Jember, 15 Oktober 2025
Kesehatan fisik yang prima tidak menjamin kesejahteraan seseorang tanpa diiringi kesehatan mental yang baik.
Berangkat dari urgensi ini, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Jember (UNEJ) menyelenggarakan kegiatan edukasi tentang Peran Keluarga dalam Mencegah Bullying dan Menjaga Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Gedung Kewirausahaan UNEJ, Rabu (15/10/2025).Edukasi ini menghadirkan narasumber Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep., Sp.Kep.J., dosen dari Fakultas Keperawatan UNEJ yang merupakan Pakar Keperawatan Jiwa.

Menurut Erti Ikhtiarini Dewi, kesehatan mental anak dan remaja sangat penting karena memengaruhi perkembangan emosional, sosial, dan akademik mereka. Anak dengan kesehatan mental yang baik cenderung lebih percaya diri, mudah beradaptasi, dan mampu menghadapi tantangan secara positif.
“Di sisi lain, perundungan (bullying) menjadi ancaman serius. Bullying didefinisikan sebagai perilaku agresif berulang yang bertujuan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang lain secara fisik, verbal, atau psikologis.” ujarnya.
Perundungan dapat berbentuk:
– Bullying Fisik: Memukul, menendang, atau agresi fisik lainnya.
– Bullying Verbal: Menyebut nama buruk, menghina, merendahkan, atau mengancam.
– Bullying Sosial: Menyebarkan rumor, mengisolasi orang lain, dan mempermalukan publik.
– Cyberbullying: Menggunakan platform digital untuk melecehkan atau mempermalukan seseorang secara berulang.

Dampak bullying sangat merusak. Korban bullying berisiko mengalami gangguan kesehatan fisik, depresi, kecemasan, kesulitan tidur, menurunnya prestasi akademik, hingga dampak jangka panjang seperti trauma, sulit bergaul, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Sementara itu, pelaku bullying berisiko lebih tinggi mengalami masalah akademis dan perilaku kekerasan di kemudian hari.
Erti Ikhtiarini Dewi menekankan bahwa keluarga memiliki peran krusial dalam mencegah bullying dan menjaga kesehatan mental anak. Peran ini dapat diwujudkan melalui menciptakan lingkungan yang penuh kasih, aman, dan mendukung, serta menjadi role model yang baik bagi anak. Ajarkan nilai moral dan etika, serta hindari sarkasme.
Pilar kedua adalah membangun komunikasi terbuka adalah kunci. Ini memungkinkan anak merasa aman dan nyaman berbagi pengalaman, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengurangi stres dan kecemasan. Orang tua perlu mendengar aktif dan memberikan dukungan emosional yang hangat.

Selanjutnya ia juga mengatakan, “Ajarkan anak untuk memiliki kepercayaan diri, kemampuan untuk membela diri (assertive), ketahanan mental, dan keterampilan sosial. Serta, ajarkan anak mengelola emosi dengan baik dan mengubah pikiran negatif menjadi positif.”
Tidak lupa, keluarga wajib melakukan edukasi dan pengawasan. Bantu anak mengelola stres dengan berolahraga, melakukan hobi, dan journaling. Penting juga memastikan pola tidur yang sehat dan pola makan yang bergizi karena keduanya sangat memengaruhi fungsi otak dan keseimbangan emosional.

Pada akhirnya, Erti Ikhtiarini Dewi menyimpulkan, melalui komunikasi yang baik, pengajaran nilai-nilai positif, pengawasan, dan peningkatan kesadaran tentang bullying dan kesehatan mental, keluarga dapat membantu anak dan remaja tumbuh dan berkembang dengan sehat dan bahagia. Lingkungan rumah yang positif adalah fondasi utama bagi anak untuk menemukan cinta dalam kehidupannya dan mengembangkan diri dengan baik. (dil)
#DiktisaintekBerdampak #UNEJBerdampak #Profil


 
 
 
