[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 29 Mei 2019
Pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2019 memakai sistem yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pembeda utama adalah peserta SBMPTN 2019 wajib mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Potensi Akademik. Hasil UTBK inilah yang akan menjadi modal bagi para peserta untuk mendaftarkan diri guna memilih program studi di PTN yang dituju. Tak pelak perubahan ini membuat peserta SBMPTN 2019 yang sudah menerima hasil UTBK bertanya-tanya bagaimana menggunakan nilai yang sudah diterima untuk memilih program studi yang diidam-idamkan.
“Kami di Humas Universitas Jember banyak menerima pertanyaan dari peserta UTBK tentang bagaimana harus memilih program studi berdasarkan nilai yang telah diperoleh, berapa passing grade program studi X, atau apakah dengan nilai seperti ini saya akan diterima di program studi tertentu,” ungkap Agung Purwanto, Kepala Humas dan Protokol Universitas Jember di Kampus Tegalboto (29/5). Untuk membantu para peserta SBMPTN 2019 melakukan prediksi pemilihan program studi di PTN, UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Universitas Jember merintis aplikasi prediksi mobile QuickRank. Aplikasi berbasis Android dan iOS yang dapat diunduh secara gratis ini diharapkan dapat membantu peserta untuk memprediksi peluangnya lolos dalam SBMPTN 2019.
Menurut Agung Purwanto penggunaan aplikasi QuickRank cukup mudah, peserta tinggal memasukkan nomor peserta UTBK, nama, alamat email, provinsi, kabupaten serta nama sekolah, kemudian peserta juga harus memasukkan nilai UTBK yang benar dan memasukkan dua pilihan program studi yang dituju. Selanjutnya aplikasi QuickRank akan melakukan prediksi berdasarkan data nilai dan jumlah pemilih yang memilih program studi tertentu, hingga muncul posisi peringkat peserta diantara sekian banyak peminat di program studi yang sama. “Namun perlu diingat, aplikasi QuickRank hanya sekedar prediksi, oleh karena itu bergantung pada banyaknya peserta yang menggunakan. Makin banyak peserta SBMPTN yang menggunakan aplikasi QuickRank, maka akurasinya makin tinggi,” ungkap Agung Purwanto.
“Dengan adanya informasi data peminat dan kuota di sebuah program studi di semua PTN di tahun sebelumnya, maka peserta dapat mempertimbangkan peluangnya akan lolos atau tidak. Misalnya saja yang bersangkutan ada di peringkat 35 sementara tahun lalu kuotanya hanya 30 kursi maka tentu harus berpikir ulang untuk mencari program studi lainnya,” imbuh Agung Purwanto lagi.
Di akhir penjelasannya Agung purwanto menghimbau agar peserta SBMPTN 2019 yang berminat menggunakan aplikasi QuickRank agar tidak sembarangan memasukkan nomor peserta UTBK-nya. “Hanya nomor yang sudah terdaftar dalam UTBK yang bisa digunakan. Begitu pula sajian pilihan program studi pun juga sesuai dengan kelompok ujian. Jadi tidak bisa peserta kelompok ujian Soshum memilih program studi kelompok Saintek, atau sebaliknya,” pungkas Agung Purwanto. (mun/iim)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]