UNEJ Akan Terjunkan 3200 Mahasiswa KKN Tematik

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 3 Juli 2018

Universitas Jember kian serius dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik. KKN Tematik dinilai cukup efektif dalam mengurai berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat yang ada disekitar wilayah Universitas Jember dan Kabupaten Jember.

“Ada 3200 mahasiswa yang akan kami terjunkan ke empat kabupaten, Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo dan Lumajang. Mereka akan terbagi dalam 7 program tematik, program desa wisata dan wirausaha sejahtera, program desa stunting dan sanitasi, program desa teknologi informasi dan komunikasi, program desa tangguh bencana, program desa buruh migran, program desa sejahtera mandiri, dan program pesantren,” ujar Hermanto Rohman Koordinator Pusat Pemberdayaan Masyarakat Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember saat memberikan pembekalan kepada para peserta KKN di aula Fakultas Hukum, (3/7)

Menurut Hermanto, melalui program KKN Tematik mahasiswa bisa lebih fokus dalam melakukan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh masing-masing desa.

“Mahasiswa tidak perlu lagi mencari pokok persoalan di desa mereka ditempatkan. Karena dalam KKN Tematik ini masalah sudah dipetakan sesuai dengan kondisi di masing-masing desa. Peserta KKN cukup membuat program untuk menyelesaikan pokok permasalahan yang ada di desa sehingga selama KKN 45 hari bisa berjalan efektif,” imbuh Hermanto.

Hermanto mencontohkan, untuk menurunkan angka kekurangan gizi pada bayi yang ada di Kabupaten Jember, Bondowoso dan Probolinggo misalnya ini menjadi tugas dan tanggung jawab dari mahasiswa KKN Tematik desa stunting dan sanitasi untuk membantu mendampingi masyarakat dalam menurunkan tingginya angka kekurangan gizi dikabupaten tersebut.

“Untuk KKN Tematik stunting dan sanitasi ini ada 8 desa di Kabupaten Jember, 10 desa di Kabupaten Bondowoso, dan 10 desa di Kabupaten Probolinggo. Pokok permasalahan utama yang harus diselesaikan sudah jelas yaitu masalah gizi buruk dan sanitasi. Oleh karena mahasiswa membantu masyarakat bersama perangkat desa setempat dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat khususny bidang gizi dan kesehatan serta pentingnya hidup bersih,” Lanjut Hermanto.

Hermanto menjelaskan, masalah stunting dan sanitasi menjadi pokok persoalan yang tidak bisa dianggap remeh. Karena menurutnya stunting saat ini menjadi masalah nasional yang berdampak pada ekonomi dan kesehatan sepanjang generasi.

“Ciri dari stunting adalah bayi tumbuh pendek, kemampuan berpikir dibawah rata-rata, mudah sakit dan kecerdasannya lemah. Bagaimana mungkin suatu negara akan menjadi negara maju jika memiliki generasi yang tidak cerdas. Oleh karena itu melalui program KKN kami mencoba mengambil peran dalam mengurangi angka bayi stunting,” lanjut dosen FISIP ini.

Hermanto berharap, melalui program KKN Tematik yang berkelanjutan ini Universitas Jember mampu menjawab setiap permasalahan yang dihapi oleh masyarakat. Menurutnya, beberapa desa yang telah mendapatkan pendampingan dari peserta program KKN Tematik kini tumbuh menjadi desa yang mampu memanfaatkan potensi yang ada diwilayah mereka.

“Ada 71 desa di Kabupaten Bondowoso yang kini sudah melek internet setelah mendapatkan pendampingan dari program Tematik TI. Di sana (Bondowoso) ada juga desa wisata yang banyak menarik minat pengunjung. Bidang kewirausahaan juga bagus, masyarakat sudah bisa membuat batik tulis khas Bondowoso. Itu hanya sebagian cerita sukses dari KKN Tematik,” pungkas Hermanto.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content