[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]Jember, 9 Mei 2018
Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember kembali melaksanakan gelar produk inovasi mahasiswa, (9/5). Gelar produk yang digelar di double way depan kampus FTP kali ini mengusung tema Food Technologi Innovation For a Better Life. Gelar produk ini dilakukan untuk turut mendukung ketahanan pangan bangsa Indonesia dengan memanfaatkan segala bentuk sumber daya pangan lokal.
Menurut Ahmad Nafi’ S. TP, M.P Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertania (THP) FTP Universitas Jember mengatakan, program yang diselenggarakan setiap tahun ini diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa semester enam yang sudah menempuh mata kuliah Pengembangan Produk Baru khususnya pangan lokal.
“Gelar produk ini dalam rangka mendukung ketahanan pangan Indonesia dan juga akhir dari proses perkuliahan selama satu semester. Karena dalam proses perkuliahan mahasiswa telah belajar mengenai bagaimana cara membuat produk baru dengan melakukan pengembangan proses dan teknologi khususnya pada tanaman pangan lokal,” ujar Nafi’
Nafi’ mengatakan, dalam perkuliahan mahasiswa juga telah mempelajari bagaimana menghitung kandungan nutrisi dari produk yang akan dibuat menggunakan bahan makanan lokal. Selain itu menurutnya, sebelum membuat produk baru, mahasiswa juga wajib melakukan analisis bisnis serta menentukan harga dari sebuah produk yang mereka buat.
“Tahun ini ada 32 produk inovasi pangan lokal yang dipamerkan. Kegiatan ini merupakan launching produk inovasi pangan lokal sekaligus tes pasar. Melalui kegiatan ini para mahasiswa akan mendapatkan masukan mengenai kelayakan produk inovasi mereka untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah bisnis,” imbuh Nafi’.
Tidak tanggung-tanggung, untuk memberikan penilian terhadap produk inovasi pangan itu Nafi’ juga menghadirkan praktisi inovasi pangan dari Mitra Tani 27 Jember, Jurnalis serta para akademisi dari lingkungan FTP sebagai dewan juri.
“Kami sengaja mengundang tiga dewan juri dari bidang yang berbeda agar penilaian yang diberikan bisa mewakili semua kebutuhan bisnis. Akademisi memberikan penilaian terkait kandungan nutrisi produk. Praktisi memberikan penilaian terhadap kelayakan produk untuk dijadikan sebuah bisnis dan jurnalis bisa memberikan penilaian terhadap kecenderungan minat masyarakat pada produk itu,” pungkas Nafi’.
Sementara itu Pungki salah satu dewan juri perwakilan Mitra Tani 27 Jember mengatakan, produk yang dipamerkan secara keseluruhan layak untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Namun menurutnya masih perlu dilakukan sentuhan inovasi dalam proses pengemasan.
“70 persen produk yang dipamerkan sangat layak dikembangkan, bahkan salah satu produk memiliki karakter rasa yang sangat mirip dengan produk olahan pabrikan walaupun masih sedikit lebih keras. Oleh karena itu tinggal bagaimana mengemas semenarik mungkin agar konsumen tertarik untuk membeli,” ujar Pungki.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]