Perwakilan Mahasiswa Agroteknologi se-Indonesia Berkumpul Di Tegalboto, Sepakat Sebarkan Abu Padi

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 16 November 2018

                Perwakilan mahasiswa Program Studi Agroteknologi/Agroekoteknologi Fakultas Pertanian se-Indonesia berkumpul di Kampus Tegalboto, Universitas Jember. Selama enam hari (13-18/11), 168 peserta yang mewakili 42 Fakultas Pertanian dari PTN dan PTS yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Pertanian Indonesia (Formatani) ini, membahas berbagai isu-isu terbaru di dunia pertanian, melaksanakan Latihan Keterampilan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM), serta membahas program kerja Formatani ke depan. Selain dipusatkan di Kampus Fakultas Pertanian Universitas Jember, kegiatan yang dikemas dalam acara Kemah Tani 2018 ini digelar juga di Universitas Jember Kampus Bondowoso. Salah satu keputusan penting yang diambil dalah Kemah Tani 2018 adalah kesepakatan untuk menyebarluaskan Program Abu Padi ke seluruh nusantara.

                “Abu Padi adalah singkatan dari Abdiku Untuk Pertanian Indonesia, merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang digagas oleh Formatani. Abu Padi adalah bentuk  kontribusi aktif  mahasiswa Program Studi Agroteknologi dan Agroekoteknologi dalam upaya memajukan pertanian Indonesia. Program ini dilaksanakan serentak bersama dari Sabang hingga Merauke untuk meningkatkan kualitas pertanian, sementara untuk jenis program bisa disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing. Kegiatan ini juga bertujuan  untuk membentuk para kader pertanian Indonesia, generasi baru petani nusantara,” ujar M. Solehuddin, Sekertaris Jenderal Formatani di sela kegiatan ramah tamah peserta Kemah Tani 2018 dengan Pemkab Bondowoso, di pendopo Kabupaten Bondowoso (16/11).

Menurut M. Solehuddin, para kader nantinya bertugas untuk melakukan survey lapangan dan mengklasifikasi segala permasalahan yang dihadapi oleh para para petani. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan itulah, kemudian Formatani akan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh para petani itu. “Jadi para kader akan memberikan pendampingan kepada petani mulai dari proses pengolahan lahan, perawatan tanaman hingga pada proses distribusi hasil pertanian. Karena biasanya petani itu selalu bermasalah pada proses pemasaran produk,” imbuh mahasiswa Program Studi Agrotekonologi Fakultas Pertanian Universitas Jember ini. Solehuddin berharap melalui Program Abu Padi ini masa depan pertanian dan petani Indonesia bisa semakin baik. Kegiatan Kemah Tani 2018 sendiri dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Jember di aula Fakultas Pertanian (13/11).

Dalam prakteknya, setiap himpunan mahasiswa Program Studi Agroteknologi/Agroekoteknologi nantinya akan mengirimkan anggotanya sebagai relawan guna melakukan pengabdian ke daerah-daerah tertentu minimal selama lima hari. Para relawan ini bakal mencatat potensi, dan permasalahan pertanian di daerah tersebut masing-masing. “Selain diwujudkan dalam laporan tertulis, kami meminta relawan untuk mendokumentasikan kerja mereka dalam bentuk audio visual, dan menyebarluaskannya melalui media sosial yang mereka kelola. Harapannya potensi pertanian yang ada akan dikenal banyak orang, sementara masalah pertanian yang ada akan segera mendapatkan solusi,” imbuh Aditya Ul Haq Ketua Ikatan Mahasiswa Agroteknologi (Imagro) Fakultas Pertanian Universitas Jember. Rencananya, Program Abu Padi akan dilaksanakan mulai 20 November 2018 hingga 5 Februari 2019. “Insyaallah nanti pada Maret 2019 akan kita umumkan Program Abu Padi terbaik,” imbuh Aditya Ul Haq.

Program Abu Padi mendapatkan tanggapan positif dari peserta Kemah Tani 2018. Salah satunya disampaikan oleh M. Teguh Prabowo yang mewakili Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh Utara. “Kami sudah merancang program pendidikan dan pendampingan penggunaan pestisida yang baik dan benar bagi petani, serta mendorong petani untuk mulai menggunakan pestisida organik. Pasalnya para petani di Aceh Utara masih berpandangan makin banyak menggunakan pestisida maka tanaman bakal tumbuh dengan baik, padahal penggunaan pestisida yang tanpa kontrol akan berdampak buruk bagi masyarakat yang menkonsumsi hasil pertanian,” kata M. Teguh Prabowo.

Selama menjalani LKMM di Kampus Bondowoso (14-18/11), para peserta Kemah Tani 2018 mendapatkan materi bagaimana menganalisis masalah, personal branding, keagroteknologian, manajemen waktu, serta pembahasan program kerja Formatani. Para peserta juga berkesempatan belajar langsung proses usaha penanaman kopi dan pengolahannya dalam lingkup Program Bondowoso Republik Kopi (BRK). Proses belajar dilakukan di Kebun Kalisat, Jampit, milik PTPN XII dan mengunjungi perkebunan kopi rakyat yang ada di Bondowoso. Rencananya rangkaian kegiatan Kemah Tani 2018 akan ditutup dengan wisata bersama ke Kawah Ijen. Sebelumnya, para peserta Kemah Tani 2018 juga berkesempatan melakukan kegiatan out bond di Kampung Wisata Tanoker, Ledokombo, Jember.

Saat berada di Bondowoso, para peserta Kemah Tani 2018 mendapatkan kehormatan diterima oleh Plt. Asisten II Pemkab Bondowoso, Agus Warjito, di Pendopo Kabupaten Bondowso (16/11). Dalam kesempatan tatap muka ini, Agus Warjito, menjelaskan mengenai konsep Bondowoso Republik Kopi yang lebih bertumpu pada perkebunan kopi rakyat. “Pemkab Bondowoso tidak hanya berusaha mengembangkan kopi rakyat dari hulu hingga hilir, namun juga berusaha melindungi usaha kopi rakyat melalui peraturan daerah. Baru Kabupaten Bondowoso yang memiliki peraturan daerah khusus perlindungan dan pengembangan usaha kopi rakyat, yang dalam penyusunannya banyak dibantu oleh akademisi dari Universitas Jember,” tutur Agus Warjito.

Sementara itu dalam sambutannya, Rektor Universitas Jember berharap seluruh mahasiswa peserta Kemah Tani 2018 dapat mengambil pelajaran dari kesuksesan Bondowoso mengelola pertanian dengan program Bondowoso Republik Kopi-nya. “Pasalnya dua puluh tahun lagi, maka Anda-Anda lah yang menjadi pengambil keputusan di bidang pertanian Indonesia, oleh karena itu senyampang ada kesempatan untuk belajar maka harus dimanfaatkan dengan baik,” pesan Moh. Hasan kepada 168 peserta Kemah Tani 2018. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Bondowoso Republik Kopi di pendopo kabupaten, para peserta Kemah Tani 2018 bergeser ke Universitas Jember Kampus Bondowoso guna melakukan penanaman bibit pohon buah di halaman kampus. “Kami menyediakan 215 bibit berbagai tanaman buah seperti durian merah, durian Musang King, jambu crystal, kelengkeng, mangga, jeruk pamelo merah, dan kelapa sawit,” pungkas Aditya Ul Haq. (iim/mun).

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content