Fakultas Keperawatan UNEJ Hadirkan Peluang Internasional bagi Mahasiswa Dengan Perkuat Sayap Global

Fakultas Keperawatan Universitas Jember Hadirkan Peluang Internasional bagi Mahasiswa Dengan Perkuat Sayap Global Dengan Alice Lee Center for Nursing Studies (ALCNS) National University of Singapore QS100 by Subject Nursing 8th World dan 2nd Asia

Singapore, 26 November 2025 — Universitas Jember melaksanakan kunjungan akademik ke Alice Lee Centre for Nursing Studies, National University of Singapore (NUS), pada 24–28 November 2025 sebagai bagian dari upaya memperkuat kolaborasi internasional, memperluas peluang riset bersama, dan melakukan benchmarking pembelajaran berbasis simulasi di institusi keperawatan terkemuka di Asia.

Kunjungan ini diterima secara baik oleh jajaran ALCNS NUS Nursing sebagai kunjungan akademik resmi. Prof. Wang Wenru menyambut delegasi dan menegaskan bahwa pertukaran akademik seperti ini penting untuk membangun kesalingpahaman dan membuka potensi kerja sama ke depan.

Kunjungan ini juga ditandai oleh kontribusi akademik dari Prof. Tantut Susanto, yang menjadi pembicara utama dalam NUS Nursing Research Seminar dengan topik “Management of Care Using Self-Control and Self-Reflection for Maintaining Health Status, Spirituality, and Quality of Life among Older Adults Farmers.” Prof. Tantut menegaskan pentingnya pendekatan refleksi diri dan regulasi diri untuk meningkatkan ketahanan kesehatan petani lansia di wilayah agraris. “Komunitas petani lansia memiliki dinamika kesehatan yang khas. Pendekatan self-reflection dapat memperkuat kesehatan, spiritualitas, dan kualitas hidup mereka. Ini adalah kontribusi nyata riset keperawatan komunitas dari Indonesia ke dunia,” jelasnya. Beliau juga menambahkan bahwa kolaborasi internasional menjadi ruang strategis untuk memperluas dampak riset Indonesia. Selain menjadi pembicara, Prof. Tantut juga berperan sebagai mentor bagi mahasiswa, memastikan mereka memperoleh paparan langsung terhadap standar pendidikan global melalui sesi seminar, tur laboratorium, dan diskusi lintas negara. Hal ini menjadi bagian dari upaya mendorong mahasiswa Universitas Jember memiliki kompetensi keperawatan yang berdaya saing internasional.

Mahasiswa Universitas Jember—Harsah Bahtiar Zainudin, Choiria Firdatul Ulfah, dan Mita Febrianti, menjadi bagian sentral dalam rangkaian agenda kunjungan. Mereka terlibat aktif dalam tur laboratorium simulasi, Medical Simulation Lab, ruang keterampilan klinis, dan diskusi ilmiah bersama mahasiswa master dan PhD NUS mengenai riset komunitas, metodologi ilmiah, dan isu-isu kesehatan global. Pengalaman ini memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai standar internasional pendidikan keperawatan dan dinamika riset di perguruan tinggi kelas dunia. Choiria Firdatul Ulfah menilai kunjungan akademik ini sebagai bentuk investasi kompetensi jangka panjang. “Kegiatan ini membuka wawasan kami mengenai bagaimana pendidikan keperawatan diinstitusikan secara sistematis dan berbasis riset. Paparan langsung terhadap sistem pembelajaran di NUS memperjelas arah pengembangan kompetensi global yang perlu kami kejar,” ujarnya. Mita Febrianti menambahkan bahwa pengalaman lintas negara ini memperkaya kapasitas analitis mereka. “Melihat integrasi riset, teknologi, dan praktik klinis secara nyata membuat kami memahami bagaimana ilmu keperawatan berkembang dalam konteks global. Kunjungan ini memperkuat motivasi kami untuk terlibat dalam riset kolaboratif dan mengembangkan jejaring akademik internasional,” tuturnya. Sementara itu, Harsah Bahtiar Zainudin menekankan peningkatan kepekaan mereka terhadap ekspektasi profesional internasional. “Diskusi langsung dengan mahasiswa dan staf akademik NUS memberi perspektif baru tentang kualitas, etos akademik, dan standar global. Ini menjadi refleksi penting bagi kami sebagai mahasiswa keperawatan yang bersiap menghadapi kompetisi internasional,” jelasnya.

Kunjungan ini menghasilkan kesepahaman nonformal untuk membuka Program Pertukaran Mahasiswa S1 mulai tahun 2026. Skema awal mencakup kunjungan mahasiswa NUS ke Universitas Jember selama 1–2 minggu untuk mempelajari keperawatan komunitas dan budaya lokal, disusul kunjungan balasan mahasiswa Universitas Jember ke NUS pada tahun berikutnya. Selain itu, kedua institusi membuka peluang untuk joint research, short-term academic visits, dan bentuk kolaborasi akademik lainnya. Prof. Tantut menyambut baik kesepakatan ini. “Program pertukaran mahasiswa tidak hanya memperkaya pengalaman akademik, tetapi juga memperkuat internasionalisasi pendidikan di Universitas Jember. Kami siap menyusun proposal teknis bersama NUS agar program dapat berjalan optimal pada 2026,” tegasnya.

Kunjungan ini menjadi tonggak penting bagi Universitas Jember dalam memperkenalkan riset unggulan Indonesia di forum global, memperluas jejaring internasional, serta memberikan pengalaman akademik lintas negara bagi mahasiswa. Universitas Jember akan menindaklanjuti hasil pertemuan ini melalui penyusunan proposal program, pembentukan tim koordinasi, serta persiapan agenda kolaborasi akademik bersama NUS untuk tahun 2026.