Jember, 8 November 2025
Suasana Auditorium Lt.5 Gedung Soedjarwo Universitas Jember pada Kamis (6/11) siang mendadak berubah menjadi panggung penuh semangat dan kreativitas.
Tepuk tangan meriah mengiringi momen ketika Rektor Universitas Jember, Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng., IPM., ASEAN Eng., mengetuk clapper board sebagai tanda resmi dimulainya UNEJ Film Festival 2025, pesta sinema tahunan terbesar yang selalu dinanti oleh civitas akademika. Kemeriahan kian terasa ketika layar pertama menampilkan film Sunyi dalam Rantang atau Whispers in The Dabbas, karya maestro perfilman Indonesia Garin Nugroho, yang membuka festival dengan nuansa reflektif dan sarat makna.Dalam sambutannya, Rektor Iwan Taruna menyampaikan dukungan penuh terhadap ruang-ruang kreatif seperti UNEJ Film Festival. ajang ini adalah sebuah ajang yang bisa menjadi wadah ekspresi dan apresiasi bagi karya karya sinema generasi muda.
“Acara ini juga bisa menjadi wadah promosi untuk Program Studi Televisi dan Film Universitas Jember. Kesempatan ini juga luar biasa, karena kita tidak hanya berteori dan berpraktik di laboratorium, tetapi juga mengorganisir orang-orang bertalenta untuk bisa berkumpul dan menghadirkan film-film yang dihasilkan oleh teman-teman berbakat, baik dari PSTF maupun dari luar.”
Tak hanya dihadiri oleh civitas akademika, acara pembukaan kali ini juga semakin istimewa dengan kehadiran Garin Nugroho, salah satu sutradara paling berpengaruh di Indonesia. Garin hadir secara online untuk memberikan opening speech sekaligus berbagi pandangan tentang pentingnya sinema dalam membangun kehidupan dalam gambar.
“Terima kasih atas pemutaran film Sunyi dalam Rantang. Film sesungguhnya dalam sejarahnya disebut gambar hidup. Dalam perspektif ini, film selayaknya memberi jendela hidup, memberi daya hidup, dan memberi inspirasi hidup tentang berbagai kehidupan di negeri ini yang tidak setiap orang dapat alami, lihat, dan rasakan pengetahuan atau pengalamannya. Oleh karena itu, melihat film Sunyi dalam Rantang dengan tema yang langka dalam film Indonesia, khususnya tentang peradilan atau permasalahan human rights, tentu memberikan daya hidup bagi pecinta film dan bagi Universitas Jember itu sendiri.”
Setelah sesi sambutan, penonton disuguhkan film Whispers in the Dabbas atau Sunyi dalam Rantang, karya terbaru Garin Nugroho yang memukau dengan visual puitis dan narasi yang menggugah. Seusai penayangan, acara dilanjutkan dengan sesi apresiasi dan diskusi, dimana para peserta aktif bertanya dan berbagi pandangan tentang pesan-pesan tersirat dalam film tersebut. Sesi diskusi dan apresiasi ini dihadiri oleh Setawijaya yang berperan sebagai line producer dan periset dalam karya Sunyi dalam Rantang.
Kemeriahan acara tidak berhenti sampai di situ. Setelah Opening Ceremony berlangsung dengan sukses, rangkaian kegiatan Main Festival UNEFF dilanjutkan ke Layar Kompetisi 1 dan 2. Kedua sesi pemutaran film tersebut diselenggarakan di Kota Cinema Mall Jember pada pukul 18.00 hingga 22.00 WIB. Pada kegiatan ini, para penonton disuguhkan berbagai karya film terbaik dari para peserta, yang tidak hanya menampilkan kreativitas tinggi, tetapi juga mencerminkan semangat dan keberagaman ide para sineas muda.
Tidak hanya pemutaran film, para pengunjung yang hadir juga dimanjakan dengan berbagai hiburan menarik. Acara semakin semarak berkat penampilan spesial dari Lala dan DJ Cilik , tersedia pula beragam mini games yang menambah keseruan suasana, serta Pasar Kolaboratif yang setiap pengunjung melakukan pembelian pertama akan mendapatkan kupon undian , yang nantinya akan diacak untuk mendapatkan hadiah.
“Jujur dari awal aku gak berekspektasi apa-apa, tapi dari aku sampai sini sampai detik ini pun aku amaze banget sama panitianya yang bener-bener friendly, ramah, menyenangkan banget. Terus keren banget bisa kerjasama sama KCM dan lain-lain, so far so good si baru hari pertama. Aku ikut sampai akhir, nanti kita lihat bareng-bareng kedepannya kayak gimana.” Ungkap Fatma, salah satu filmmaker yang menghadiri acara Layar Kompetisi UNEFF.
Sesi terakhir pada Layar Kompetisi 1 dan 2 adalah sesi diskusi bersama para Filmmaker. Dalam sesi ini, para sineas berkesempatan untuk berbagi pengalaman, ide, serta proses kreatif di balik karya-karya yang mereka hadirkan di layar. Suasana hangat dan interaktif tercipta ketika para penonton ikut aktif mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, dan berdiskusi langsung dengan para Filmmaker. Dengan penuh antusiasme, sesi ini menjadi penutup yang inspiratif, menegaskan semangat UNEFF dalam mendukung perkembangan perfilman muda di Indonesia.





