[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 19 Oktober 2018
Jumlah pasien periksa gigi gratis yang digelar oleh Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Jember terus bertambah. Sejak acara pembukaan kemarin (18/10) hingga hari ini sudah mencapai 1857 pasien. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari yang ditargetkan oleh panitia yang hanya 1500 pasien.
“Sepertinya jumlah peserta periksa gigi gratis ini akan terus bertambah mengingat pendaftaraan baru akan ditutup besok sore,(20/10). Pada tahun lalu kita melayani hingga 2400 pasien dan mungkin jika pendaftaran tidak kami tutup pasti jumlah pasien akan terus bertambah,” ujar Direktur RSGM Universitas Jember, Prof. drg. Dwi Pijatmoko, Ph.D ditengah kesibukannya, (19/10).
Menurut Dwi, membludaknya jumlah pasien pada periksa gigi gratis ini tidak lepas dari kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut mereka yang sudah meningkat. Namun sayangnya selama ini masyarakat masih beranggapan biaya untuk periksa ke klinik masih mahal.
“Akibatnya mereka enggan untuk melakukan pemeriksaan ke klinik-klinik terdekat. Hal ini nampak sekali pada antusiasme masyarakat untuk melakukan pemeriksaan saat kami menggelar periksa gigi gratis,” ibuh Dwi.
Dwi mengatakan, berdasarkan data jumlah pasien yang berkunjung ke RSGM sedikitnya ada 3000 pasien dalam sebulan yang melakukan pemeriksaan gigi. Jumlah ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya yang tidak lebih dari 2500 pasien dalam sebulan.
“Tahun lalu tidak sebanyak itu. Tentu kami juga terus berupaya dalam membangun kesadaran masyarakat untuk peduli pada kesehatan gigi dan mulut melalui berbagai program pemberdayaan dan penyuluhan. Salah satunya adalah dengan melakukan promosi layanan pemeriksaan gigi gratis,” lanjut Dwi.
Untuk mendukung kegiatan tersebut pihak RSGM melibatkan 75 orang dokter gigi dan 265 mahasiswa kedokteran gigi yang sedang menempuh program pendidikan profesi dokter gigi.
“Tentunya semua mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini berada di bawah pengawasan para dokter gigi yang juga merupakan dosen pembimbing mereka. Semua tindakan medis yang mereka lakukan tentunya sudah sesuai prosedur dan dibawah pengawasan para dosen pembimbing,” pungkas Dwi.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]