Sambut Revolusi Industri 4.0, Akuntan dan Auditor Pemerintah Harus Mampu Beradaptasi

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 12 Oktober 2018

Salah satu tantangan yang harus dijawab di era industri termutakhir masa kini adalah disruptif teknologi yang juga menjadi tulang punggung dalam perkembangan revolusi industri 4.0. Disruptif teknologi yang kian berkembang dengan pesat tidak hanya melahirkan peluang dan manfaat besar bagi publik dan kepentingan bisnis. Namun juga memberikan dampak pada kesinambungan dan kredibilitas sebiah perusahaan.

Profesi akuntan dan auditor keuangan termasuk salah satu profesi yang harus menjawab tantangan disruptif teknologi saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Asosiasi Program Studi S2 Akuntansi Indonesia, sekaligus Ketua MAKSI UGM, Prof. Dr. Abdul Halim. Ak, MBA, CA dalam workshop yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember (FEB UNEJ) dengan tema “Tantangan Kompetensi dan Profesionalitas Bagi Profesi Akuntan dan Auditor Pemerintah di Era Mendatang”.

“di era persaingan saat ini, seorang akuntan dan auditor harus memiliki strategi. Strategi tersebut diantaranya penguasaan soft skill baik interpersonal skills maupun intra-personal skills, integritas, kompetensi, networking dan sertifikasi,” ujar pria yang merupakan guru besar di UGM tersebut.

Lebih lanjut, Abdul Halim menyampaikan seorang akuntan dan auditor tidak hanya wajib memenuhi syarat minimal kompetensi sebagai akuntan namun juga harus mampu beradaptasi dengan cepat dan selalu meng-update kompetensi yang dimiliki mengikuti perkembangan yang terjadi saat ini.

Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Jember, Drs. Zulfikar, Ph.D, ditemui usai pembukaan workshop menyampaikan kegiatan kali ini merupakan upaya FEB UNEJ untuk dapat mempersiapkan lulusannya khususnya lulusan akuntansi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 yang berkembang pesat saat ini.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan para lulusan magister akuntansi FEB UNEJ yang akan merasakan pengaruh disruptif teknologi terhadap profesi akuntan dan auditor pemerintah. Harapannya para auditor dapat menghadapi tantangan disruptif teknologi dengan baik sehingga nantibya dapat mengefisiensikan birokrasi yang ada di Indonesia,” tutur Zulfikar.

Workshop diikuti oleh sebanyak 80 mahasiswa dan alumni magister akuntansi FEB UNEJ dan menghadirkan tiga narasumber diantaranya Dekan FEB UNEJ, Dr.Muhammad Miqdad, S.E., M.M., Ak., Ketua Asosiasi Program Studi S2 Akuntansi Indonesia, Prof. Dr. Abdul Halim. Ak, MBA, CA., dan Auditor BPKP Pusat dan Ketua Alumni STAR Indonesia, Muhamad Panjiwinata, S.E., M.Si.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content