[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 11 Januari 2019
Sebanyak 27 mahasiswa Kolej Tun Hussein On (KTHO) Universiti Kebangsaan Malaysia, didampingi lima dosennya mengunjungi kampus Tegalboto selama dua hari (10-11/2). Kedatangan mereka kali ini guna berdiskusi dengan para koleganya dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember terkait pengembangan asrama mahasiswa, dan membicarakan masalah kepemimpinan di masa depan. Mahasiswa asal negeri jiran ini juga berkesempatan belajar budaya di Jember. Rombongan mahasiswa KTHO Universiti Kebangsaan Malaysia yang dipimpin oleh Profesor Madya Nurinsan Kamil bin Othman, diterima secara resmi oleh Zulfikar, Wakil Rektor I beserta Wachju Subchan, Wakil Rektor II yang didampingi Prof. Dafik, Dekan FKIP, di Gedung Rektorat R. Achmad (11/2).
Dalam diskusi terlontar fakta menarik, ternyata di Universiti Kebangsaan Malaysia hanya mahasiswa berprestasi saja yang bisa tinggal di asrama atau kolej. “Ada dua belas kolej di Universiti Kebangsaan Malaysia, salah satunya Kolej Tun Hussein On. Hanya mahasiswa yang secara akademik berprestasi saja lah yang bisa diterima di kolej yang dilengkapi berbagai fasilitas pendukung sehingga memudahkan studi setiap mahasiswa. Bahkan di setiap kolej, mahasiswa kami awasi dan bina secara keseluruhan termasuk keharusan bagi mereka untuk melakukan penelitian sesuai latar belakang pendidikannya. Setiap penghuni kolej juga wajib mengikuti program peningkatan diri seperti public speaking, latihan kepemimpinan dan lainnya,” jelas Profesor Madya Nurinsan Kamil bin Othman yang juga merupakan Pengetua KTHO.
Konsep membina mahasiswa secara paripurna di asrama ala Universiti Kebangsaan Malaysia ini mendapatkan sambutan positif dari Universitas Jember. Menurut Zulfikar, Wakil Rektor I yang membidangi akademik dan kemahasiswaan, cara ini dapat ditiru di Kampus Tegalboto yang memiliki dua unit Rumah Susun Sederhana Sewa Mahasiswa (Rusunawa). “Selama ini Rusunawa di Universitas Jember lebih berfungsi sebagai tempat tinggal yang ditujukan untuk merekatkan dan membina mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah. Contoh pengelolaan asrama di Universiti Kebangsaan Malaysia ini bakal menjadi masukan bagi kita untuk menjadikan Rusunawa tidak sekedar sebagai tempat tinggal saja, namun bisa menjadi sarana meningkatkan softskill mahasiswa,” ujar Zulfikar.
Selain dihadiri jajaran pimpinan di FKIP, kegiatan diskusi juga diikuti oleh mahasiswa dan pegiat unit kegiatan mahasiswa di kampus FKIP. Banyak hal menarik yang terungkap saat mahasiswa dari dua negara ini bertemu. Salah satunya disampaikan oleh Adriana, mahasiswi Faculty of Economics and Management Universiti Kebangsaan Malaysia, yang takjub melihat kondisi Kampus Tegalboto. Pasalnya di Malaysia, kampus adalah kawasan terbatas, tidak sembarang orang boleh masuk. Oleh karena itu hanya mahasiswa, dosen, karyawan dan orang tertentu saja yang memiliki akses ke kampus.
“Tapi di Universitas Jember, kampus Tegalboto terbuka bagi semua orang. Bahkan hari Minggu kemarin kami sempat jalan-jalan di kampus yang ternyata dipenuhi banyak orang yang beraktivitas, termasuk yang menarik ada pasar yah,” cerita Adriana yang bersama kawan-kawannya menyempatkan diri mengunjungi Sunday Market Kreanova di Kampus Tegalboto. Pasar tiap hari Minggu di Kampus Tegalboto yang mewadahi semangat wirausaha dosen, mahasiswa, karyawan dan alumnus Universitas Jember. Menurut Adriana, kampus yang terbuka bagi siapa saja membuat perguruan tinggi serasa tidak berjarak dengan kalangan umum. Mahasiswi berjilbab ini juga tertarik untuk kuliah di Kampus Tegalboto jika ada kerjasama lanjut yang memungkinkan mahasiswa dari kedua perguruan tinggi untuk kuliah di masing-masing kampus, baik di Kampus Tegalboto maupun Kampus Universiti Kebangsaan Malaysia di Selangor. Diskusi kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai pernak pernik kehidupan di kolej yang dipresentasikan oleh mahasiswa Malaysia, serta pengisian kuesioner penelitian terkait karakteristik pemimpin masa depan.
Sementara itu menurut Prof. Dafik, Dekan FKIP, kunjungan dosen dan mahasiswa Universiti Kebangsaan Malaysia kali ini adalah kunjungan balasan setelah dosen dan mahasiswa FKIP berkunjung ke Malaysia pada tahun lalu. “Program kerjasama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia tidak hanya di bidang pertukaran mahasiswa saja, tapi juga di kegiatan penelitian bersama yang sudah melahirkan buku berjudul Cultural, History and Education, yang merupakan kolaborasi antara Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Jember dengan Faculty of Education Universiti Kebangsaan Malaysia. Harapannya kerjasama ini bakal berkembang lebih luas agar target kita untuk mendapatkan pengakuan akreditasi dari ASEAN University Network Quality Assurance dapat terwujud,” pungkas Prof. Dafik.
Di hari Minggu lalu, rombongan mahasiswa dan dosen Universiti Kebangsaan Malaysia berkesampatan berolahraga bersama dengan mahasiswa Universitas Jember. Mereka juga berkesempatan menikmati berbagai destinasi wisata di Jember seperti Pantai Papuma dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Di sela-sela kesibukan berdiskusi, mahasiswa Malaysia juga belajar berbagai kesenian khas Jember dan budaya Indonesia. (iim)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]