[:id]Bikin Cokelat-Pacar Untuk Penderita Diabetes, Ifan Berkesempatan Jalan-Jalan Ke Luar Negeri[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 5 Mei 2018

Siapa yang tidak suka cokelat atau makanan berbahan cokelat ? Makanan lezat ini disukai oleh banyak kalangan dari anak-anak hingga dewasa. Namun sayangnya, tidak semua orang bisa menikmati cokelat yang umumnya berasa manis ini, misalnya para penderita diabetes melitus atau penyakit gula. Berangkat dari fakta ini, Ifan Arif Maulana, mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Jember tergerak menciptakan makanan berbahan cokelat yang aman untuk penderita diabetes. Idenya lantas dituangkan dalam karya tulis ilmiah,  dan berhasil menjadi juara dua dalam ajang kompetisi nasional Essay Kelompok Peneliti Muda 2018 yang digelar oleh Universitas Negeri Jakarta. Hadiahnya, Ifan berkesempatan jalan-jalan gratis ke Singapura, Malaysia, dan Thailand.

“Ide awalnya berawal dari kondisi saya sendiri, kebetulan saya berasal dari keturunan penderita diabetes tapi suka makan cokelat. Yang kedua, cokelat itu makanan yang banyak disukai kalangan anak muda, bahkan umum dijadikan hadiah. Nah jika saat muda sering makan makanan manis tanpa memperhatikan efeknya, bisa jadi nanti terkena diabetes. Lantas terpikirkan kemudian bagaimana menciptakan makanan cokelat yang aman bagi penderita diabetes. Nah, ide ini lantas menemukan jalan saat saya mengikuti kuliah Fitoterapi yang mengulas manfaat tanaman sebagai obat. Dalam kuliah ini dibahas manfaat tanaman Pacar yang mengandung bahan laosone yang bisa menghambat terbentuknya glukosa dalam darah,” jelas Ifan saat ditemui di sela-sela mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di kampus Fakultas Farmasi (5/5).

Ifan menambahkan, tanaman Pacar lebih dikenal oleh masyarakat kita sebagai tanaman bahan pembuat tatto temporer atau henna. Dan belum banyak yang tahu jika tanaman dengan nama latin Lawsonia inermis ini juga dapat dijadikan bahan obat diare, obat penyakit kulit, obat rematik, bahkan jika diseduh layaknya teh dapat menjadi obat pelangsing. Tanaman Pacar selain mengandung laosone yang menghambat terbentuknya glukosa dalam darah, bunganya yang harum juga mengandung minyak atsiri, bahan untuk kosmetika.

Dalam prakteknya, Ifan mencampur lelehan coklat hitam dengan ektrak kental daun tanaman Pacar, campuran kedua bahan tersebut kemudian didiamkan hingga beku untuk kemudian dikemas layaknya coklat yang ada di pasaran. “Rasa cokelat campuran ekstrak daun pacar yang saya buat ini cenderung pahit, tapi tidak meninggalkan rasa khas coklatnya,” jelas Ivan yang menuliskan karyanya dalam karya tulis ilmiah berjudul Cokelat Pacar, Sebagai Tolak Ukur Pengalihan Remaja Dalam Mengatasi Komplikasi Akibat Manis-mu di Hari Valentine.

Uniknya, Ifan menyajikan coklat buatannya kepada neneknya yang penderita diabetes melitus. “Saya membuat 25 biji coklat yang kemudian saya bagikan kepada nenek dan para tetangga penderita diabetes melitus yang ada di Desa Puger Kulon, Jember. Respon dari mereka cukup beragam tetapi sebagian besar memberikan respon positif. Kebanyakan dari mereka mengatakan rasanya khas, walupun pahit namun pahitnya berbeda, meninggalkan bekas di lidah bagian belakang,” lanjut Ifan.

Tidak hanya diterima baik oleh mereka yang telah mencicipi cokelat buatannya, Ivan juga bakal jalan-jalan ke luar negeri. Karyanya yang sebenarnya ditujukan kepada kalangan muda ini mendapatkan gelar juara dua dalam ajang kompetisi nasional Essay Kelompok Peneliti Muda 2018 yang digelar oleh Universitas Negeri Jakarta. Ifan menerima kabar bahwa karya tulis ilmiahnya menang pada tanggal 20 April 2018 lalu.  “Harapannya kaum muda lebih berhati-hati memilih makanan agar tidak terkena diabetes melitus, dan  yang lebih penting lagi saya berharap produk ini bisa menjadi makanan yang sehat sehingga penderita diabetes melitus pun tetap bisa menikmati coklat,” pungkas Ifan. (mun/iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content