[vc_row][vc_column][vc_column_text]Jember, 13 November 2018
Indonesia menghadapi ancaman kesehatan global (Global Health Risk), semisal penyakit SARS, ZICA, hingga Ebola. Menurut WHO, ancaman penyakit tersebut muncul akibat perubahan Iklim yang tidak menentu, meningkatnya polusi udara termasuk di Indonesia, penggunaan antibiotik yang digunakan bukan untuk medis dan faktor lainnya. Hal ini ditambah dengan resistensi akan obat yang makin tinggi, serta penyalahgunaan obat dan narkotika. Peringatan ini disampaikan oleh Febi Dwi Rahmadi, PhD, dosen Grifith University Australia, kala menjadi pembicara dalam kegiatan forum ilmiah Kajian Strategis Kesehatan Masyarakat Global bertajuk “One Health” di Kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (7/11).
“Isu Global Health Risk menjadi ancaman serius untuk indonesia, oleh karena itu peran ahli kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengatasi ancaman Global Health Risk. Peran yang dapat dimainkan oleh ahli kesehatan masyarakat adalah dengan melakukan advokasi, analisis kebijakan dan promosi kesehatan. Dan yang lebih penting lagi adalah kerjasama lintas sektoral dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta, dan akademisi sehingga diharapkan mampu menanggulangi ancaman Global Health Risk,” jelas Febi Dwi Rahmadi.
Sementara itu menurut Irma Prasetyowati, Dekan FKM, kegiatan forum ilmiah diselenggarakan untuk menambah wawawan terkait kondisi kesehatan nasional dan bahkan internasional sekalipun yang sesuai dengan keprofesian kesehatan masyarakat. “Sesuai dengan salah satu tugas kami di kesehatan masyarakat yakni mempromosikan kesehatan dalam arti memampukan masyarakat agar bisa mengontrol determinan kesehatan masyarakat sehingga menjadi masyarakat yang sehat,” tuturnya.
Selain itu, forum ilmiah tersebut diselenggarakan menjelang peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ke 54. Diakhir forum ilmiah, ada pesan kunci yang disampaikan oleh Febi Dwi Rahmadi. “Semua pihak harus bekerja sama dalam hal ini untuk mengatasi Global Health Risk, Indonesia harus memiliki strategi penanganan darurat yang baik, untuk itu tanamkan kebaikan kesehatan sejak dini yaitu mulailah dari keluarga masing-masing,” pungkasnya. (Ahid)[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]