UNEJ Miliki Superkomputer, Buka Peluang Besar Pengembangan Riset hingga Layanan Publik

Jember, 29 Desember 2025

Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa Universitas Jember (UNEJ) telah mengoperasikan sebuah infrastruktur komputasi berkinerja tinggi, yaitu Superkomputer NVIDIA DGX A100 yang telah beroperasi sejak tahun 2022.

Kehadiran fasilitas ini menempatkan UNEJ dalam jajaran elit institusi pendidikan di tanah air. Melansir informasi dari laman ai-dikti.id, saat ini baru ada delapan perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki fasilitas superkomputer, dan Universitas Jember menjadi salah satunya. Perangkat canggih ini menjadi pondasi penting di balik berbagai inovasi riset, pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intellegence/AI) hingga peningkatan layanan akademik dan publik yang kini mulai dirasakan dampaknya.

Seringkali orang membayangkan superkomputer sebagai mesin raksasa yang memenuhi satu ruangan besar. Padahal, wujud fisiknya di UNEJ cukup ringkas, namun memiliki performa ribuan kali lipat di atas komputer rumahan atau laptop biasa. Jika laptop stadar hanya memiliki satu atau delapan “otak” (core), superkomputer memiliki ribuan prosesor yang bekerja secara paralel. Sistem ini mampu menyelesaikan perhitungan matematika yang sangat kompleks dalam waktu singkat.

Tampilan fisik Superkomputer NVIDIA DGX Station yang dioperasikan oleh Universitas Jember. Meskipun memiliki wujud fisik yang ringkas (compact), perangkat ini memiliki kemampuan komputasi ribuan kali lipat dibandingkan komputer konvensional.

Di UNEJ, keberadaan superkomputer tersebut dikelola oleh Unit Pelaksana Akademik Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPA TIK) UNEJ, sebagai bagian dari komitmen universitas dalam memperkuat pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Kepala UPA TIK UNEJ, Prof. Bayu Taruna Widjaja Putra, S.TP., M.Eng., Ph.D., menjelaskan bahwa superkomputer bukan sekedar simbol kecanggihan teknologi, tetapi alat strategis untuk mengakselerasi kerja akademik.

“Perbedaannya sangat signifikan. Kalau menggunakan perangkat konvensional, pengolahan satu juta data gambar bisa memakan waktu hingga tujuh hari. Dengan superkomputer, itu bisa diselesaikan dalam dua jam,” jelas Prof. Bayu.

Kehadiran superkomputer ini membuka peluang luas bagi dosen dan mahasiswa dalam mengolah data berskala besar, mulai dari riset, hingga analisis data kompleks yang sebelumnya sulit dilakukan dengan perangkat biasa. Lebih dari sekedar pengolahan data, superkomputer juga menjadi ruang utama bagi pengembangan dan implementasi AI (Artificial Intellegence) dan IoT (Internet of Things).

Kepala UPA TIK UNEJ, Prof. Bayu Taruna Widjaja Putra, S.TP., M.Eng., Ph.D., menjelaskan keunggulan superkomputer yang mampu memangkas waktu pengolahan data dari hitungan hari menjadi jam.

Dalam implementasi IoT, superkomputer berfungsi sebagai pusat pemrosesan data yang dikirimkan oleh ribuan sensor di lapangan secara real-time. Sementara dalam pengembangan AI, mesin ini digunakan untuk melatih algoritma agar mampu berpikir dan memberikan solusi. Contoh nyatanya adalah pengembangan teknologi Smart Farming di AI Center for Industrial Agriculture UNEJ, di mana AI dan IoT dipadukan untuk memantau kondisi tanaman dan memprediksi hasil panen secara otomatis.

Pemanfaatan superkomputer UNEJ tidak berhenti di ranah akademik internal. Kekuatan komputasi ini dihubungkan dengan pengembangan data geospasial melalui peran UNEJ sebagai koordinator Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial (PPIIG) di wilayah Tapal Kuda. Dalam konteks ini, data spasial yang bekerja bedasarkan koordinat dan peta digital, dipadukan dengan teknologi AI untuk membaca kondisi di lapangan secara lebih akurat, mulai dari perubahan tutupan lahan hingga kebutuhan pembangunan daerah.

“Dengan data spasial, kita bisa melihat anomali yang terjadi di muka bumi, misalnya perubahan tutupan lahan atau hutan yang gundul. Itu bisa dideteksi dari waktu ke waktu,” terang Prof. Bayu.

Melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, UNEJ mendorong pemanfaatan peta digital sebagai bagian dari kebijakan satu data. Selama ini, banyak data pembagunan masih berbentuk tabel atau lembar kerja yang sulit diverifikasi secara visual. Dengan pendekatan geospasial, setiap informasi memiliki titik koordinat yang jelas dan dapat ditinjau secara langsung.

Suasana ruang server di Unit Pelaksana Akademik Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPA TIK) Universitas Jember, tempat Superkomputer (bawah, berwarna emas) ditempatkan.

“Kalau hanya data Excel, sering kali sulit dibayangkan di lapangan. Dengan peta hasil olahan superkomputer, perbaikan jalan misalnya, bisa langsung terlihat di koordinat mana, lebarnya berapa, dan kondisinya seperti apa,” ujarnya.

Bagi Prof. Bayu, superkomputer berperan penting dalam mengolah data agar dapat diubah menjadi informasi yang relevan dan mudah dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat.

“Superkomputer itu hanyalah tools. Yang paling penting adalah bagaimana kita menyiapkan datanya dan menentuka output apa yang ingin kita capai,” tegasnya.

Pada akhirnya, keberadaan superkomputer ini bukan sekedar tentang kemegahan teknologi, melainkan tentang seberapa besar manfaat yang bisa dihasilkan. Apabila infrastruktur canggih ini terus dimanfaatkan secara optimal, tentunya dapat membantu meningkatkan kualitas riset di Universitas Jember. Harapannya, setiap inovasi yang lahir dari “otak digital” ini tidak hanya berhenti di laboratorium kampus, tetapi benar-benar memberikan solusi nyata dan dampak langsung yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. (qf)

#DiktisaintekBerdampak #UNEJBerdampak #Profil