[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 10 September 2019
dr. Supangat M.Kes.,Ph.D., Sp.BA., Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jember mengatakan fokus layanan kesehatan Kabupaten Jember belum sesuai dengan kondisi masyarakat. Karena menurutnya, mayoritas penduduk masyarakat Jember merupakan masyarakat pertanian dan perkebunan. Sehingga fokus layanan kesehatan harusnya bersifat layanan agromedis.
“Maksudnya (agromedis) adalah layanan kesehatanya yang betul-betul serius dalam menangani masalah-masalah kesehatan petani. Karena lebih dari 40 persen masyarakat di Jember ini berprofesi sebagai petani,” ujar Supangat saat menjadi nara sumber dalam acara dialog publik dengan tema “Mau Jember Maju? Perlu SDM Unggul” di gedung KAUJE Universitas Jember, (10/9).
Menurut Supangat, dalam mencetak SDM yang unggul tidak cukup dengan proses perbaikan kualitas pendidikan. Namun, tingkat kesehatan ibu dan anak juga perlu menjadi perhatian yang utama.
“Tingkat kematian ibu dan anak di Kabupaten Jember saat ini masih terbilang cucup tinggi. Bagaimana kita bisa menghasilkan SDM yang unggul jika persoalan kesehatan ibu dan anak tidak cukup bagus,” imbuh Supangat.
Supangat menyarankan, agar pemerintah daerah semakin serius dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak. Layanan kesehatan yang selama ini masih fokus dalam menangani bayi lahir perlu diperlebar ke arah sebelum lahir bahkan sebelum nikah khususnya para petani.
“Karena berdasarkan penilitian ada korelasi kuat antara kondisi pertanian dan kesehatan. Daerah-daerah pertanian ternyata memiliki resiko kematian ibu dan bayi lebih tinggi. Karena paparan obat-obat pertanian (pestisida) akan menyebabkan sperma mengandung pestisisda sehingga resiko bayi lahir tidak normal menjadi lebih besar,” lanjut Supangat.
Sementara itu, Prof. Dr. M. Sulton, M.Pd. mantan ketua dewan pendidikan membenarkan Supangat. Karena menurut Sulton pendidikan bermutu tidak akan pernah terwujud jika masyarakat mengalami masalah kesehatan. “Modal awal adalah kesehatan terutama kesehatan sejak sebelum lahir. Kemudian anak-anak yang sehat itulah diberikan pendidkan yang baik dan bermutu. Karena tidak mungkin akan ada pemimpin yang bagus, dokter yang pandai, guru yang pandai tanpa adanya kualitas pendidikan yang bermutu,” ujar Sulton.
Lebih jauh Sulton mengatakan, selain masalah kesehatan ibu dan anak untuk menyiapkan SDM yang unggul di Kabupaten Jember juga perlu adanya regulasi yang jelas terutama yang terkait dengan guru honorer. Karena menurut Sulton nominal gaji yang diberikan masih jauh dari katagori cukup.
“Saya prihatin dengan tenaga pengajar (guru) honorer yang hingga saat ini masih belum bisa diselesaikan. Bagaimana guru bisa menghasilkan karakter siswa yang baik jika gajinya hanya 200 ribu. Bahkan mungkin itu tidak cukup untuk biaya transport mereka,” imbuh Sulton.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]