[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 12 November 2018
Pesta demokrasi di Indonesia akan kembali digelar pada April 2019 mendatang, baik pileg maupun pilpres. Sejak oktober lalu telah ditetapkan dua pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden yang akan mengikuti kontestasi pada Pilpres 2019 nanti. Kedua paslon tersebut adalah Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno. Berbagai produk kampanye dari kedua paslon mulai digencarkan di berbagai daerah. Gaya kampanye yang disampaikan pun beragam, mulai dengan menyasar kalangan emak-emak di pasar hingga kalangan muda milenial Indonesia.
Pemilu 2019 mendatang merupakan pemilu pertama Rep. Indonesia yang menyatukan pileg dan pilpres, dengan jumlah pemilih muda millenial terbanyak dalam sejarah yaitu 34,2% (data berdasarkan Daftar Pemilih Tetap KPU).
Pemilih milenial tergolong kedalam jenis pemilih rasional dan kritis. Para pemilih milenial cenderung untuk turut berpartisipasi dalam menentukan pilihan dan tidak bersikap apatis. Hal tersebut disampaikan oleh Drs. H. Akhmad Muqowam, Wakil Ketua DPD RI, dalam Seminar Nasional Signifikansi Politik Digital dalam Konstelasi Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019 pada Sabtu (10/11) lalu.
“para milenial memiliki kecenderungan memilih incumbent yang berprestasi dan tidak peduli berapa pun usia calon pemimpin yang harus dipilih,” tutur Ketua Umum IKAPMII periode 2018-2023 tersebut.
Lebih lanjut, Akhmad Muqowam menyampaikan bagaimana media digital berperan dalam kesuksesan pilpres dan pileg 2019 mendatang. Menurutnya, penggunaan media digital (online dan sosial media) yang massif akan membantu keterhubungan yang lebih luas dengan para pemilih pemula yang sangat gadget minded.
“perubahan konsumsi informasi dari media konvensional ke digital menuntut para Caleg dan Capres harus dapat memanfaatkan media digital lebih banyak. Kandidat pileg dan pilpres yang menguasai sosmed dengan baik akan berpeluang memenangkan hati dan pilihan milenial,” tambah pria kelahiran Salatiga 1960 tersebut.
Akhmad Muqowam lantas berpesan kepada seluruh hadirin yang merupakan pemilih pemula dan milenial agar dapat lebih bijak dan memiliki kemampuan dalam menyaring informasi sebelum men-sharing informasi kepada kerabat terdekat maupun masyarakat.mengingat banyaknya hoax yang bertebaran menjelang pesta demokrasi 2019.
“mari melihat rekam jejak dari setiap caleg dan capres serta bukan sekedar popularitasnya saja. Sebanyak mungkin kita menggali informasi dengan baik, lakukan cek dan ricek sehingga kita dapat mantap dalam menentukan pilihan,” pesan Akhmad Muqowam.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Jember, Drs. Zulfikar Ph.D dalam sambutannya berharap agar para pemilih muda yang hadir dalam seminar tersebut dapat menjadi pemilih yang melek akan informasi publik dan tidak mudah terpecah belah meski memiliki pilihan yang berbeda di pesta demokrasi 2019 mendatang. Seminar yang digelar oleh BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut digelar di Gedung Soetardjo Kampus Tegalboto dan dihadiri sebanyak 300 peserta. Narasumber yang turut hadir diantaranya Wasisto Raharjo Jati (Pusat Penelitian Politik LIPI), Ferry Mursyidan Baldan, dan Hasanuddin Ali (CEO dan Founder Alvara Research Center).
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]