Pemaparan Visi-Misi Bacarek Universitas Jember 2020-2024 Sukses

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 2 Oktober 2019

Proses pemilihan Rektor Universitas Jember periode 2020-2024 memasuki tahapan pemaparan visi-misi dan program kerja. Delapan Bacarek berkesempatan menjelaskan visi-misi dan program kerjanya di hadapan anggota senat, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa serta perwakilan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di Gedung Soetardjo (1/10). Banyak ide-ide bernas yang dilontarkan oleh tiap Bacarek sehingga jalannya diskusi pun berlangsung hangat. Tak heran jika Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember yang memimpin kegiatan menilai pemaparan visi-misi dan program kerja ini berjalan sukses.

Namun sedikit berbeda, dalam kesempatan kali ini, Bacarek Nurul Ghufron menyampaikan secara resmi sikapnya untuk tidak menyampaikan visi-misi dan program kerjanya karena akan mengemban amanah sebagai Wakil Ketua KPK. Seperti telah diketahui, Dekan Fakultas Hukum ini sudah terpilih sebagai Wakil Ketua KPK periode 2019-2023. “Saya berharap siapa pun yang akan terpilih menjadi Rektor Universitas Jember nanti mampu membawa Kampus Tegalboto lebih baik lagi. Mari kita jaga persatuan Universitas Jember sebab tantangan ke depan makin berat sebab menjadi rektor itu bukan sekedar menjadi kepala sekolah sebuah perguruan tinggi, tapi memimpin ‘pabrik’ calon pemimpin bangsa,” ujar Nurul Ghufron yang sekaligus pamitan, seraya tak lupa meminta doa dan dukungan dari keluarga besar Universitas Jember untuk mengemban amanah sebagai Wakil Ketua KPK.

Kesempatan pertama menyampaikan visi-misi dan program kerja menjadi giliran Prof. Dafik. Pria yang juga Dekan FKIP ini bertekad membawa Universitas Jember masuk tataran World Class University, caranya antara lain dengan menambah program studi yang mendapatkan sertifikasi internasional. Bacarek kedua yang tampil adalah Djoko Poernomo dari FISIP yang menitik beratkan program kerjanya pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di semua lapisan di Kampus Tegalboto. Salah satu program kerja menarik yang disampaikannya antara lain mencetak 15 guru besar, 15 doktor baru dan 15 lektor kepala setiap tahunnya.

Penampil Bacarek berikutnya adalah Agus Luthfi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pria yang juga dikenal sebagai wirausahawan ini antara lain menyoroti kesiapan Universitas Jember dalam rangka berubah menjadi PTN Badan Layanan Umum salah satunya dengan mengembangkan berbagai usaha mandiri. Sementara itu Zulfikar, Bacarek selanjutnya yang juga Wakil Rektor I banyak mendasari program kerjanya dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendongkrak kemajuan Universitas Jember. Sementara itu Bacarek Iwan Taruna dari Fakultas Teknologi Pertanian ingin agar Universitas Jember aktif mengikuti pemeringkatan internasional agar mendapatkan rekognisi di tingkat dunia.

Pemaparan visi-misi dan program kerja diteruskan dengan tampilnya Prof. Bambang Sujanarko dari Fakultas Teknik yang mengusung visi Universitas Jember Bereputasi. Uniknya dirinya menciptakan motto Bumi Raharjo Kartiyasa yang kurang lebih berarti sejahtera dan termasyhur melalui pembenahan regulasi, sinergi dan kemandirian. Kesempatan terakhir pemaparan diberikan kepada I Dewa Ayu Susilowati dari Fakultas Kedokteran Gigi yang juga satu-satunya Bacarek perempuan. Istimewanya, dosen yang akrab disapa Bu Susi ini mengusulkan pemilihan rektor dilakukan dengan musyawarah tanpa voting sejalan dengan semangat sebagai seorang akademisi.

Kegiatan penyampaian visi-misi dan program kerja lantas masuk ke sesi diskusi. Diawali dengan pertanyaan dari Wisnu S. Soenarso, Kapusdiklat Kemenristekdikti yang menjadi utusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Pertanyaan yang ditujukan olehnya kepada semua Bacarek adalah apa program reformasi birokrasi yang akan dilakukan seandainya jadi Rektor Universitas Jember ? Pertanyaan juga muncul dari para anggota senat dan dosen, diantaranya dari Prof. Yuli Witono yang bertanya bagaimana langkah menyelesaikan permasalahan PKl dan rumah warga yang masih ada di seputar Kampus Tegalboto? Sementara Ahmad Maulana, dosen FISIP menanyakan strategi untuk mencetak guru besar.

Pertanyaan juga diajukan oleh perwakilan mahasiswa, diantaranya ditanyakan oleh Ahmad Fairuz Abadi, Ketua BEM Universitas Jember yang menyampaikan aspirasi mahasiswa Universitas Jember Kampus Bondowoso, Lumajang dan Pasuruan yang meminta pemenuhan fasilitas, serta sarana di kampusnya. Sedangkan Ismul Mauludin al Habib, dosen IKIP PGRI Jember yang diundang sebagai stakeholder berharap siapapun yang terpilih menjadi Rektor Universitas Jember selalu mengajak PTS di Besuki Raya untuk maju bersama.

Sebelum pelaksanaan penyampaian visi-misi dan program kerja, seluruh Bacarek sepakat untuk menandatangani pakta integritas yang dibacakan oleh Bacarek I Dewa Ayu Susilowati. Sementara itu menurut Moh. Ali, Ketua Panitia Penjaringan Bacarek Universitas Jember periode 2020-2024, tahapan selanjutnya adalah Rapat Senat Tertutup yang dilaksanakan pada 16 Oktober 2019 guna memilih tiga Calon Rektor Universitas Jember. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content