Selama di Polandia Rosyid Makan Roti Dengan Sambal Kacang

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 9 Agustus 2019
Achmad Fathor Rosyid mahasiswa Program Doctoral Pascasarjana Ilmu Administrasi Universitas Jember menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia dalam program PROM Summer School for PhD Student di Wroclaw University of Economics, Polandia pada akhir Juli 2019 lalu. Di Polandia, Rosyid berbaur dengan 19 peneliti dari 17 negara yang lolos seleksi dan mendapat beasiswa dari Wroclaw University of Economics Polandia.

“Tidak pernah terbayangkan sebelumnya saya bisa belajar dan jalan-jalan ke Benua Eropa. Saya sangat bersyukur Universitas Jember ada MoU dengan Wroclaw University. Karena tanpa adanya kerjasama itu mungkin saya tidak akan terpilih untuk mewakili Universitas Jember dan satu-satunya dari Indonsia,” ujar Rosyid saat ditemui di Kampus FISIP Universitas Jember, (9/8).
Banyak hal menarik yang Rosyid kenang selama 10 hari berada di Polandia. Rosyid mengaku kesulitan merubah makan nasi menjadi roti daging. Namun sayangnya Rosyid kesulitan untuk mencari nasi di Polandia. Beruntung teman-temannya yang penduduk asli Polandia mau membantu Rosyid mencarikan beras dan memasak untuk Rosyid.

“Kalau nasinya sudah matang mereka kirim ke kamar saya untuk makan malam. Soalnya orang Indonesia itu kan belum makan kalo belum makan nasi. Di sana tidak ada nasi, kalaupun ada itu adalah nasi merah yang tidak cocok dengan lidah Indonesia,” katanya.
Sarapan dan makan siang dengan sepotong roti terpaksa Rosyid lakukan selama di Polandia. Sayangnya, campuran roti keju ataupun roti selai adalah makanan yang kurang begitu Rosyid sukai. Beruntungnya dia membawa sambal kacang dari Indonesia yang selalu dia bawa dalam saku selama di Polandia.
“Jadi saat ada jamuan makan saya keluarkan sambal kacang. Kemudian saya campur air hangat dan dimakan bersama roti. Saya jadi bahan tertawaan saat makan bersama karena makan roti tidak seperti umumnya. Kadang di kamar saya masak mie instan, saya bawa setengah kardus,” lanjut Rosyid.

Lain lagi dengan waktu solat, perbedaan antara Indonesia dengan Polandia membuat Rosyid pernah ketinggalan waktu solat. Pada hari pertama di Polandia Rosyid sempat tidak solat Magrib, Isya’ dan subuh. Hal itu dikarenakan saat ini di Polandia sedang musim panas sehingga waktu malam jauh lebih pendek dari pada siang hari.
“Di sana Magrib jam 9 malam, Isyak setengah 12 malam dan Subuhnya jam 2 dini hari waktu Indonesia. Lah hari pertama jam 4 (sore) saya tidur dan baru bangun jam 4 paginya. Jadi saya tidak solat tiga waktu. Mungkin karena kebiasaan dengan jadwal tidur di Indonesia,” kenang Rosyid.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content