[:id]Kampus Tegalboto, Kampus Kebangsaan Bagi Semua Anak Bangsa[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 17 Mei 2018

Halaman Gedung Soetardjo Universitas Jember pagi itu (8/5) ramai oleh para lulusan SMA dan sederajat, tampak juga para orang tua menemani. Wajah-wajah lelah setelah menempuh perjalanan cukup panjang tergurat jelas, bercampur dengan perasaan gembira bakal menjadi mahasiswa Universitas Jember. Mereka adalah calon mahasiswa Universitas Jember yang diterima dari jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018, yang akan melaksanakan registrasi ulang. Perjuangan selama tiga tahun di bangku SMA guna meraih nilai yang memenuhi syarat untuk diterima di perguruan tinggi kini terbayar lunas. Para siswa berprestasi ini tidak hanya berasal dari seputaran wilayah Tapal Kuda atau Jawa Timur saja, namun berasal dari seluruh pelosok nusantara. Hal ini semakin menegaskan Kampus Tegalboto sebagai Kampus Kebangsaan bagi semua anak bangsa.

Rasa syukur diperlihatkan oleh Zaky Muhammad Nabil, calon mahasiswa baru asal Bontang, Kalimantan Timur. Walaupun harus menempuh perjalanan yang panjang dari pulau Kalimantan ke pulau Jawa, Zaky, begitu panggilan akrabnya, merasa lega sudah diterima di Universitas Jember. “Alhamdulillah saya diterima di Program Studi Teknik Mesin, rasanya lega karena sudah sampai di kampus Tegalboto. Walaupun harus menempuh perjalanan yang cukup jauh karena harus melalui udara dan darat, tetapi tidak mematahkan semangat untuk melakukan registrasi ulang ini,”ujarnya.

Rasa syukur juga diutarakan oleh Sumarsono, orang tua dari Zaky. “Saya bangga,  Zaky mampu bersaing dengan ribuan peserta SNMPTN dari seluruh Indonesia dan diterima di Universitas Jember. Untuk biaya kuliah juga tidak memberatkan orang tua, sebab memakai sistem Uang Kuliah Tunggal,” kata Sumarsono yang karyawan sebuah BUMN ini. Sumarsono pun tak khawatir bakal berjauhan dengan putranya, pasalnya selama di Jember Zaky akan dibantu para seniornya yang tergabung dalam paguyuban mahasiswa asal Bontang di Jember.

Rasa syukur juga disampaikan oleh Afifatul Farihah, penerima Beasiswa Bidikmisi yang berasal dari Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). “Sungguh saya sangat bersyukur karena cita-cita sedari kecil untuk kuliah di Fakultas Kedokteran akhirnya tercapai, jujur awalnya saya sempat ragu apakah bisa kuliah sebab saya berasal dari keluarga kurang mampu. Alhamdulillah ada Beasiswa Bidikmisi yang membantu saya mewujudkan keinginan menjadi dokter, saya ingin membantu meningkatkan taraf kesehatan di lingkungan saya,” kata lulusan SMAN 1 Selong ini sambil menahan haru.

Afifatul lantas bercerita mengenai kondisi keluarganya. Ayah Afifatul tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga membuat sang Ibu harus bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW), untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Afifatul mengaku sangat terbantu dengan program Beasiswa Bidikmisi sehingga cita-citanya untuk kuliah di Fakultas Kedokteran menjadi kenyataan. “Saya bertekad untuk belajar dengan giat, supaya kuliah saya lancar. Pesan saya kepada kawan-kawan yang kebetulan sama dengan saya yang berasal dari keluarga kurang mampu, raih cita-citamu, kejar impianmu dengan belajar dan berdoa,” tutur Afifatul lagi.

Semangat pantang menyerah juga disampaikan oleh Vania Ramadani, calon mahasiswa baru Universitas Jember yang merupakan penyandang disabilitas. “Tentu saya bangga diterima di Program Studi Hubungan Internasional FISIP, yang kompetisinya sangat ketat. Yang lebih penting lagi saya ingin berpesan kepada semua kawan-kawan penyandang disabilitas agar tidak minder,  terus berjuang dan semangat. Keterbatasan yang ada  jangan sampai mematahkan semangat kita untuk meraih cita-cita,” jelas lulusan SMAN 3 Jember  yang mendapatkan dukungan penuh dari orang tuanya. Hari itu Vania didampingi sang ayah, Budi Harianto.

Dukungan bagi calon mahasiswa baru Universitas Jember juga datang dari para seniornya, caranya dengan membuka stand di halaman Gedung Soetardjo. Seperti yang dilakukan Paguyuban Horas Sumatera Utara dan Keluarga Besar IMLABS (Ikatan Mahasiswa Labuhan Batu Sumatera), keduanya sengaja memutar lagu-lagu daerah asalnya agar menarik perhatian para calon mahasiswa baru. Abraham Sitompul, selaku ketua Paguyuban Horas Sumatera Utara mengatakan, tujuan membuka stand ini untuk menampung calon mahasiswa baru yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara. “Kami aktif membantu para siswa asal Sumatera Utara Medan yang diterima di Universitas Jember, apalagi mereka belum tahu seluk beluk di Jember, antara lain dengan memberikan info kos,” ucap Abraham Sitompul.

Apa yang diutarakan Abraham Sitompul didukung oleh koleganya, Novial Azhar yang adalah ketua IMLABS. Menurutnya keberadaan paguyuban mahasiswa asal daerah menjadi wahana saling membantu, sekaligus bermanfaat mengurangi rasa rindu akan kampung halaman yang jauh dari Kampus Tegalboto. “Maklum lah kami ini tidak bisa sering-sering bolak balik ke kampung halaman karena persoalan jarak. Untuk itu kami rutin bikin kegiatan dari sekedar kumpul-kumpul bareng, main futsal sampai melaksanakan bhakti sosial. Tujuannya mempererat tali silaturrahmi,” ungkap Novial.

Sementara itu Zulfikar, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni yang turun langsung mengawasi kegiatan registrasi ulang menjelaskan, semua calon mahasiswa baru Universitas Jember yang diterima melalui jalur SNMPTN wajib mengikuti kegiatan registrasi ulang. “Universitas Jember menerima 2.325 calon mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN, namun hingga masa registrasi ulang berakhir, tercatat 2.108 mahasiswa yang melakukan registrasi ulang,” pungkasnya. (nis/iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content