[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 13 November 2018
Pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Pada era SDGs ini perlu upaya lintas sektoral agar tujuan yang telah dicanangkan dalam SDGs bisa segera tercapai.
“SDGs ini harus menjadi agenda bersama tidak hanya agenda pemerintah namun juga juga keterlibatan seluruh pemangku kebijakan lain dan masyarakat diperlukan. Terutama perguruan tinggi harus mengambil langkah strategis melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Prof. Rudi Wibowo Ketua SDGs Center Universitas Jember saat menjadi pemateri dalam workshop dengan tema “Peran Serta Pendidikan Tinggi Vokasi Dalam Implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) di aula gedung Asah Asih Asih Politeknik Negeri Jember, (13/11).
Menurut Rudi, peran serta perguruan tinggi dalam SDGs ini sangat diperlukan. Karena menurutnya sebagai penyelenggara pendidikan tinggi perguruan tinggi harus memiliki keterkaitan antara kurikulum yang diterapkan di kampus dengan tujuan dari SDGs itu sendiri.
“Pengembangan kurikulum yang berlandaskan pada aspek SDGs sudah sepatutnya diberlakukan. Bagaimana arah penelitian para dosen agar mampu memberikan dampak positif terhadap pembangunan berkelanjutan terutama terhadap dampak lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar kampus,” papar Rudi.
Rudi berharap, perguruan tinggi khususnya penyelenggara pendidikan vokasi dapat lebih fokus pada literasi-literasi baru yang saat ini muncul dan berkembang. Literasi big data dan literasi teknologi menjadi bagian penting dalam sebuah kurikulum dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.
“Walaupun demikian literasi humanities juga harus ditekankan karena itu berkaitan dengan bagaimana agar mahasiswa dapat berkolaborasi dan bekerjasama dengan baik dalam sebuah tim. Pengembangan kemampuan wirausaha yang inovatif dan kreatif juga perlu agar setelah lulus dari kampus mereka bisa menjadi manajer menengah yang kreatif dan inovatif atau menjadi pengusaha mandiri yang tangguh,” lanjut Rudi.
Rudi bercerita selama ini SDGs Center Universitas Jember tengah serius dalam memberikan pendampingan pada desa-desa binaan yang ada disekitar Universitas Jember dan beberapa kabupaten diwilayah tapal kuda.
“Saat ini kami banyak mendampingi desa-desa terkait dengan sanitasi maupun pengembangan ekonomi yang berbasis kearifan lokal. Sehingga harapan kami nantinya masyarakat desa binaan menjadi masyarakat yang mandiri dan sejahtera, tentunya hal ini sejelan dengan salah satu tujuan SDGs yaitu menghapus kemiskinan,” jelas Rudi.
Selain itu menurut Rudi, pendampingan dalam pengembangan sistem administrasi desa yang berbasis online juga dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan informasi mengenai data-data yang ada di desa.
“Setiap desa pasti memiliki data informasi mengenai tingkat kesehatan masyarakat, tingkat pertumbuhan ekonomi, jumlah kemiskinan ataupun data penting lainnya. Jika informasi yang ada bisa disederhanakan dan ditata dengan baik tentu akan memudahkan dalam melakukan monitoring data,” pungkas Rudi. [moen]
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]