[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Lumajang, 24 Mei 2019
Kesuksesan Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang mendampingi sembilan Puskesmas di Lumajang melalui program Masyarakat Peduli Kesehatan (MPK) sebagai Multi Stakeholder Forum (MSF), mendapatkan apresiasi. Hal ini ditunjukkan dengan diundangnya Nurul Hayati, Ketua Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang sebagai salah satu pemateri dalam rangkaian kegiatan “Lokakarya Penguatan Kapasitas Multi Stakeholder Forum Unit Layanan Puskesmas di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Batu”. Rangkaian lokakarya yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kota Batu bersama Tim Pelaksana Kinerja Kantor Jawa Timur yang didudukung oleh Asian Development Bank ini diadakan dalam dua kali kegiatan, pertama di tanggal 15 Mei lalu dan kedua pada 23 dan 24 Mei 2019.
Dalam lokakarya yang diadakan di aula Dinas Kesehatan Kota Batu, Nurul Hayati memaparkan pengalamannya membentuk dan membina kelompok Masyarakat Peduli Kesehatan (MPK) dalam meningkatkan mutu layanan kepada pasien di sembilan Puskesmas di Lumajang. “Semenjak dibentuknya MPK pada tahun 2012 lalu, kami langsung berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan kesehatan di Lumajang, baik dari unsur pemerintah seperti Dinas Kesehatan, Badan KB, Dinas Pendidikan hingga organisasi kemasyarakatan dan organisasi agama serta tokoh masyarakat setempat. Harapannya, bakal ada inventarisasi masalah yang kemudian ditindaklajuti dengan penanganan masalah,” jelas Nurul Hayati yang juga Ketua MPK Lumajang.
Pembentukan MPK sebagai Multi Stakeholder Forum menjadi satu irisan penting dari puzzle perwujudan tata kelola dalam bidang kesehatan dari sisi pelayanan publik. Fungsi MPK menghubungkan masyarakat dengan unit pemberi layanan, dalam hal ini Puskesmas. Masukan, kritikan, serta permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat dapat dikelola oleh MPK untuk disampaikan kepada Puskesmas guna mewujudkan pelayanan yang semakin berkualitas bagi masyarakat. Pada sisi yang lain masyarakat juga berperan serta dalam proses peningkatan pelayanan publik dari sisi publikasi, dengan berbagi cerita baik yang muncul sebagai hasil dari praktek inovatif dan kreatif yang telah berjalan dan dilaksanakan oleh Puskesmas.
“Dari pengalaman kami di Lumajang, adanya MPK memberikan dampak positif terhadap layanan Puskesmas. Jika dulunya layanannya dirasa lambat, kini sudah proaktif, sudah tidak ada lagi Puskesmas yang kotor setelah permasalahan ini dibawa ke MPK. Adanya MPK memberikan pemahaman kepada masyarakat akan hak dan kewajibannya, sementara bagi Puskesmas lebih sadar akan peran dan fungsinya dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Harapannya mutu pelayanan publik di bidang kesehatan makin meningkat,” tutur Nurul Hayati.
Nurul Hayati lantas menganjurkan agar pemangku kepentingan di bidang kesehatan mengagendakan berbagai kegiatan rutin yang dapat mempertemukan Puskesmas dengan masyarakat, sebagai wadah berkomunikasi, membicarakan, mendiskusikan serta menanggapi suatu hal guna mencapai tujuan bersama dalam upaya peningkatan efektifitas pelayanan publik. “Tujuannya agar Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat dapat memetakan pemangku kepentingan kesehatan yang ada, apakah mereka tergolong stakeholder yang memiliki kepentingan rendah namun pengaruhnya tinggi atau sebaliknya,” imbuh Nurul Hayati lagi.
Sementara itu menurut drg. Kartika Trisulandari, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, rencananya Dinas Kesehatan Kota Batu akan membentuk MPK di dua Puskesmas sebagai proyek percontohan. Pihaknya akan mereplikasian MPK yang sudah dimotori oleh Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang. Di tahap awal akan dibentuk MPK Puskesmas Kota Batu dan MPK Puskesmas Junrejo. Lokakarya diikuti oleh lima puluh peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat, perangkat Dinas Kesehatan Kota Batu, serta instansi terkait.
“Pembentukan MPK di dua Puskesmas di kota Batu diharapkan secara bertahap mampu meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kota Batu. Oleh karena itu kami berterima kasih kepada rekan-rekan dari Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang yang telah berbagi ilmu dan pengalaman, semoga good practices PMK di Lumajang dapat diaplikasikan di Kota Batu,” harap drg. Kartika Trisulandari. (Tim Kampus Lumajang)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]