Cegah Stunting, Universitas Jember Terjunkan Mahasiswa KKN

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 9 Juli 2018

Universitas Jember turut berpartisipasi menangani masalah stunting, yakni kondisi dimana tubuh anak pendek akibat kurang gizi kronis. Caranya dengan menerjunkan para mahasiswanya melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik periode II tahun akademik 2017/2018. Dari sepuluh program tematik yang digelar, 280 mahasiswa akan mengikuti KKN tematik Stunting dan Sanitasi. Mereka diterjunkan di 28 desa, dimana 8 desa ada di kabupaten, Jember, serta 10 desa di kabupaten Bondowoso, dan di kabupaten Probolinggo. Desa lokasi penerjunan KKN Tematik Stunting dan Sanitasi adalah desa yang 40 persen anak-anaknya menderita stunting. Penerjunan mahasiswa peserta KKN Tematik tahap pertama dilaksanakan dalam upacara pelepasan yang dipimpin oleh Rektor Universitas Jember di lapangan utara Gedung Soetardjo (9/7).

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Jember menjelaskan, dalam pelaksanaan KKN Tematik periode II kali ini ada dua tema baru, yakni tema Stunting dan Sanitasi, dan tema Desa Tangguh Bencana. tema lainnya adalah tema desa wisata dan wirausaha sejahtera, tema desa teknologi informasi dan komunikasi, tema desa peduli buruh migran, tema desa sejahtera mandiri, tema desa pesantren, tema Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, KKN Kebangsaan, dan program kreativitas produk tape. “Tema-tema tersebut dipilih melalui serangkaian diskusi dengan para stakeholder, khususnya pemerintah daerah karena Universitas Jember ingin agar Program KKN terintegrasi dengan program-program pemerintah, baik pemerintah pusat maupun kabupaten. Harapannya, dengan adanya mahasiswa KKN, akan turut membantu pencapaian SDGs. Khusus tema Stunting dan sanitasi dipilih karena kita tidak ingin terjadi lost generation,” jelas Moh. Hasan.

Oleh karena itu Moh. Hasan meminta agar para mahasiswa peserta KKN mampu menjalin komunikasi dengan warga dan perangkat desa, agar mampu memetakan masalah dan kemudian menemukan solusi nyata. “Jadikan program KKN sebagai ajang belajar dari masyarakat, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh di bangku kuliah. Pelajari adat istiadat dan budaya setempat, dan jangan menggurui sebab masyarakat desa pun sudah kritis. Jaga nama baik almamater, tinggalkan jejak rekam yang baik sebab kalian adalah duta-duta Kampus Tegalboto,” imbuh Rektor Universitas Jember. Pelepasan KKN tahap pertama ini diikuti oleh 1.686 mahasiswa yang seluruhnya akan bertugas di kabupaten Bondowoso, di 165 desa yang ada di 18 kecamatan.

Ditemui seusai acara, dr. Al Munawwir, PhD, dosen Fakultas Kedokteran yang menjadi salah seorang Dosen Pembibing Lapangan (DPL) menjelaskan, nantinya para mahasiswa peserta KKN tema Stunting dan Sanitasi pada tahap pertama akan melakukan observasi kondisi tiap desa, mengingat penyebab stunting bisa berbeda-beda. “Dari pengamatan yang kami lakukan, stunting bisa disebabkan tiga hal. Pertama, masyarakat sulit mendapatkan sumber makanan bergizi, kedua sumber makanan bergizi ada, tetapi masyarakat belum mengetahuinya atau tidak tahu bagaimana mengolahnya, ketiga terkait masalah kebiasaan dan budaya. Oleh karena itu, setelah penyebab stunting diketahui, maka kami akan mengarahkan mahasiswa untuk membuat program kegiatan yang intinya memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahaya dan penanganan stunting sesuai kondisi lapangan,” ujar dosen yang bertugas membimbing mahasiswa KKN di kecamatan Prajekan, Bondowoso, ini.

Sebelumnya dalam laporannya, Prof. Achmad Subagio, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) melaporkan terdapat 3.165 mahasiswa yang menjadi peserta program KKN Periode II tahun akademik 2017/2018. Mereka berasal dari 12 fakultas, dengan peserta terbanyak dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebanyak 581 mahasiswa. Selama 45 hari ke depan mereka akan diterjunkan di empat kabupaten dengan bimbingan dari 60 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Keempat kabupaten tersebut adalah  Jember dengan 654 mahasiswa, Situbondo dengan 317 mahasiswa, serta 472 mahasiswa di Probolinggo. “Khusus untuk kabupaten Bondowoso mendapatkan jatah terbanyak dengan 1.686 mahasiswa, sesuai dengan permintaan dari pemerintah daerah kabupaten Bondowoso, oleh karena itu pelepasannya diadakan secara tersendiri agar memudahkan koordinasi mengingat jumlahnya yang banyak. Sisanya akan kita lepas pada hari Senin, 16 Juli 2018 nanti,” pungkasnya.

Untuk diketahui sebelum terjun ke desa, para mahasiswa peserta program KKN Tematik Periode II tahun akademik 2017/2018 telah mendapatkan pembekalan sesuai dengan tema yang dipilih. Salah satu kegiatan pembekalan disampaikan langsung oleh Samsul Widodo, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) Republik Indonesia. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content