Bersiap Hadapi Akreditasi, LP3M Universitas Jember Gelar Workshop Undang BAN-PT

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 6 September 2019

Universitas Jember terus berupaya untuk meningkatkan akreditasi di semua program studinya, salah satunya dengan mempersiapkan program studi yang akan menghadapi akreditasi dalam waktu dekat. Apalagi Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) telah memberlakukan instrumen Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) baru berbasis outcome dan output yang dinamakan Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi 3.0. (IAPT 3.0.) dan Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0. (IAPS 4.0.). Untuk menyamakan persepsi terkait instrumen akreditasi baru tersebut, maka Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember menggelar workshop “Pelatihan Penyusunan Instrumen Akreditasi Institusi dan Program Studi di Lingkungan Universitas Jember” di aula lantai 3 Gedung Rektorat (6/9).

Hadir sebagai pembicara pertama, Prof. Rujito Agus Suwignyo, asesor BAN-PT yang banyak menjelaskan mengenai IAPT 3.0. Dalam pemaparannya, Prof. Rujito banyak menjelaskan perubahan antara instrumen penilaian yang lama dengan yang baru. “Bahan dalam Laporan Kinerja Perguruan Tinggi yang baru lebih sederhana sehingga memudahkan perguruan tinggi dalam mengisi borang karena hanya ada laporan kinerja dan laporan evaluasi diri yang meliputi lima bagian besar, sistem baru juga lebih memudahkan para asesor dalam menilai,” jelas Prof. Rujito.

Prof. Rujito kemudian mencontohkan hal baru dalam LKPT berdasarkan IAPT 3.0. “Pada bagian pertama penilaian yakni Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama, maka kerjasama yang dinilai bukan pada banyaknya jumlah MoU yang dijalin, tapi berbasis pada laporan apa yang sudah dilakukan dalam kerjasama yang sudah dijalin. Kemudian pada penilaian tentang mahasiswa, maka jumlah mahasiswa asing yang belajar di sebuah perguruan tinggi kini diperhitungkan,” tutur  guru besar asal Universitas Sriwijaya ini.

Kemudian pada penilaian di bidang Sumber Daya Manusia, maka ada mata penilaian baru yakni rekognisi dosen. Artinya dosen yang menjadi dosen tamu atau peneliti tamu di perguruan tinggi lain baik dalam negeri maupun luar negeri, dosen yang menjadi staf ahli, dosen yang menjadi pembicara di seminar dan kegiatan lainnya bakal mendapatkan nilai. “Dua penilaian lainnya adalah di bidang Keuangan, Sarana, Prasarana dan Perolehan Dana serta penilaian Luaran dan Capaian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Semuanya berbasis pada output dan outcame dan bukannya input procces,” imbuh guru besar di bidang budidaya pertanian ini.

Sebelumnya dalam sambutan pembukaannya, Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember mengingatkan segenap hadirin bahwa akreditasi kini menjadi salah satu faktor penentu bagi calon mahasiswa dan orang tuanya dalam memilih sebuah program studi. Oleh karena itu semua pengelola program studi diharapkan bekerja keras meningkatkan akreditasinya, dan mempertahankan akreditasinya bagi yang sudah memperoleh akreditasi A, “Tidak perlu menunggu masa akreditasi hampir kadaluarsa, jika sudah siap maka dalam waktu dua tahun setelah akreditasi terakhir pun saya harapkan bisa mengajukan re-akreditasi lagi,” harap Moh. Hasan kepada para dekan, dan para ketua program studi di lingkungan Kampus Tegalboto yang hadir.

Di bagian kedua, akan tampil pemateri dari BAN-PT, Sugiyono yang memberikan materi terkait Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0. Sementara itu Akhmad Taufiq, Ketua LP3M Universitas Jember menjelaskan kegiatan workshop kali ini dihadiri oleh 103 ketua program studi dan didampingi oleh para dekan masing-masing fakultas. Selain dihadiri oleh kalangan internal Universitas Jember, LP3M Universitas Jember juga mengundang perwakilan Perguruan Tinggi Swasta yang menjadi binaan Universitas Jember seperti Universitas Moch. Soerudji Jember, IKIP PGRI Jember, STIKES Dr. Soebandi Jember, Akademi Kebidanan Dr. Soebandi, Akbid Bina Husada Jember, STIKES Harapan Bangsa Jember dan lainnya. “Saat ini LP3M Universitas Jember mendampingi 17 program studi yang akan melakukan akreditasi, baik akreditasi untuk kali pertama maupun re-akreditasi” ujar Akhmad Taufiq memungkasi pembicaraan. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content