[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 4 Maret 2019
Para mahasiswa Universitas Jember, peserta program Kuliah Kerja Nyata periode I tahun akademik 2018/2019 memamerkan berbagai produk dan program yang telah dihasilkan. Pameran digelar selama dua hari di Gedung Soetardjo (4-5/3). Berbagai produk dan program ditampilkan oleh mahasiswa Kampus Tegalboto, dari berbagai produk olahan makanan, kerajinan hingga program desa wisata, desa tanggap bencana hingga desa mandiri. Nantinya dari pameran bertajuk Expo Gelar Produk Desa KKN Universitas Jember dan Digital Market Place Goes to Campus ini, akan dipilih sepuluh produk dan atau program terbaik.
Beragam produk menarik digelar, antara lain aneka produk olahan makanan yang dihasilkan dari Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Diantaranya kripik pisang, sari wortel, sari jelly kunyit, gula semut, kue bagiak dari ganyong dan aneka produk lainnya. Menurut Ilham Budi, salah satu mahasiswa peserta program KKN di Kecamatan Krucil, dirinya dan kawan-kawan sengaja menggali potensi asli Kecamatan Krucil guna dikembangkan lebih lanjut. “Kebetulan Kecamatan Krucil ini ada di kaki gunung Argopuro, jadi memiliki potensi di bidang pertanian dan wisata. Untuk program desa wisata kami pusatkan di Desa Guyangan yang memiliki air terjun yang indah,” jelas Ilham Budi yang merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian.
Program senada dilakukan oleh Sinta Syafrina dari Fakultas Teknologi Pertanian. Dengan bekal ilmu pengolahan pangan yang diperolehnya selama kuliah di Program Studi Teknologi Hasil Pangan, dirinya mengajak warga Desa Pakis, Kecamatan Panti, Jember, mengolah durian menjadi es krim durian. “Desa Pakis dikenal sebagai salah satu penghasil durian di Jember, sayangnya hanya dijual buahnya saja. Kami coba mengenalkan pembuatan es krim durian agar ada nilai tambah, sekaligus memanfaatkan durian yang tidak laku dijual,” tutur Sinta. Selain memberikan pelatihan pembuatan es krim durian, Sinta dan kawan-kawannya menggelar program desa tanggap bencana, mengingat Kecamatan Panti adalah salah satu daerah yang rentan akan bahaya bencana banjir dan longsor. “Untuk pelaksanaan program desa tanggap bencana, kami menggandeng Korps Relawan Kampus,” tambah Sinta.
Sementara itu Widya Putri dan kawan-kawan membantu pengrajin batik di dua desa, Dawuhan Mangli dan Sumber Pakem di Kecamatan Sukowono. “Jumlah pengrajin batik di dua desa tadi makin tahun makin berkurang, sebab anak mudanya lebih memilih bekerja di kota. Akhirnya kami pilih program pelatihan membatik bagi ibu-ibu rumah tangga, agar keberlangsungan batik Sukowono tetap lestari,” kata mahasiswi Fakultas Hukum ini. Untuk pelatihan membatik, Widya mengajak pengrajin batik Sukowono menimba pengalaman ke Yogyakarta, bahkan mengadakan pameran batik Sikowono di Lippo Mall Jember. “Untuk pemasaran batik Sukowono, kami merintis toko online di laman Tokopedia,” imbuh Widya.
Membantu pemasaran berbagai produk desa melalui dunia online memang menjadi salah satu pokok bahasan dalam kegiatan pameran kali ini, seperti yang disampaikan Hermanto Rahman, salah satu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN. “Selain kegiatan pameran, kami menggelar diskusi, salah satunya bertema pengembangan kewirausahaan desa di era digital dengan mengundang para pengusaha yang tergabung dalam HIPMI PT Jember,” jelas hermanto Rahman. Pembicara lain yang hadir antara lain dari USAID dan kalangan internal Kampus Tegalboto.
Sebelumnya, Prof. Achmad Subagio, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember melaporkan, selain bertujuan membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di desa, program KKN juga mengajarkan kepada mahasiswa kemampuan beradaptasi dengan berbagai kondisi kehidupan, dan berlatih bagaimana mencari solusi atas setiap hambatan yang ada. Untuk diketahui, program KKN periode I diikuti oleh 956 mahasiswa yang didistribusikan ke Kabupaten Jember sejumlah 63 orang, ke Kabupaten Situbondo sebanyak 119 orang, ke Kabupaten Probolinggo sebanyak 102 orang, dan yang terbanyak di Kabupaten Bondowoso sebanyak 672 orang. Program KKN periode I dilaksanakan bulan Januari hingga Februari 2019 lalu.
Dalam pidato pembukaannya, Rektor Universitas Jember mengingatkan kepada segenap mahasiswa dan DPL agar tidak berpuas diri dengan pencapaian yang ada. Pasalnya setelah mampu mengangkat potensi desa, maka tantangan selanjutnya adalah keberlanjutan dari program yang sudah ada. “Oleh karena itu butuh kerjasama dengan semua mitra strategis seperti pemerintah, kalangan LSM dan pebisnis agar program yang sudah dimulai oleh mahasiswa dapat berlanjut,” himbau Moh. Hasan. Kegiatan expo gelar produk desa KKN juga dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Jember, Situbondo, Probolinggo dan Bondowoso. (iim)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]