[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 5 Desember 2018
Universitas Jember kembali menorehkan prestasi di kancah nasional. Dua orang mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik angkatan tahun 2015, yaitu Dio Firman Pangestu dan Malikul Fanani meraih Juara Pertama dalam Lomba Essai Nasional AGROFEST-10 dengan tema “Inovasi Pemuda Menjawab Tantangan Era Industri 4.0 Dalam Pengembangan Agroindustri” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Agroindustri, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada 29 November-1 Desember 2018. Keduanya menyisihkan tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dan tim Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menduduki peringkat kedua dan ketiga.
Saat ditemui di sela-sela kegiatan perkuliahan di kampus Fakultas Teknik (5/12), kedua mahasiswa tersebut menceritakan latar belakang bagaimana sampai mereka mampu menciptakan karya ilmiah berupa essai dengan judul “SIAP (Sistem Informasi Pertanian): Implementasi Teknologi Koperasi Online Berbasis Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) Sebagai Wujud Pemberdayaan Masyarakat Dalam Digitalisasi Petani Menuju Revolusi Industri 4.0”. “Ide awal essai ini muncul saat kami mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Wangkal, Kabupaten Probolinggo pada bulan Agustus lalu. Kami mendapati Desa Wangkal sudah memiliki Bumdes, tapi dalam pelaksanaannya usaha yang digalang oleh Bumdes tersebut belum berjalan dengan maksimal. Misalnya saja dana simpan pinjam koperasinya banyak yang digunakan tidak semestinya oleh para warga yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani. Pembayaran cicilannya setiap bulan juga tersendat,” tutur Dio memulai kisahnya.
Untuk mengatasi hal ini, keduanya lantas membuat aplikasi yang diberi nama SIAP, singkatan dari Sistem Informasi Pertanian. Aplikasi SIAP berisi aplikasi koperasi online yang dilengkapi dengan fitur yang dapat memudahkan pengurus Bumdes dan petani untuk mengontrol dana simpan pinjam yang bergulir. Bahkan aplikasi SIAP dilengkapi berbagai fitur lain yang mendukung para petani dalam mengelola usahanya. Diantaranya adalah fitur Kelompok Tani, Tanya Ahli, Budidaya, Harga Pasar, Cuaca, Koperasi BUMDES, Toko Online, dan Halo Pemerintah.
“Jadi yang kami buat tidak hanya essai tertulis saja, namun juga sepaket dengan aplikasinya. Sehingga kami mendapatkan pujian dari para juri. Bahkan saat final berlangsung, juri sedikit sekali mengajukan pertanyaan, justru kami mendapat apresiasi dan masukan dari para juri,” tambah Malikul menimpali. Malikul juga menambahkan, essai yang telah dibuat oleh keduanya selain dilengkapi dengan aplikasi, juga mengangkat topik pengembangan terhadap masyarakat, khususnya petani. Hal tersebut yang menjadi poin plus bagi keduanya sehingga mampu keluar menjadi juara pertama dalam ajang tersebut.
“Beberapa fitur yang kami desain pada aplikasi sangat mudah digunakan. Selain itu, fitur yang terdapat pada aplikasi tersebut bisa memberikan informasi yang lengkap bagi para petani. Seperti fitur Harga Pasar, petani bisa tahu berapa harga pasar terkini untuk komoditi yang ditanam sehingga bisa mengurangi kecurangan para tengkulak. Ada juga fitur Cuaca yang kami integrasikan dengan website BMKG sehingga dapat memudahkan petani untuk mengetahui kondisi cuaca terkini, sehingga para petani bisa menentukan komoditi apa yang cocok ditanam pada masa tertentu. Untuk fitur Toko Online, sudah kami integrasikan dengan website e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak sehingga memudahkan para petani dalam menjual produknya termasuk jika butuh sarana pendukung pertanian seperti melihat harga pupuk di pasaran,” tutur Dio.
Meski demikian, keduanya mengaku masih akan terus melakukan perbaikan pada aplikasi yang telah dibuatnya. Jika sudah siap, rencananya aplikasi tersebut akan diluncurkan bagi para petani di Desa Wangkal untuk kali pertama sebagai desa percontohan. “Kami masih terus melakukan perbaikan untuk kesempurnaan aplikasi yang kami buat. Dan kami juga akan mengajukan kerjasama dengan Kementerian Pertanian, Dinas Pemberdayaan Masyarakat setempat, dan beberapa bank untuk menjadi mitra kami sehingga dapat memudahkan para petani dalam mengelola dana simpan pinjam di koperasi yang dikelola oleh Bumdes,” tutur Malikul. (lid)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]