai upaya mendukung pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Dengan demikian, Probangdebi di Desa Sabrang diharapkan tidak hanya menjadi program yang menguntungkan bagi petani saat ini, tetapi juga dapat membentuk fondasi yang kuat untuk masa depan pertanian yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing di Indonesia.(is/dam)