[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 5 Jember 2018
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) bersama Korps Relawan Kampus Universitas Jember gelar aksi untuk korban gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah, (5/10). Kegiatan bertajuk “Cinta untuk Palu” itu diawali dengan senam bersama dan pentas seni Cinta Palu. Selain itu kegiatan ini juga mengajak para warga Universitas Jember menandatangani spanduk sepanjang 100 meter sebagai bentuk rasa simpati.
“Selain menggalang dana kita juga ingin memberikan dukungan moral kepada para korban melalui doa dan mengumpulkan tanda tangan sebanyak mungkin. Dukungan ini penting untuk memberikan semangat bangkit kembali bagi para korban,” ujar Kepala LP2M Universitas Jember Prof Achmad Subagio.
Menurut Subagio, aksi kemanusiaan ini merupakan tindak lanjut dari surat edaran dari Rektor Universitas Jember kepada seluruh unit kerja agar turut peduli pada korban gempa dan tsunami Sulawesi Tengah. Menurut Subagio kegiatan ini akan digelar hingga tanggal 12 Oktober 2018 mendatang.
“Seluruh dana yang terkumpul nantinya akan kami kirimkan kepada para korban. Hal serupa juga sudah kami lakukan pada bencana lombok waktu lalu. Kita berikan pemberian yag terbaik untuk para korban dengan harapan bisa sedikit meringankan beban mereka,” imbuh Bagio.
Bagio menambahkan, untuk gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah ini Universitas Jember belum mengirim relawan ataupun tenaga ahli kesana. Hal itu dilakukan karena kondisi bencana di Lombok dengan di Palu sangat berbeda.
“Kami belum mengetahui kondisi disana secara langsung. Tentunya ini berbeda dengan yang terjadi di Lombok. Karena selain gempa dan tsunami juga terjadi likuifikasi dimana tanah padat tiba-tiba lumer. Oleh karena itu kita masih berfikir tenaga ahli yang harus kami kirim kesana,” pungkas Bagio.
Sementara itu Joko Mulyono Peneliti Sosiologi Kebencanaan Universitas Jember yang turut mengawal aksi ini mengatakan, menarik simpati masyarakat terhadap para korban bencana menjadi bagian penting dari penanganan bencana itu sendiri.
“Munculnya rasa simpati ini akan memunculkan rasa empati dan kesadaran untuk kemudian memberikan kepedulian sesuai kemampuan masing-masing entah itu berupa bantuan berupa dana ataupun sekedar doa untuk para korban,” ujar Mulyono yang baru saja pulang dari aksi kemanusiaan di Lombok.
Menurut Mulyono, dalam setiap bencana yang dia tangani pemberian dukungan moral kepada para korban bencana menjadi bagian penting. Karena menurutnya, para korban memiliki rasa trauma dan ketakutan yang sangat mendalam.
“Tidak hanya kehilangan tempat tinggal mereka juga kehilangan sanak saudara yang merupakan bagian terpenting dalam hidupnya. Oleh karena itu peran dari tim relawan trauma healing perannya sangat dibutuhkan,” imbuh Mulyono.
Oleh karena itu Mulyono berharap Rektor Universitas Jember bisa segera segera memberikan instruksi kepada LP2M untuk ikut terjun langsung dalam membantu penanganan korban bencana di Sulawesi Tengah.
“Hingga saat ini masih belum ada perintah untuk terjun langsung ke Palu. Kami bersama para relawan kampus selalu siap manakala sewaktu-waktu diminta untuk terjun langsung kesana,” pungkas Mulyono.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]