[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 11 September 2019
Jika Anda berkunjung ke Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember di hari Selasa, maka niscaya Anda akan menemukan suasana berbeda. Pasalnya banyak para dosen perempuan FIB yang memakai kebaya saat beraktivitas. Jangan heran sebab semenjak 2 bulan ini, FIB mencanangkan Gerakan Berkebaya di Hari Selasa. Menurut Retno Winarni, Wakil Dekan I FIB, tujuan Gerakan Berkebaya di Hari Selasa dalam rangka melestarikan dan mencintai budaya Indonesia, yang diwujudkan dengan memakai kebaya sebagai salah satu pakaian nasional Indonesia.
“Awalnya dari bincang-bincang ringan sesama dosen perempuan di sini yang kadang bingung mau memilih pakaian apa ke kampus sebab memang tidak ada seragam. Akhirnya tercetus ide bagaimana jika memakai kebaya saja, apalagi gerakan memakai kebaya banyak dilakukan di berbagai daerah bahkan di berbagai lembaga dan instansi, akhirnya kami sepakat memakai kebaya saat ngantor. Awalnya sepakat memakai kebaya di hari Kamis, tapi kami ganti di hari Selasa sebab sudah ada aturan di hari Kamis memakai batik,” ujar Retno Winarni saat ditemui di ruang kerjanya (11/9).
Dari awalnya hanya beberapa orang saja yang memakai kebaya, kini Gerakan Berkebaya di Hari Selasa di FIB makin meluas, bahkan jika semula hanya dosen perempuan saja memakai kini para karyawan perempuan di FIB pun turut serta. “Awalnya sempat gak pede memakai kebaya, sebab sering ada yang mengira kami baru pulang dari kondangan, tapi kini semuanya sudah tahu bahkan mengapresiasi Gerakan Berkebaya di Hari Selasa di FIB. Tapi perlu diingat, gerakan ini bukan keharusan lho, sebab hanya bersifat himbauan saja,” kata Retno Winarni sambil mengingat-ingat kali pertama gerakan ini diinisiasi.
“Harapannya dengan menggunakan kebaya, maka mampu menumbuhkan jiwa nasionalisme yang tetap teguh dalam mempertahankan nilai nilai kebudayaan Indonesia, terutama di kalangan mahasiswa kami,” ungkap dosen yang sehari-harinya juga mengajar di Program Studi Ilmu Sejarah ini. Sebenarnya pemakaian kebaya bukanlah hal yang asing di kampus, hal ini terlihat saat yudisium dan wisuda banyak mahasiswi yang menggunakan kebaya. “Semoga nanti mahasiswi FIB juga tertarik menjadikan kebaya sebagai pakaian saat kuliah, bahkan siapa tahu ada desain khas kebaya Jember misalnya,” imbuh Retno Winarni lagi.
Gerakan Berkebaya di Hari Selasa di FIB ternyata mendapatkan respon positif di kalangan mahasiswa. Seperti yang dituturkan oleh Seperti pendapat M. Rigoe Prawiro, mahasiswa Program Televisi dan Film (PSTF). Menurutnya dosen dan karyawan yang berkebaya akan memberikan contoh yang positif dikalangan mahasiswa. Lain lagi kata Dina Yulinda, kolega Rigoe di PSTF. “Dengan Gerakan Berkebaya di Hari Selasa, maka sudah cocok sekali dengan dengan nama fakultasnya yaitu Fakultas Ilmu Budaya,” tutur Dina Yulinda. (sr/iim)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]