[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 13 Agustus 2019
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember gelar dialog publik dengan tajuk “Membangun Jember, Perlu Politik Anggaran Yang Tepat,” (13/8). Acara ini terselenggara atas kerjasama LP2M Universitas Jember dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jember. Kurang lebihnya ada 100 peserta dari seluruh elemen masyarakat mengikuti dialog ini hingga akhir acara di Gedung Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE).
Prof. Achmad Subagio, Ketua LP2M dalam sambutan singkatnya mengatakan, sumbangsih semua elemen masyarakat sangat penting dalam membangun Jember ke depan. Karenanya menurut Subagio kolaborasi itu penting untuk memberikan sesuatu yang lebih kepada pemangku kebijakan di Jember.
“Dialog ini menjadi agenda penting. Karena dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah terkait isu atau wacana yang saat ini menjadi persoalan bersama. Kolaborasi dua pilar masyarakat madani, antara pihak pers dengan Universitas Jember akan menjadi trigger untuk pembangunan Jember yang lebih baik,” ujar Subagio.
Menurut Subagio, dialog yang rencananya akan digelar secara rutin setiap bulan ini diharapkan akan menjadi reverensi bagaimana agar tingkat kesejahteraan masyarakat Jember semakin meningkat. Serapan dari aspirasi masyarakat dalam dialog akan memberikan wacana kepada para dewan perwakilan rakyat terkait bagaimana sebenarnya keinginan masyarakat Jember.
“Setiap bulan akan kami gelar dialog. Tidak masalah berapapun peserta yang hadir yang terpenting adalah bagaimana persoalan-persoalan yang ada dimasyarakat bisa terurai dengan baik. Oleh karena itu tema yang kami bahas adalah tema yang membumi yang menjadi perbincangan hangat di Kabupaten Jember,” imbuh Subagio.
Diakhir sambutannya subagio mengatakan, Universitas Jember akan terus menggali persoalan yang ada di Jember termasuk terkait identitas budaya masyarakat jember sebagai masyarakat Pendalungan. Oleh karena itu Subagio berencana, selain menggelar dialog publik dirinya juga akan segera mengumpulkan para tokoh budaya yang ada di Jember.
“Selama ini kita yakin bahwa identitas Jember sebagai masyarakat dan kota belum sepenuhnya terbentuk. Ke depan kami akan mengumpulkan para pelaku budaya untuk membahas terkait budaya Jember yang sebenarnya,” pungkas Subagio.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]