Peneliti HAM Asia Tenggara Berdiskusi di Universitas Jember

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 20 September 2018

Sebanyak 64 peneliti, aktivis, dan dosen di bidang Hak Asasi Manusia (HAM) dari negara-negara di Asia Tenggara berdiskusi mengenai perkembangan HAM khususnya di kawasan Asia Tenggara di Kampus Tegalboto, Universitas Jember (18-19/9). Selama dua hari, berbagai tema terkait HAM dibahas, antara lain mengenai konstitusi, jaminan atas HAM bagi warga negara, perlindungan terhadap masyarakat adat, penanganan buruh migran, hingga penanganan terorisme. Para peneliti, aktivis, dan dosen tersebut berkumpul dalan ajang 3rd Annual Conference, Narrating Human Rights : Issues of Migrations, Discrimination adn Protection of Human Rights in Southeast Asia yang digelar oleh The Centre for Human Rights, Multiculturalism and Migration (CHRM2) Universitas Jember. Tidak hanya menampilkan pemateri dari negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja saja, kegiatan juga dihadiri oleh pemateri dari Bangladesh, Australia, Mexico hingga Aljazair.

Hari pertama konferensi dibuka oleh pemaparan Ahmad Taufan Damanik, Ketua Komnas HAM RI. Dalam pemaparannya, Ahmad Taufan Damanik menjelaskan perkembangan, kemajuan dan hambatan dalam pelaksanaan HAM di Indonesia. “Secara umum pelaksanaan HAM di Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Hanya saja memang permasalahan sengketa tanah, toleransi beragama, penanganan terorisme serta gerakan separatisme masih perlu perhatian lebih serius,” tuturnya.

Pada saat sesi diskusi, salah satu peserta mengajukan pertanyaan bagaimana cara Komnas HAM RI menjalankan agenda program dan mengawasi jalannya pelaksanaan HAM di Indonesia. Mendapatkan pertanyaan ini, Ahmad Taufan Damanik menjelaskan pihaknya menempuh berbagai cara diantaranya meningkatkan pemahaman akan HAM kepada semua pihak, termasuk pihak pemerintah. “Kami juga aktif melakukan monitoring, mediasi dengan pihak-pihak yang bersengketa, serta pertemuan rutin dengan pihak-pihak terkait,” jawabnya.

Sementara itu menurut Al Khanif, Ketua CHRM2 Universitas Jember, konferensi tahunan bertema HAM adalah agenda rutin CJRM2, bekerjasama dengan Asia Justice and Rights (AJAR), Migrant Care, dan Serikat Pengajar HAM (Sepaham) yang merupakan asosiasi dosen pengajar mata kuloiah HAM di perguruan tinggi di Indonesia. “Kami bersyukur sejak tahun 2016, konferensi tahunan HAM rutin digelar di Kampus Tegalboto, bahkan pesertanya tidak hanya dari kawasan Asia Tenggara saja. Tahun ini ada 150 tulisan ilmiah yang kami terima, dan 15 paper terbaik berhak dipresentasikan,” ujar ketua CHRM2 yang juga pengajar di Fakultas Hukum Universitas Jember ini. Sehari sebelumnya, kegiatan konferensi tahunan HAM dibuka secara resmi oleh Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content