Mahasiswi Hukum UNEJ Tembus 32 Besar Nasional dan Raih Best Speaker Kategori Pratama di KDMI 2025

Jember, 12 November 2025

Najma Nabila Cahyono, mahasiswi Fakultas Hukum (FH) Universitas Jember (UNEJ) angkatan 2024, membuktikan bahwa semangat dan keberanian bisa membuka banyak peluang.

Dalam ajang Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2025, Najma berhasil menembus 32 besar (Oktofinal) dari 96 tim terbaik se-Indonesia, sekaligus meraih peringkat ke-10 Best Speaker kategori Pratama.

Pencapaian ini menjadi kebanggaan tersendiri, mengingat KDMI merupakan ajang debat paling bergengsi di tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemendikbudristek RI. Kompetisi ini diikuti oleh ratusan debater dari berbagai perguruan tinggi dan mengusung format British Parliamentary (BP), sistem debat internasional yang menuntut ketajaman berpikir kritis, improvisasi, serta kejelasan penyampaian argumen.

“Perasaan waktu berhasil masuk ke babak okto-final itu pasti sangat bahagia dan bersyukur. Sebelumnya gak pernah kebayang bakal bisa sampai di titik itu. Terharu juga kalau inget perjuangan sebelum lomba,” ungkap Najma ketika ditemui di FH UNEJ, Rabu (12/11/2025) dengan senyum haru.

Najma Nabila Cahyono usai diumumkan sebagai peraih peringkat ke-10 Best Speaker kategori Pratama dalam Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2025

KDMI 2025 berlangsung pada 20–24 Oktober 2025, di mana setiap peserta diuji dengan mosi impromptu (dadakan). Dalam waktu terbatas, mereka harus menyusun argumen logis dan meyakinkan. Bagi Najma, proses ini bukan hanya soal memenangkan debat, tapi juga tentang mengasah kemampuan berpikir cepat dan percaya diri.

“Persiapannya lebih ke sering latihan bareng partner dengan tim lain, baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Dari situ bisa belajar banyak gaya debat dan cara berpikir yang berbeda-beda,” ujarnya.

Najma menegaskan bahwa dua kemampuan utama yang paling dibutuhkan seorang debater adalah berpikir kritis dan public speaking. Namun, menurutnya, keduanya tidak akan berkembang tanpa keberanian untuk tampil dan mencoba.

“Kemampuan paling penting menurut aku berpikir kritis dan public speaking. Tapi kunci awalnya tuh sebenernya ada di berani. Jadi harus yakin dulu sama diri sendiri ataupun partner kita,” tegasnya.

Ekspresi bahagia Najma dan tim UNEJ setelah menerima penghargaan pada Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2025 di tingkat nasional

Sebagai mahasiswi baru di FH, Najma mengaku awalnya tidak menyangka bisa berkompetisi di level nasional secepat ini. Namun, dorongan dari dosen dan senior membuatnya berani melangkah lebih jauh. Dunia debat, baginya, bukan sekadar adu argumen, melainkan proses belajar memahami logika, menghargai perbedaan, dan melatih kepekaan sosial.

“Debat mengajarkan aku untuk tetap tenang saat berbeda pendapat. Kita belajar untuk mendengar, bukan cuma menjawab,” tutur Najma.

Selain membagikan kisah perjuangannya, Najma juga memberikan tips bagi mahasiswa lain yang ingin memulai langkah di dunia debat:
1. Pahami esensi debat terlebih dahulu. Debat bukan hanya tentang menang atau kalah, tapi memahami sudut pandang dengan logis.
2. ⁠Kuasai struktur dasar argumen. Susun gagasan agar mudah dipahami audiens dan juri.
3. ⁠Latih cara berpikir kritis dengan selalu menanyakan “kenapa” pada setiap poin.
4. ⁠Bangun struktur pidato yang rapi dan temukan gaya debatmu sendiri.
5. ⁠Jangan takut mencoba dan sering berlatih. Semakin sering berdiskusi, semakin matang kemampuan argumentatifmu.

Najma bersama tim delegasi UNEJ saat menerima penghargaan pada Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2025 yang digelar oleh Kemendikbudristek RI

Najma berharap pengalaman di KDMI bisa menjadi batu loncatan untuk prestasi berikutnya, baik di dunia debat maupun pengembangan diri. Ia juga ingin menginspirasi mahasiswa lain agar berani mengambil langkah pertama, karena menurutnya, setiap keberhasilan berawal dari keberanian kecil untuk mencoba. (dil/elz)

#DiktisaintekBerdampak #UNEJBerdampak #Prestasi